Orang Berpengaruh di Papua Ini Sebut Egianus Kogeya Tak Dikenal, Ungkap Tujuan Sebenarnya Aksi KKB
Pimpinan atau komandan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, akhirnya mengungkap jati dirinya ke masyarakat
Tribunjambi.com melansir dari TribunVideo sosok Egianus Kogeya belum banyak dikenal, apalagi memimpin kelompok separtis.
Adalah Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw yang malang-melintang di Papua membocorkan hal tersebut.
Selama 14 tahun berdinas di Bumi Cendrawasih, Irjen Paulus Waterpauw pernah menjabat Kapolda Papua, Kapolda Papua Barat, Wakapolda Papua, Direktur Reserse dan Kapolres Mimika.
Baca: Alasan Pria Bule Nikahi Cewek Indonesia, Bagaimana Nasib Anak Hasil Perkawinan Itu? Ini Hukumnya
Baca: Suara Gemuruh Datang, Anak Indigo Meramal Kejadian Tahun 2019, Paparkan Hal yang Bikin Merinding
Baca: 7 Kisah Cinta Orang Indonesia yang Beruntung Nikahi Bule, Ada yang Bermodalkan Google Translate
Putra asli Fakfak berumur 55 tahun itu sangat paham seluk-beluk daerah setempat.
Termasuk mengenai kelompok bersenjata yang dia sebut sebagai kelompok pemuda 'free man' penembak mati 16 orang pekerja PT Istaka Karya yang membangun jembatan Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, pada 1 Desember 2018 lalu.
Paulus mengaku, KKB berisi pemuda-pemuda yang merasa bebas melakukan apa saja.

"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas. Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa. Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?," ujar Paulus.
Paulus juga mengungkapkan, selama dirinya bertugas, nama Egianus Kogeya tidak dikenalnya.
Ia menyebut, Egianus Kogeya merupakan orang baru.
"Tidak. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru, ya. Saya belum pernah dengar nama itu sebelumnya. Nama pimpinan yang terkenal sekali sampai sekarang itu adalah Goliath Tabuni. Dulu ada Kelik Kwalik (seorang pemimpin separatis senior dan komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM). Kelik meninggal di Timika, 16 Desember 2009, Red). Kalau Egianus itu, saya tidak mengetahui," ucap Paulus.
Terkait OPM, Paulus menyebut tidak ada lagi kelompok Papua Merdeka.
Paulus mengatakan, KKB diisi oleh pemuda-pemuda yang ingin berkuasa di Tanah Papua.
"Secara ideologi, saya pikir tidak ada lagi kelompok yang ingin Papua Merdeka. Sedangkan KKB ini diisi anak-anak muda yang ingin berkuasa di tanah Papua. Mereka yang hidupnya bebas dan bergantung pada kehidupan yang seperti itu," tandas Paulus.
Kepemilikan senjata dari KKB juga dijelaskan Paulus, mereka merampas dari aparat.
Bahkan, kelompok KKB nekat merampas milik aparat yang sedang jalan sendirian.