Pernah Terjun di Misi Pembebasan Sandera Somalia, Doni Monardo Akan Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPB

Sebelum ditunjuk sebagai Kepala BNBP, jenderal bintang tiga kelahiran Cimahi, Jawa Barat ini menjabat sebagai Wantanas sejak sembilan bulan lalu.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribunnews
Doni Monardo yang Pernah jadi Wakil Komando Operasi Pembebasan Sandera Perompak Somalia 

Ketika Doni Monardo ditugaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia

TRIBUNJAMBI.COM - Nama Doni Monardo menjadi perbincangan, setelah dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baru yang akan dilantik.

Seperti yang diketahui, Doni Monardo merupakan mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

Ia akan dilantik menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) oleh Presiden pada Rabu (2/1/2019).

Pelantikan akan dilakukan oleh Joko Widodo Rabu (2/1/2019) di Istana Negara, Jakarta, pukul 09.00 WIB.

Baca Juga:

Rela Tinggalkan ITB saat Lihat Aksi Kopassus, Doni Monardo, Sosok Kepala BNPB Baru Pilihan Jokowi

Akan Dilantik Jokowi Jadi Kepala BNPB, ini Rekam Jejak Doni Monardo yang Pernah Jadi Danjen Kopassus

Paskal Pasukan Khusus Malaysia yang Dilatih Kopaska, Kenakan Baret Ungu Kagum Dengan Marinir TNI AL

Sebelum menggantikan Willem Rampangilei, Letjen Doni Monardo menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan.

Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengonfirmasi kabar penunjukan Doni sebagai Kepala BNPB.

"Benar, Pak Doni Monardo yang menjadi Kepala BNPB," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP kepada Kompas.com, Selasa (1/1/2019).

Sebelum ditunjuk sebagai Kepala BNBP, jenderal bintang tiga kelahiran Cimahi, Jawa Barat ini menjabat sebagai Wantanas sejak sembilan bulan lalu.

Presiden Jokowi Tunjuk Mantan Danjen Kopassus Doni Monardo Jadi Kepala BNPB
Presiden Jokowi Tunjuk Mantan Danjen Kopassus Doni Monardo Jadi Kepala BNPB (Tribun Jateng)

Doni juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi dan Panglima Komando Daerah Militer XVI/ Pattimura.

Lulusan Akademi Militer tahun 1995 ini sempat menjabat Komandan Pasukan Pengamanan Presiden di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Sutopo Purwo Nugroho berharap Kepala BNPB yang baru harus siap dalam memberikan laporan dan saran yang tepat bagi presiden dalam setiap kondisi darurat.

"Kepala BNPB harus orang pintar, profesional, dan dekat dengan presiden. Soalnya, dalam kondisi darurat bencana, Kepala BNPB harus memberikan laporan kepada presiden setiap saat, baik diminta maupun tidak diminta," kata Sutopo.

Profil Letjen Doni Monardo

Dilansir dari wikipedia, Doni, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini berpengalaman dalam bidang infanteri.

Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

Penempatan pertama langsung pada Komando Pasukan Khusus atau Kopassus tahun 1986 sampai dengan 1998.

Selama di Kopassus dia pernah ditugaskan ke Timor Timur, Aceh dan daerah lainnya.

Pada tahun 1999 hingga 2001, lelaki yang suka kegiatan menembak dan beladiri ini ditugaskan pada Batalyon Raider di Bali.

Kemudian ditarik kembali di Paspampres hingga tahun 2004, lalu mengikuti pelatihan counter terrorism yang dilaksanakan di Korea Selatan.

Baca Juga:

Hal Aneh Terlihat Saat Erix Soekamti Berkunjung ke Makam Andi Seventeen dan Menanyakan Formasi Baru

Ramalan Roy Kiyoshi yang Terbukti Selama Tahun 2018, Mulai Kisah Artis & Bencana Alam Mengerikan

Tunggakan Tagihan Listrik di Jambi Capai Rp 17 Miliar, Pelanggan di 5 Daerah Ini Terbanyak

Pada tahun 2005 sampai dengan 2006 Doni ditugaskan di Aceh.

Setahun di sana, dia kembali ditarik ke Jakarta bergabung dengan Paspampres.

Pada tahun 2006 dipindahkan ke Makassar, Sulawesi Selatan, di Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, atau yang lebih dikenal dengan Kostrad.

Salah satu program yang hingga kini dikenang masyarakat Makassar adalah penghijauan beberapa kawasan tandus di Sulawesi Selatan termasuk di sekitar Bandara Hasanuddin.

Setelah di Makassar, Doni di promosikan menjadi Dan Grup A Paspampres hingga 2010.

Selama bertugas mengawal orang nomor satu di Republik Indonesia ia sudah mengikuti kunjungan Presiden Indonesia ke 27 negara di dunia.

Puas di Paspamres, Doni kemudian diberi kepercayaan menjadi Danrem 061 Surya Kencana Bogor.

Hanya beberapa bulan menjadi Danrem di Bogor, Doni diberi kepercayaan menjadi Wadanjen Kopassus.

Baca Juga:

Ketika Kekuasaan Soeharto Tumbang Karena Tak Dengarkan Teguran Sosok yang Ia Kagumi ini dan Menyesal

Ini Rencana Jahat Dedi dan Sikin Usai Jambret Nenek 70 Tahun

Jokowi Pilih Kenakan Sarung di Malam Tahun Baru, Ternyata Ini Makna Filosofinya

Salah satu tugas yang melambungkan namanya adalah ketika ditugaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Wakil Komando Satuan Tugas untuk pembebasan kapal MV Sinar Kudus yang dibajak oleh perompak Somalia. Atas keberhasilan itu pangkat Doni dinaikkan setingkat menjadi Brigadir Jenderal.

Bulan April 2012 Doni mengikuti pendidikan PPSA XVIII di Lemhannas.

Baru empat bulan di Lemhannas Doni dipromosikan menjadi Danpaspampres.(*)

Doni Monardo Pernah Pimpin Operasi Penyelamatan Sandera oleh Perompak Somalia

Selain kisah membanggakan dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) saat operasi pembebasan sandera pesawat Woyla di Thailand.

Kisah pembebasan sandera lainnya yang mendunia dari angkatan bersenjata Indonesia, juga pernah dialami dalam operasi pembebasan sandera dari pembajak Somalia.

Ya, kala itu TNI Angkatan Darat, Udara dan Lautnya bergabung dalam operasi pembebasan sandera itu.

Kehebatan pasukan TNI terlihat saat Marinir membebaskan WNI yang yang disandera bajak laut Somalia pada 2011.

Aksi itu disebut-sebut mirip film Captain Phillips.

Sosok Doni Monardo, Jenderal yang Bersinar di Kopassus Hingga Ditugaskan di Watannas
Sosok Doni Monardo, Jenderal yang Bersinar di Kopassus Hingga Ditugaskan di Watannas (Serambi Indonesia)

Dilansir tribunjambi.com dari tribunjateng, TNI memburu perompak Somalia, setelah kapal MV Sinar Kudus yang dioperasikan PT Samudera Indonesia dibajak di perairan Laut Arab.

Peristiwa pembajakan itu terjadi pada 16 Maret 2011.

Kapal yang bermuatan ferro nikel yang berlayar dari Sulawesi menuju Rotterdam Belanda.

Presiden SBY kemudian meminta agar dilakukan langkah untuk melindungi WNI yang disandera dan membebaskan MV Sinar Kudus melalui berbagai opsi.

Markas Komando Korps Marinir menerbitkan buku tentang keberhasilan membebaskan sandera tersebut.

Buku setebal 184 halaman itu dibeberkan lengkap, bagaimana rapat-rapat dijalankan, latihan dilakukan, hingga keputusan diambil Komandan Satgas Merah Putih, Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin, untuk menyergap para perompak tersebut.

Operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus merupakan sebuah operasi untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di Somalia.

Baca Juga:

Serentak Seluruh Indonesia, 22 Anggota PPK Kota Jambi Dilantik Hari Ini

Ini Rencana Jahat Dedi dan Sikin Usai Jambret Nenek 70 Tahun

Bersihkan Mejanya saat di Pesawat Kepresidenan, Pramugari Kaget Lihat Tingkah Jokowi

Dalam operasi itu, turut nama Doni Monardo ikut mengangkat keberhasilan misi tersebut.

Doni Monardo yang kini namanya mencuat karena dipilih Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB baru dan segera dilantik, merupakan Wakil Komando Pembebasan Sandera dari Somalia tersebut.

Dalam pembebasan itu, dibentuklah Satgas Merah Putih. Satuan tugas militer ini dibentuk untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak, secara milter.

Satgas melibatkan dua kapal fregat, yaitu KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “Sea Riders” dan LCVP.

Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir (Denjaka) dan Kopaska.

Sebelumnya, kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak Perompak Somalia pada 16 Maret 2011. Kapal itu membawa 20 anak buah kapal (ABK).

Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.

Pembajakan terjadi saat MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia, tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.

Kapal milik PT Samudra Indonesia yang bernama MV Sinar Kudus yang dibajak oleh sekelompok pembajak asal Somalia di perairan sekitar Somalia.
Kapal milik PT Samudra Indonesia yang bernama MV Sinar Kudus yang dibajak oleh sekelompok pembajak asal Somalia di perairan sekitar Somalia. (defence.pk)

Tugas pokok dari Satgas Merah Putih adalah menyelamatkan 20 WNI, membawa kembali atau membebaskan kapal Sinar Kudus, bebas ke Indonesia atau melanjutkan pelayaran ke Eropa seperti rencana sebelum dibajak, dengan pengawalan TNI.

Operasi penyelamatan dimulai

Pada 23 Maret 2011, melalui surat perintah Panglima TNI saat itu, Laksamana Mar Agus Suhartono.

Strategi diatur. Helikopter Bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.

Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.

Namun, keberhasilan fifty-fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.

Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.

Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.

Baca Juga:

Pemkab Sarolangun Tutup Tahun 2018 dengan Tabligh Akbar dan Santuni 1.500 Anak Yatim

Mulai 1 Januari 2019 Tipe Ponsel (HP) Berikut Tak Bisa Lagi Akses WhatsApp (WA)

Dipuji SBY Soal Freeport, Ini Tanggapan Said Didu tentang Kebenaran dan Pembenaran

Akhirnya, pada 30 April, pembayaran dilakukan PT Samudera Indonesia kepada para perompak.

Namun, di tengah waktu itu, para perompak terjadi perselisihan. Pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.

Ada kemungkinan, setelah dibebaskan akan ada kelompok lain yang menyandera.

Misi pembebasan nakhoda kapal Indonesia

Saat itu, pasukan Denjaka (Detasemen Jalamangkara) segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.

Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan. Para perompak juga dihabisi.

Satgas Merah Putih melakukan operasi militer dan melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia, setelah para sandera dibebaskan

Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.

Baca Juga:

Diduga Tak Ikut Tes SKB Namun Dinyatakan Lolos, Peserta Tes CPNS di Batanghari Protes

BREAKING NEWS! Gempa Berkekuatan 5 SR Guncang Pangandaran Pada 19.25 WIB

Komunitas di Tanjabtim Manfaatkan Perayaan Tahun Baru untuk Galang Dana Bantu Korban Tsunami

Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma.

Tanda jasa itu untuk Letkol (Infanteri) Sabri (Danton Ban Sat-801/Gultor), Kolonel (Marinir) Suhartono, (Dandenjaka) dan Letkol (Penerbang) Ronald Lucas Siregar (Pilot Boeing 474-400) yang bertugas dalam misi pembebasan itu.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI JUGA FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved