Ungkap Fakta di Balik Insiden Pembantaian di Nduga, saat Itu Posisi Tak Ada Pengawalan

Mulai 1 Januari 2017, PT Istaka Karya bekerja untuk membangun proyek jembatan Jalan Trans Papua, di wilayah Pegunungan Tengah, Papua.

Editor: Duanto AS
John Roy Purba/Istimewa
Proses evakuasi jenazah di Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga lokasi penembakan yang dilakukan kelompok KKB. 

Dalam proses evakuasi, kelompok ini juga melakukan penembakan terhadap aparat, dua orang anggota luka-luka akibat tertembak.

Sepak Terjang Egianus Kogoya

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembantaian pekerja yang membangun jalan Trans Papua.

Lantas siapa Egianus Kogoya pemimpin KKB di Papua, si otak pembantaian pekerja di Nduga Papua?

Kasus penembakan oleh kelompok bersenjata di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua setidaknya mengakibatkan 19 pekerja PT Istaka Karya meninggal.

Jumlah korban bisa jadi bertambah karena belum bisa dipastikan.

Dilansir dari BBC, para pekerja tersebut sedang merampungkan pembangunan Jembatan Kali Aroak dan Jembatan Kali Yigi.

Sosok Egianus Kogoya Panglima TPNPB pembantai karyawan Istaka Karya (FACEBOOK/TPNPB)
Sosok Egianus Kogoya Panglima TPNPB pembantai karyawan Istaka Karya (FACEBOOK/TPNPB) ()

Pihak Aparat menuding bahwa otak dari penyerangan ini dipimpin oleh Egianus Kogoya, yakni pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

Sidney Jones, seorang pengamat terorisme, menyebutkan, kelompok Egianus Kogoya merupakan sindikat dari Kelly Kwalik, komandan dari sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang tewas dalam penyergapan polisi pada 2009 silam.

Sidney mengatakan bahwa Egianus dan anak buahnya dikenal lebih militan dan mayoritas masih muda.

Mereka pernah membuat keributan pada Juli lalu saat mencegah pelaksanaan pemilu.

"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi. Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika. Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," ujar Sidney Jones kepada BBC News Indonesia.

Sementara itu, Kapendam XVII Cendrawasih Muhammad Aidi menyebut, jumlah anggota kelompok Egianus sebanyak 50 orang.

Menurut Aidi, mereka memiliki senjata lengkap berstandar militer.

Pembangunan jalan Trans Papua menjadi pengusik mereka lantaran selama ini Pegunungan Tengah dikenal sebagai markas OPM.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved