Kisah Evakuasi Korban Tsunami -Terjebak Reruntuhan hingga Terapung di Laut, Ratusan Orang Hilang
Sudah lima hari sejak bencana tsunami Selat Sunda menerjang pantai di Kabupaten Pandeglang, Serang, Banten, dan Lampung Selatan
Zaenal berkata ia langsung lemas dan kakinya bergetar.
"Itu saya mah getar dari kaki sampai ujung rambut, gabisa ngomong apa-apa saya kang keringat dingin," tutur Zaenal dengan logat Sundanya.
Ia kemudian segera melaporkan kepada Tim SAR agar segera melakukan evakuasi jenazah Deva.

Baca: Awan Hitam Disertai Petir Selimuti Langit Tebo, BPBD Waspadai Cuaca Ekstrem
Baca: Pisau Kukri Senjata Pamungkas Tentara Gurkha Saat Duel dengan Musuh, Ini Asal-Usulnya
2. Temukan Jenazah Temannya
Hal ini dialami oleh Ifan Seventeen yang turut menjadi korban selamat saat tsunami menerjang, dikutip TribunJateng dari TVOne.
Saat kejadian terjadi, Ifan mengatakan dirinya terlempar cukup jauh.
"Jadi saya kelempar cukup jauh, begitu saya nyebrang saya terapung-apung di laut sekitar hampir 2 jam," ujarnya.
Saat itu, ia bersama bandnya tengah bernyanyi di panggung sebuah acara gathering PLN.
Ifan menceritakan bahwa peserta gathering PLN sebagian terlempar ke laut.
"70 persen terlempar ke daratan, sebagian besar selamat, namun 30 persen terlempar di laut sebagian besar meninggal, karena saya melihat kepanikan, tampak orang saling menenggelamkan satu sama lain," ujar Ifan.
Ifan menceritakan bahwa dirinya berhasil mengait box dan menjauh dari kerumunan.
"Saya agak menjauh dari kerumunan orang yang ada di tengah laut, selang beberapa menit suasana sepi dan ternyata sudah meninggal semua," ujar Ifan.
Ketika terapung di tengah laut, Ifan mengatakan dirinya sempat menyerah karena tak kunjung menyentuh pinggir pantai.
Ifan yang sudah sampai di bibir pantai lalu menemukan jenazah kerabatnya, yakni Oki Wijaya selaku road manajer bandnya, dan Bassist Seventeen Bani.
"Di pinggir pantai saya ketemu sama jenazahnya Mas Oki dan Mas Bani dalam keadaan terjepit dan ditolong warga," tambahnya.