Latihan Bareng Militer TNI, Navy Seal 'Diajari' Makanan Survival, Aksi Kopassusgab Lumpuhkan Teroris
Setiap kali berlatih bersama para pasukan asing, misalnya US Navy SEAL, pasukan khusus Singapura, pasukan khusus Malaysia, dan lainnya, pasukan khusus
Kehebatan taktik militer hingga seni bertahan hidup milik pasukan elite militer Indonesia memang sudah diakui internasional.
TRIBUNJAMBI.COM - Setiap kali berlatih bersama para pasukan asing, misalnya US Navy SEAL, pasukan khusus Singapura, pasukan khusus Malaysia, dan lainnya, pasukan khusus TNI selalu bersuka cita.
Bukan hanya ilmu peperangan yang diporoleh, seperti pengetahuan teknologi tentang senjata baru, teknik perang jarak dekat terbaru, dan lainnya, mereka juga mendapat menu makanan dan minuman yang lain dari biasanya.
Baca: Fakta Terbaru KKB Papua, Selain Egianus Kogeya Ternyata Ada Panglima Tinggi Lainnya
Baca: Saat Prabowo Subianto Bersama Kopassus Pernah Ditugaskan Buru Ayah Petinggi KKB Papua Egianus Kogeya
Baca: 3 Matra yang Jadi Tulang Punggung Kopassusgab, Personil Terbaik di Setiap Matra
Jika pada latihan yang digelar secara internal pasukan khusus TNI hanya mendapat jatah ransum seperti makanan standar TNI yang diawetkan dalam kaleng (T-2) atau nasi kotak, ketika sedang latihan dengan pasukan khusus asing, jatah menu makanannya bisa dikatakan istimewa.
Ketika sarapan atau makan siang dan juga makan malam, pasukan khusus TNI yang sedang berlatih bersama pasukan asing dari AS, ternyata mendapatkan menu standar orang-orang Barat seperti sandwich, hambruger, dan lainnya plus beragam minuman bersoda yang merupakan kegemaran orang-orang Barat.

Makanan dan minuman yang tersedia ketika pasukan khusus TNI sedang menggelar latihan bersama dengan pasukan khusus asing terbilang melimpah, karena militer asing juga membantu dalam soal penyediaan logistik.
Tapi meski makanan dan minuman bagi pasukan khusus TNI dan asing terbilang melimpah, pasukan khusus TNI masih menyediakan makanan ala Indonesia khususnya untuk keperluan survival.
Buah-buahan yang membuat para pasukan khusus AS terheran-heran pun disediakan saat latihan survival seperti salak, buah mengkudu, pepaya dan nangka mentah, sukun, dan lainnya untuk dicoba dimakan.
Baca: Video - Kata Kapolda Jabar Terkait Penahanan Habib Bahar bin Smith Tersangka Kasus Penganiayaan Anak
Baca: Menpora Imam Nahrawi Penasaran Anak Buahnya Kena OTT KPK, Diduga 5 Orang Diciduk KPK
Ketika pasukan khusus AS sedang mencoba buah salak dan bertanya nama buah itu, umumnya personel pasukan TNI kebingungan karena dalam bahasa Inggris, salak berarti ‘snake fruit’ yang arti harafiahnya adalah ‘buah ular’.

Kulit buah salak memang seperti sisik kulit ular, oleh karena itu buah salak pun dalam bahasa Inggris berarti snake fruit.
Supaya tak membingungkan para pasukan TNI pun selalu menjawab ‘buah salak’ setiap ditanya oleh pasukan asing yang sedang latihan survival.

Namun, kendati para pasukan asing yang sedang latihan bersama pasukan khusus TNI, selalu terjamin menu makanan dan minuman ala Barat-nya, pasukan khusus TNI juga memberikan menu yang akan selalu dikenang oleh para pasukan asing yang sedang latihan bersama.
Yakni, memotong ular dan meminumkan darah ular itu kepada setiap pasukan asing ketika sedang melaksanakan latihan jungle survival, sebagai pertanda bahwa pasukan Indonesia bisa memakan apa saja saat perang di hutan.
Tidak hanya tergantung kepada makanan kemasan atau kalengan yang menjadi andalan tentara asing (AS) dalam peperangan di hutan belantara. (Intisari)
Baca: Diduga Ini Penyebab Jalan Gubeng Ambles, Hingga Live Streaming Kondisi Terkini di Surabaya
Baca: 30 Menit Dicecar Petugas, Melki Akhirnya Tunjukkan Tempat Rahasianya

Kehebatan Kopassusgab Saat Lumpuhkan Teroris
12 Unit helikopter milik TNI meraung-raung di langit kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Heli-heli ini melintas bolak-balik untuk menurunkan pasukan dari Satuan Komando Operasi Pasukan Khusus (Koopssusgab) yang hendak membekuk teroris di Hotel Borobudur.
Heli yang dilibatkan adalah 2 Heli MI-35 dan 6 Heli Bell TNI AD, 2 Heli Bell 412 TNI AL dan 2 Heli TNI AU SA-330 Puma dan NAS Super Puma.
6 Orang dari Satuan Denjaka TNI AL diterjunkan dari heli di atas gedung Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu. Mereka terjun menggunakan parasut dari ketinggian 5.000 kaki.
Baca: Sudah Tahu 10 Fitur Tersembunyi WhatsApp? Yuk, Diintip Satu Persatu
Baca: Video Viral, Jenazah Bocah di Ambon Ini Tiba-tiba Teriak dari Dalam Kubur Saat Hendak Dimakamkan
Setelah berhasil mendarat dengan mulus, 6 orang ini langsung menempati posisi sebagai sniper.
Mereka mencari posisi yang tepat untuk membidik 2 orang teroris yang berada di atap Hotel Borobudur. Meski berjarak cukup jauh, yaitu sekitar 200 meter, mereka harus dapat melumpuhkan para teroris itu.
Tak lama kemudian terdengar 2 kali tembakan di atap Hotel Borobudur.

Door! Door! 2 teroris langsung jatuh tersungkur.
Dengan kelihaian dan ketangkasannya, sniper-sniper itu berhasil melumpuhkan para teroris dalam sekali tembakan.
Salah satu heli yang membawa pasukan langsung diterbangkan menuju Hotel Borobudur.
Mereka diturunkan di atap hotel dengan sistim rappelling.
Tim langsung membuat penambatan untuk rappeling menyisiri gedung bak spiderman.
Baca: Sahabat Ceritakan Penyakit yang Sebabkan Aulia Tasman Meninggal
Baca: BREAKING NEWS: OTT KPK, Pejabat Kemenpora Dikabarkan Ditangkap
Mereka memeriksa teroris yang telah tewas tertembak. Sebagian lainnya terus menyisir gedung dengan berpegangan pada satu tali.
Dhuaar! Tiba-tiba terdengar ledakan keras diikuti nyala api cukup besar di salah satu lantai Hotel Borobudur.
Pasukan ini sengaja mengebom salah satu ruangan agar mereka dapat masuk ke dalam.
Tim langsung menyisir area hotel dan melakukan pengecekan menyeluruh.
Setelah semua aman, tim melaporkan kepada pimpinan.

Mereka kemudian dikumpulkan di Lapangan Banteng untuk mendengarkan arahan dari Panglima TNI Jederal Moeldoko. Operasi ini berjalan lancar.
"Saya berikan apresiasi kepada para prajurit atas kelancaran latihan kali ini. Tidak ada yang cedera, semua lancar.
Seluruh aksi tersebut merupakan rangkaian dari Latihan Penanggulangan Anti Teror (Latgultor) oleh Satuan Koopssusgab.
Satuan elite ini baru saja diresmikan oleh Jenderal Moeldoko.
Mereka adalah pasukan terpilih yang diseleksi dari Sat-81 Gultor Kopassus TNI AD, Denjaka TNI AL dan Satbravo '90 Korphaskhas TNI AU.
Tim ini dididik dan dikarantina di Sentul, namun posisi mereka standby.
"Sehingga (pasukan) bisa bergerak dalam hitungan menit saat dibutuhkan negara," ujar Moeldoko dalam peresmian Satuan Koopssusgab di Monas, Selasa (9/6/2015).
Baca: Aulia Tasman Wafat! ini Sepak Terjangnya Sebagai Rektor UNJA, Pernah Akan Tindak Tegas Oknum Pegawai
Baca: Refleksi Akhir Tahun 2018 APPI, Berharap Masyarakat Paham Hak dan Kewajiban Debitur