Pasukan Pemburu KKB ini Ternyata Pernah Bebaskan Peneliti dari Sandera OPM di Belantara Papua

Pasukan Pemburu KKB ini Ternyata Pernah Bebaskan Peneliti dari Sandera OPM di Belantara Papua

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Raider Kostrad Anti-Gerilya 

Pasukan Pemburu KKB ini Ternyata Pernah Bebaskan Peneliti dari Sandera OPM di Belantara Papua

TRIBUNJAMBI.COM - Bukan baru-baru ini saja TNI Angkatan Darat bersinggungan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kita tahu, belum lama ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dikabarkan mengirim satu SSK (Satuan Setingkat Kompi) Yonif 751 Raider untuk memburu KKB di Papua.

Pengiriman ini sebagai respon atas terbunuhnya beberapa pekerja di proyek Trans Papua di Kabupaten Nduga pada 2 Desember lalu.

Gesekan antaran TNI Angkatan Darat, dalam hal ini pasukan Kostrad, dengan OPM juga pernah terjadi pada 1995 lalu.

Baca Juga:

Bukan Kopassus Tapi Sama Mengerikannya! Pasukan Antigerilya Kostrad Inilah yang Diterjunkan Buru KKB

Beredar Kabar TNI Gunakan Bom Serang KKB, Wiranto Angkat Bicara: Tidak Ada!

Kopassus Bantah Turunkan Satgultor 81 yang Akrab Disebut Pasukan Siluman Untuk Buru KKB di Papua

Saat itu, pasukan Kostrad mendapat tugas untuk menyelamatkan tim penelitian yang bernama “Tim Lorentz ’95.

Bagaimana kisahnya?

Tim Lorentz ’95 dibentuk di Jakarta berdasarkan kerjasama antara Biological Science Club (BSsC) dari Indonesia dan Emmanuel College, Cambridge University.

Lembaga BSsC merupakan organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) independen yang didirikan pada 7 September 1969 oleh sekelompok mahasiswa ilmu Biologi Universitas Nasional (UNAS), Jakarta.

Tujuan ekspedisi ini adalah untuk melakukan penelitian terhadap beragam flora dan fauna di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jawawijaya, Irian Jaya—sebelumnya bernama Irian Barat dan sekarang jadi Papua.

Baca Juga:

BREAKING NEWS. Nginap, Pendemo di Kantor Bupati Sarolangun,Dirikan Tenda dan Bawa Peralatan Dapur

Bukan Kopassus Tapi Sama Mengerikannya! Pasukan Antigerilya Kostrad Inilah yang Diterjunkan Buru KKB

Sebulan Lagi Dihadiahi Ginjal oleh Suami, Wanita Muda Ini Malah Bernasib Tragis di Kamar Mandi

Tim ini terdiri atas 11 peneliti. Selain meneliti flora-fauna, mereka juga akan mengaji keterkaitan objek penelitian dengan kehidupan dan pola pikir tradisional suku Nudga di sana.

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa menjadi masukan bagi usaha-usaha pelestarian dan pengembangan Taman Nasional Lorentz.

Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal bagi peran serta masyarakat yang terletak di bagian timur laut taman nasional yang pada 1999 ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO itu.

Penelitian dilakukan antara bulan November 1995 dan Januari 1996.

Anggota tim dari Indonesia terdiri dari Navy Panekanan (28), Matheis Y.Lasamalu (30), Jualita Tanasale (30), Adinda Arimbis Saraswati (25).

Ilustrasi Raider Kostrad
Ilustrasi Raider Kostrad (Jejaktapak.com)
Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved