Prajurit Kopassus Ini Bebaskan Bocah Lebanon dari Cengkraman Tentara Israel, Ini Kisah Heroiknya
TRIBUNJAMBI.COM- Seorang prajurit Kopassus tak tinggal diam saat melihat bocah Lebanon ditangkap tentara
Selain itu pasukan Indonesia ringan tangan dan selalu memberikan bantuan kepada masyarakat maupun pasukan lain yang membutuhkan pertolongan.
Tak heran jika setiap penugasan pasukan Garuda selalu diterima dengan baik, bahkan seringkali dijamu oleh masyarakat.
Berbeda dengan pasukan perdamaian lainnya yang biasanya selalu dilempari batu saat patroli oleh warga sekitar.
"Pasukan sudah dibriefing, bahwa jika bertemu dengan warga Libanon harus disapa, diberi salam, namun tetap siaga. Ada yang memberi salam, ada yang tetap memantau situasi sekitar," kata Yudha.
Baca: Tabligh Akbar Tahun Baru 2019, Ribuan Jamaah Doakan Indonesia dan Galang Dana Untuk Korban Tsunami
Bukti kalau prajurit Kopassus pandai mengambil hati warga setempat adalah saat misi perdamaian di Sudan
Cerita ini dialami oleh Mayor Umar, perwira Kopassus yang ditugaskan di Sudan pada tahun 2006.
Sudan merupakan satu diantara negara yang dilanda perang saudara yang terjadi berkepanjangan.
Negeri yang hancur karena perang saudara ini mengalami permasalahan di sektor keamanan.
Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan. Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.
Mereka memilih untuk berada di dalam rumah dan tak beraktivitas di luar karena ancaman kekerasan sewaktu-waktu bisa terjadi.
Baca: Sniper SAS Inggris Dianggap Bau Kencur di Hadapan 7 Sniper Tersohor Ini, Ada Sniper Indonesia Lho
Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.
Umar pun pernah satu kali menyambangi rumah warga di sana.
Sudan yang warganya mayoritas muslim memang mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.
Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.
Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga hanya mengambil air minum yang disuguhkan untuk Umar.
Saat melihat kondisi airnya, Umar kaget, warnanya keruh dan yang membuatnya kaget air tersebut diambil dari wadah yang sama untuk memberi minum kuda.
Baca: Sampaikan Pembelaan, Mantan Kadis Bunhut Sarolangun Ini, Menangis di Persidangan
Di negeri yang berada di benua Afrika dan sedang bertikai, air menjadi satu diantara sumber daya yang susah untuk dicari.
Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga yang mereka miliki yakni air.
Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah, sambil menahan nafas ia pun terpaksa meminumnya.
Tapi di kali berikutnya, dia punya trik agar terhindar dari penghormatan yang amat berisiko menimbulkan sakit perut tersebut.
Belajar dari pengalaman tersebut Umar pun kemudian mempunyai trik untuk menolak secara halus setiap kali Ia berkunjung ke rumah warga dan disuguhi hal yang serupa.
Baca: Pesan Pelaksana Tugas Gubernur Jambi Fachrori Umar: 2019 Hijrah Kearah Lebih Baik