3 Jimat Titipan Soeharto Kepada Prabowo Sebelum Pimpin Operasi Saat Masih di Militer

Soeharto tercatat pernah memenangkan sejumlah peperangan yang dipimpinnya baik sebelum maupun pasca kemerdekaan.

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase
Prabowo Subianto dan Soeharto 

Berikut penjelasannya:

OJO LALI ( Jangan Lupa), mempunyai makna bahwa kita tidak boleh lupa akan keberadaan kita didunia ini, dari mana kita berasal, hidup kita untuk apa, apa yang telah kita kerjakan selama hidup didunia ini dan pada akhirnya kita akan kembali menghadap-Nya serta mempertanggunjawabkan apa yang pernah kita perbuat selama hidup di akhirat nanti.

OJO DUMEH ( Jangan Sok ), mempunyai maksud bahwa kita tidak boleh arogan (sok) dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sok kuasa atas segalanya, karena diatas kekuasaan yang kita miliki tidak akan pernah abadi, masih ada kekuasaan yang kekal, yang serba MAHA, yaitu TUHAN.

OJO NGOYO ( Jangan Ambisius ), mempunyai tujuan agar kita dalam menggapai suatu cita-cita, harapan dan keinginan tidak boleh terlalu berambisi karena akan merugikan banyak orang termasuk diri kita sendiri, karena akan menempuh berbagai macam cara tanpa memperdulikan dampak dari perbuatan tersebut terhadap orang lain yang pada akhirnya juga akan berimbas pada diri kita sendiri.

Bagian dalam Dalem Kalitan Solo. Dari jauh tampak, antara lain, foto alm Ibu Tien Soeharto dan piagam pahlawan baginya. Penjaga menuturkan mengalami kejadian mistis di ndalem kalitan solo
Bagian dalam Dalem Kalitan Solo. Dari jauh tampak, antara lain, foto alm Ibu Tien Soeharto dan piagam pahlawan baginya. Penjaga menuturkan mengalami kejadian mistis di ndalem kalitan solo (TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI)

Makam dipenuhi pengunjung

27 Januari 2018 tepat menandai 10 tahun meninggalnya Presiden ke dua Indonesia, Soeharto.

Ratusan orang mengunjungi makamnya di Jawa Tengah, sebagian besar adalah pengagum penguasa Orde Baru itu.

Soeharto dimakamkan di kompleks makam keluarga Astana Giribangun di Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah, sekitar 35 km di timur kota Surakarta.

Astana Giribangun berbentuk joglo dan memiliki tiga cungkup atau rumah kubur, salah satunya adalah cangkup Argosari.

Di cungkup inilah terletak makam Soeharto, Siti Hartina atau Ibu Tien, kedua orang tua dan kakak Ibu Tien.

Dan cangkup ini pada hari Sabtu, 10 tahun setelah meninggalnya Soeharto, ramai dengan para peziarah.

Meski tidak ada acara khusus peringatan haul Soeharto, namun sama seperti tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan jumlah peziarah.

Baca: Sudjiwo Tedjo Sebut Senang Melihat Prabowo Menari, Ini Tanggapan Capres No Urut 02

Baca: Tak Ingin Bobrok 5 Warganya Ketahuan, Malaysia Tuduh TNI Culik & Minta Tebusan, Kejadian Sebenarnya

Juru kunci Makam Astana Giribangun, Sukirno mengatakan sudah ada 700 pengunjung hingga siang hari.

Dari jumlah itu sebanyak 200 orang dari partainya Mas Tommy (Tommy Soeharto), Partai Berkarya yang berasal dari Bandung dan Kuningan, " ujar Sukirno.

Sebelumnya, ada rombongan Pangdam XII Tanjangpura, Mayjen TNI Achmad Supriyadi yang berziarah di makam Soeharto. "Rombongan berjumlah 35 orang. Pangdam ini dulunya Danrem Surakarta, " kata Sukirno.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved