Mural-mural Ini Ungkap Semua, Begini Pemerintah China Bikin Propaganda Bagi Kaum Uighur di China
Kampanye ini dipusatkan di bagian barat provinsi Xinjiang, yang banyak dihuni etnis minoritas Uighur Cina yang didominasi Muslim.
TRIBUNJAMBI.COM - Cina menerapkan aturan ketat terhadap apa yang mereka sebut 'terorisme yang didorong oleh ekstremisme agama'.
Kampanye ini dipusatkan di bagian barat provinsi Xinjiang, yang banyak dihuni etnis minoritas Uighur Cina yang didominasi Muslim.
Dalam kesempatan ini tim BBC Cina mendokumentasikan serangkaian mural propaganda yang menarik perhatian di kota Kashgar, di wilayah Xinjiang barat di Cina.
Pemerintah setempat yakin kegiatan-kegiatan agama tersebut juga menyebarkan teror dan mereka berupaya mengendalikan kegiatan keagamaan di wilayah itu dengan memberlakukan aturan ketat pada komunitas Uighur.
Banyak pengamat mengecam dan mengatakan aturan itu justru memperburuk situasi menyangkut teror.
Baca: Lima Warga Sumsel Diringkus Polisi, Bawa Minyak Mentah Ilegal di Batanghari
Baca: Kultwit Mahfud MD, Bongkar Awal Mula Jatuhnya Tambang Emas Terbesar di Dunia ke Freeport
Baca: Dari Penjara Surat Habib Bahar Tersebar: Pertahankan Pondok Pesantren Ini Isi Lengkapnya
Lewat mural-mural propaganda yang menarik perhatian dan menyoroti hubungan Cina dengan etnis Uighur di Xinjiang, ditunjukkan perilaku apa saja yang bisa diterima atau tidak diterima pemerintah Cina.
Poster-poster pembangkit semangtat adalah pemandangan umum di kota-kota di Cina, untuk menyemangati dan mendorong untuk bekerja keras. Tidak jelas siapa yang melukis poster-poster ini, namun keberadaan lukisan-lukisan itu menyiratkan para pelukis itu telah mengantungi izin.
Pemerintah mengungkapkan beberapa orang Uighur diradikalisasi oleh video-video jihad yang dibuat di Pakistan dan Afghanistan dan diakses melalui internet.
Dalam mural di atas, terlihat kaum perempuan Uighur yang mengenakan niqab atau penutup wajah tengah mengunduh dan berbagi materi yang dilarang dengan kaum pria Uighur.
Materi-materi terlarang juga bisa diperoleh lewat berbagai satelit milik pribadi.
Satelit ini memang cukup murah harganya tetapi dilarang dan tidak mengantungi izin di Cina.
Di beberapa tempat, pemerintah melarang para perempuan mengenakan niqab atau penutup wajah.
Penampilan perempuan Uighur di sebelah kiri -yang mengenakan niqab- sangat kontras dengan dua perempuan Uighur di sebelah kanan yang mengenakan pakaian tradisional, yang dianggap dapat diterima oleh pemerintah Cina.
Baca: Yang kalah mingg*t dari Indonesia Status Twitter Jerinx SID Komentari Habib Bahar bin Smith
Baca: Yang kalah mingg*t dari Indonesia Status Twitter Jerinx SID Komentari Habib Bahar bin Smith
Lewat mural-mural ini, orang-orang Uighur yang 'jahat' dilukis dengan warna hitam dan abu-abu, sementara orang Uighur yang taat hukum atau 'baik' dilukis dengan warna-warna cerah dan diapit oleh burung merpati, sebagai simbol perdamaian.
Pemerintah Cina telah menaikkan anggaran kepolisian di provinsi itu dan memenjarakan ratusan warga Uighur, tetapi serangan-serangan kekerasan masih terus berlanjut.
Dalam mural di atas, tampak seorang pekerja pembuat jalan di Cina menggilas orang-orang Uighur yang memegang pisau. Sekali lagi: orang-orang Uighur 'jahat' dilukis dengan warna hitam.
"Gunung pisau dan lautan api" adalah pepatah Cina yang menggambarkan situasi yang sulit dan berbahaya.
Baru baru ini, banyak serangan kekerasan yang menggunakan pisau di Xinjiang dan sekitarnya.
Baca: Sedang Tanding! Live Streaming Persiter Ternate Vs PSM Makassar Babak 64 Besar Piala Indonesia 2018
Baca: Hino Gelar Ranger Customer Gathering di Swiss-Belhotel Jambi, Pererat Hubungan dengan Konsumen
Akibatnya kini orang-orang Uighur dilarang membeli pisau di beberapa bagian wilayah Xinjiang.
Dalam mural di atas, tampak seorang pria menyapu sosok-sosok berwarna hitam, ini adalah penggambaran oleh Beijing bahwa teroris harus dihalau seperti tikus-tikus di jalan.
Ada juga mural serupa yang menunjukkan kapak dengan lambang nasional Republik Rakyat Cina yang menghancurkan teroris, lagi-lagi muncul sosok-sosok dengan warna hitam yang menyeramkan.
Pasukan keamanan bersenjata adalah pemandangan umum yang bisa dilihat di jalan-jalan di Xinjiang.
Pemerintah menempatkan banyak pos pemeriksaan keamanan di jalan-jalan, pintu masuk pasar dan pusat perbelanjaan tempat orang-orang Uighur, khususnya pria-pria muda, dicegat dan diperiksa.
Dalam mural di atas, tampak petugas bersenjata diapit oleh burung-burung merpati yang menggambarkan perdamaian.
Dalam mural yang berikutnya, tampak orang-orang Uighur dan Cina tengah membaca buku bersama-sama di depan bendera Cina.
Pemerintah meyakini kaum Uighur harus memprioritaskan menjadi orang Cina dulu, lalu kemudian menjadi Muslim.
Pemerintah melarang siapapun di bawah usia 18 tahun untuk masuk ke mesjid.
Larangan itu juga berlaku bagi para pejabat pemerintah dan anggota Partai Komunis. Soal beribadah diatur dengan ketat di Xinjiang.
Pemerintah mengatakan anak-anak Uighur harus pergi ke sekolah bukan ke masjid.
Alasannya untuk menjauhkan mereka dari jihad jahat, dan sosok jahat itu mereka gambarkan dengan seorang laki-laki di sebelah kiri mural.
Gambar di sebelah kiri menunjukkan seorang imam menikahkan pasangan Uighur secara diam-diam. Ini bertentangan dengan hukum di Cina.
Pasangan yang akan menikah harus mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mendapat surat nikah.
Baca: Yang kalah mingg*t dari Indonesia Status Twitter Jerinx SID Komentari Habib Bahar bin Smith
Pria Uighur di sebelah kanan memegang sebuah buku tentang aturan pernikahan di Cina. Ini adalah aturan lain yang diberlakukan oleh pemerintah bagi komunitas Uighur untuk mengawasi mereka dalam mempraktekkan agama.
Pemerintah memulai kampanye yang disebut "Project Beauty"atau proyek kecantikan.
Hanya kaum lansia Uighur yang diizinkan menumbuhkan jenggot, sementara perempuan Uighur dilarang mengenakan niqab yang menutupi seluruh wajah
Baca: Selamat Hari Ibu 2018, Berikut Ini Kumpulan Lirik dan Chord Gitar Lagu untuk Ibu, Mengharukan!
Di sini, kaum perempuan Uighur dianjurkan untuk memperlihatkan wajah mereka - untuk menunjukkan kecantikan mereka kepada dunia.
Pemerintah Cina menghendaki lingkungan yang harmonis. Dalam mural ini terlihat perempuan tradisional Han - mayoritas etnis di Cina - berdansa dengan gembira dengan seorang perempuan Uighur.
Selama 30 tahun terakhir terjadi migrasi besar-besaran etnis Han ke wilayah Xinjiang. Kepindahan mereka menciptakan kebencian di antara beberapa orang Uighur yang merasa budaya mereka sedang dilemahkan.
Baca: Habib Bahar Bin Smith Bikin Surat di Balik Jeruji, Begini Kata Kuasa Hukumnya, Tulisan untuk Jerinx?
Gambar-gambar proganda di atas didokumentasikan tim BBC di Kashgar, provinsi Xinjiang, Cina.
Sumber: BBC Indonesia