Kotak Besar di Helikopter Itu Ternyata Senjata Ilegal, Misi Kopassus saat Hentikan Pemasok untuk OPM

Ternyata helikopter itu menurunkan bahan makanan dan peti-peti panjang. Ternyata itu merupakan pasokan senjata ilegal untuk OPM.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota Kopassus TNI AD meneriakkan yel-yel usai peringatan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). 

Apalagi pihak Australia, yang juga diduga disana ada pihak-pihak tertentu yang memberikan dukungan persenjataan kepada OPM, pihak Australia mati-matian menyanggah keterlibatan mereka dalam hal seperti itu.

Pangdam Cenderawasih saat itu, Brigjen Raja Kamil Sembiring Meliala, menerima laporan intelijen bahwa beberapa kali ada helikopter yang datang dengan pintu terbuka di dekat kamp pelintas batas di Blackwater, dekat Vanimo, Papua Nugini.

Surat terbuka KKB Papua untuk Presiden Republik Indonesia
Surat terbuka KKB Papua untuk Presiden Republik Indonesia (Facebook/TPNPB)

Helikopter tersebut menurunkan bahan makanan juga peti-peti panjang.

Peti panjang itulah yang diduga berisi senjata.

Intelijen juga mengidentifikasi penumpang helikopter yang berkulit putih. Artinya, bukan orang Papua atau Papua Nugini.

 Pihak Istana Tak Terlalu Menanggapi Surat Terbuka yang Dikirimkan TPNPB Organisasi Papua Merdeka

 Nikmatnya Kuliner Seafood Kepiting Saus Padang, Ini Cara Masak Praktis

Kemungkinan adanya pengiriman senjata untuk OPM memang tidak mustahil, tetapi kecurigaan itu harus dibuktikan.

Pangdam kemudian melaporkan masalah ini ke Mabes ABRI. Panglima ABRI Jenderal LB Moerdani memutuskan untuk mengambil langkah sendiri untuk mengidentifikasi siapa dan negara mana yang melakukan hal itu.

Caranya dengan menyusupkan pasukan komando masuk ke wilayah Papua Nugini tanpa permisi.

Tugas tersebut lalu dipercayakan kepada Detasemen 81 Kopassandha (nama Kopassus waktu itu).

Sasaran mereka adalah suatu lokasi di wilayah Papua Nugini, sekitar 50 km dari tapal batas perbatasan dengan Indonesia.

Pasukan ini berangkat dari Jayapura dengan helikopter, kemudian di drop di suatu tempat dan melanjutkan misi dengan perahu karet agar tidak terdeteksi otoritas Papua Nugini.

Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Pimpinan Purom Okiman Wenda di Lanny Jaya.
Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) Pimpinan Purom Okiman Wenda di Lanny Jaya. (Omona/Metromerauke)

Perjalanan dini hari menggunakan perahu karet menuju lokasi sasaran terhadang oleh besarnya ombak di perairan sebelah utara PNG. Seorang anggota Kopassandha sampai terluka cukup parah untuk mempertahankan perahu dari terjangan ombak.

Akhirnya, mereka berhasil sampai di titik pendaratan dan langsung bergerak menuju lokasi sasaran. Pasukan komando ini segera mencari tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi penimbunan pasokan senjata. Tetapi, hasilnya nihil.

Tugas operasi belum selesai, mereka harus bisa mendapatkan bukti seperti perintah dari Jakarta.

Mereka pun melanjutkan tugas rahasia tersebut. Setelah menunggu selama dua hari dua malam, akhirnya mangsa yang ditunggu muncul dengan cara sembunyi-sembunyi.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus (Capture/Film Merah Putih Memanggil)
Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved