Kesedihan Soeharto Usai Lengser, Dijauhi, Menteri Membangkang, Uang Gambar Pak Harto pun Tak Laku

Kesepian dirasakan oleh Soeharto yang dulu digelari Bapak Pembangunan ini jelang pengumuman pengunduran dirinya.

Editor: bandot
Kolase/kompas.com
Soeharto dan uang bergambar Soeharto 

Krisis kepemimpinan pada Mei 1998 berdampak terhadap internal kabinet.

Rakyat menginginkan reformasi dan mendesak Soeharto untuk mundur.

Soeharto pun membentuk Kabinet Reformasi, namun ternyata 14 menteri menyatakan untuk tidak bersedia.

Soeharto yang menerima kabar itu pada 20 Mei pun terpukul.

Uang Gambar Soeharto Tak Laku

Sejak Presiden Soeharto lengser segala hal yang berhubungan dengan Bapak Pembangunan itu memang tak laku.

Bukan hanya para pejabat negara yang berusaha menjauhkan hubungannya dengan orang yang berkuasa di Indonesia selama 32 tahun.

 Istri Sendiri Tak Tahu Suaminya Anggota Satuan Rahasia Kopassus, Membedah Isi Sat-81

 Perubahan Perilaku Si Kopi Maut Bikin Heran, Kondisi Jessica Kumala Wongso di Dalam Sel Tahanan

 Pembebasan Sandera MV Sinar Kudus Oleh Kopassus, Denjaka dan Kopaska Melejitkan Letjen Doni Monardo

Namun, uang pecahan Rp 50.000 bergambar wajah Soeharto pun tak laku, bahkan dijauhi masyarakat.

Hal ini dituliskan secara menarik oleh Kompasyang terbit pada 31 Agustus 2000, dua tahun setelah Soeharto jatuh.

Dalam artikel itu digambarkan pedagang hingga pegawai kafe ogah dibayar atau menerima tips uang bergambar Soeharto.

Soeharto
Soeharto ()

Di wilayah Palmerah Barat, misalnya. Seorang pedagang nasi tak mau dibayar pelanggannya dengan uang emisi tahun 1993 atau 1995 itu.

Pedagang nasi itu minta pelanggannya membayar memakai uang lain atau pecahan lain.

"Kalau gambar Soeharto beginian udah kagaklaku lagi. Di mane-mane juga ditolak," kata pemilik warung nasi.

Ogah sial

Saat artikel itu ditulis, uang itu memang sudah ditarik Bank Indonesia sejak 21 Agustus 2000.

Namun, masa penarikan berlaku 10 tahun. Artinya, uang itu baru benar-benar tak dapat digunakan sebagai alat transaksi pada 20 Agustus 2010.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved