Kopassus di Bawah Kompi Prabowo Pernah Menangkap Xanana Gusmao, Begini Kisahnya

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak pertanyaan yang menurut saya menggelitik "apasih prestasi seorang Prabowo

Editor: ridwan
Kolase/Ist
BJ Habibie dan Prabowo Subianto 

Lebih memilih menaiki Helikopter bersama prajurit penyerbu padahal telah disiapkan helikopter khusus untuk beliau, para pimpinan Kompi merasa takut akan hal ini karena selain Komandan Pleton Kopassus, apalagi Prabowo Subianto juga berstatus Menantu Presiden Soeharto.

Tidak sampai disitu, pujian demi pujian datang bergantian dari negara lain karena prestasi Kopassus pada saat itu bahkan dikutip grid.id (diakses 27/7/18) Kopassus termasuk daftar Pasukan Elit dunia peringkat Ketiga tapi apakah Prabowo ada andil dalam prestasi ini?

Ternyata setelah menyelam di dalam beberapa kata-kata beliau, saya tertarik dengan kata beliau "lebih baik banyak keringat yang menetes daripada banyak darah yang menetes" karena memang beliau dikenal Pemimpin yang sangat cemerlang dalam meningkatkan pelatihan pasukannya sehingga masih di hormati sampai saat ini oleh para mantan Perwira TNI.

Di bidang olahraga salah satunya beliau orang pertama mengusulkan prestasi membawa nama Indonesia menjadi penakluk Gunung Everest pertama dari Indonesia dan tercatat di MURI, misi ini telah direncanakan oleh Prabowo Sejak lama namun baru ada kesempatan pada saat Beliau menyandang tanggungjawab sebagai Danjen Kopassus.

Ada beberapa sumber pemberitaan yang membuat saya tercengang salah satunya tentik.com (diakses 27/7/18) dengan judul 10 Bukti Kopassus TNI-AD yang dipuji dunia, disitu dikatakan bahwa pada saat operasi pembebasan sandera OPM di Mapenduma Papua, selain aksi tembak menembak para prajurit yang dipimpin prabowo juga mengajari anak-anak papua baca tulis serta menjadi mentri kesehatan di pedalaman Papua.

Masih ingat dengan kerusuhan pada tahun 1998 dimana indonesia tengah dilanda Krisis Moneter yang memaksa presiden Soeharto untuk lengser dari jabatannya? nah Prabowo Subianto boleh dikatakan Pahlawan sebenarnya.

Kenapa? singkat saja yang pertama berdasarkan dokumen Rahasia AS yang saya kupas pada artikel saya sebelumnya, beliau termasuk orang yang sangat faham kondisi kritis bangsa hingga mengusulkan Presiden Soeharto yang tidak lain adalah Mertuanya sendiri untuk mengundurkan diri dari jabatannya karena beliau faham hanya itu penyelesaian hingga kekacauan di ibukota bisa reda.

Kedua rencana Panglima Abri ingin pergi ke malang untuk menghadiri acara yang sama sekali tidak penting ditengah mengamuknya massa di ibukota Jakarta telah dilarang oleh Prabowo namun Pangab Wiranto tetap saja meninggalkan ibukota Jakarta dengan situasi di jakarta saat itu membuat pangdam Jaya Sjafrie Sjamsoeddin kewalahan dikarenakan kekurangan personel.

Pangab Wiranto enggan memberikan izin untuk menggunakan pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan dari luar jakarta namun Prabowo-lah yang kemudian menyewa dua pesawat untuk mengangkut pasukan dari Kostrad ke Jakarta untuk diperbantukan di Ibukota, melihat keihklasan Prabowo untuk meredakan suasana di Ibukota membuat banyak tokoh berunding dan meminta agar Prabowo yang mengambil alih keamanan di Ibukota namun beliau menolak dengan alasan masih ada Pangab Wiranto.

Kisah diatas telah saya baca di beberapa sumber di internet serta buku tulisan Mayjen Kivlan Zen dan belum ada hingga saat ini yang membantah aksi heroik Prabowo Subianto pada masa itu namun banyak yang membuat cerita baru dengan menyebarkan fitnah keji bahwa beliau ingin meng-kudeta pemerintahan pada saat itu, Naudsubillah.

Silahkan anda memutuskan siapa heroik sebenarnya dan siapa yang hanya ingin cari muka dan Jabatan di tubuh pemerintah hingga saat ini.

Berbicara tentang prestasi mungkin kita sudah dikenyangkan dengan prestasi Cemerlang Prabowo Subianto selama Karirnya di Kopassus TNI-AD namun selain itu masih banyak lagi aksi heroik yang saya rasa sulit untuk di ceritakan semua namun kalau masih penasaran teman teman bisa mencari di internet.

Jadi kesimpulan yang bisa saya ambil yaitu jangan pernah menunggu orang untuk memperlihatkan Prestasinya karena orang yang ihlas tidak ada pernah membanggakan dirinya namun kita lah yang harus menengok kebelakang tidak hanya melihat di satu sisi saja, tidak ada manusia yang sempurna namun yang baik adalah orang yang menggunakan kekuatannya demi orang banyak, tidak peduli jika orang itu bukan Superman atau Spiderman namun orang bijak selalu menilai sesuatu menggunakan Akal Sehat bukan hanya Mata Kepala. (sumber: Kompasiana)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved