Mau Ungkap Kasus yang Geger Ini Malah Hoegeng Dipensiun Cepat, Presiden Soeharto Turun Tangan
TRIBUNJAMBI.COM--Sosok polisi yang terkenal akan kejujuran dan keberaniannya. Namanya begitu melegenda di
Kasus ini terus membesar dan menjadi santapan media. Sejumlah pejabat polisi dan sipil yang anaknya terkait dengan kasus ini coba membantah lewat media massa.
Baca: Tahta Maharaya Bawa Rp 7,63 Miliar ke Temanggung Untuk Menyuap Para Saksi di TPS
Tak disangka, kasus ini terus membesar dan dianggap mengganggu stabilitas nasional.
Presiden Soeharto bahkan sampai turun tangan agar kasus ini berhenti.
Dia meminta agar kasus ini diserahkan ke Tim pemeriksa Pusat Kopkamtib.
Persidangan lanjutan pun digelar.
Polisi mengumumkan tersangka rudapaksa Sum ada 10 orang dan semuanya bukan anak pejabat seperti yang dituding Sum.
Baca: Keluarga Besar Sudah Bermaksud Meminangkan Gadis Pujaannya, Pemuda Ini Malah Gantung Diri
Para terdakwa ini membantah keras dan menyatakan siap mati jika benar merudapaksa.
Hoegeng seperti tersadar. Ada kekuatan besar yang membelokkan kasus ini.
Benar saja. Pada 2 Oktober 1971, Hoegeng dipensiunkan sebagai Kapolri.
Usai dipensiunkan di umur 49, seperti dikisahkan dalam buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono, Hoegeng kemudian mendatangi ibundanya untuk sungkem.
"Saya tak punya pekerjaan lagi, Bu," kata Hoegeng.
Baca: VIDEO: Lapas Klas II B Kuala Tungkal Berikan Remisi Natal 2018 Kepada Lima Warga Binaan
Sang ibunda menjawab tenang. "Kalau kamu jujur dalam melangkah, kami masih bisa makan hanya dengan nasi dan garam," kata sang ibunda.
Kalimat sang ibunda menenangkan hati Hoegeng dan keluarganya.
Dan, hingga akhir hayatnya, Hoegeng tetap setia di jalan kejujuran yang dipilihnya.
Tahun 2001, Gaji Rp 7500
Baca: 4 Fakta Baru Penembakan Anggota TNI di Jatinegara, Pelaku Gunakan Pistol Dinas, Danpuspom Menangis