Tak Main-main Basmi KKB, TNI & Polri Sampai Terjunkan Dua Jenderal Untuk Pimpin Operasi Perburuan
Tak Main-main Basmi KKB, TNI & Polri Sampai Terjunkan Dua Jenderal Untuk Pimpin Operasi Perburuan
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tak Main-main Basmi KKB, TNI & Polri Sampai Terjunkan Dua Jenderal Untuk Pimpin Operasi Perburuan
TRIBUNJAMBI.COM - Setelah tragedi berdarah di Papua atas ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Pemerintah pun langsung bergerak cepat mengatasinya.
Aparat keamanan gabungan TNI dan Polri memberikan perhatian serius terhadap kasus penembakan pekerja pembangunan jalan trans Papua.
Untuk menangkap para pelaku, Kapolri dan Panglima TNI menugaskan Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin Siregar bersama Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring.
Kedua Jenderal bintang dua itu akan memimpin langsung operasi penegakan hukum terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) di wilayah Nduga Papua.
Baca Juga:
Kenapa TNI Tidak Mengerahkan Kopassus untuk Memberantas KKB Pimpinan Egiaus Koyoga di Nduga Papua?
Wapres Minta TNI/Polri Gelar Operasi Militer Skala Besar Tumpas KKB, 5 Pasukan Elit ini Disertakan?
Ditantang Perang Oleh Pemimpin KKB, Jusuf Kalla Minta TNI & Polri Gelar Operasi Militer Skala Besar
Seperti diketahui, KKB di bawah komando Egianus Kogoya melakukan penyerangan terhadap para pekerja PT Istaka Karya yang tengah melaksanakan pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Minggu (2/12/2018).
Akibat peristiwa itu, 15 karyawan PT Istaka Karya dan 1 pegawai PUPR meninggal dunia serta 5 orang lainnya masih belum diketahui kondisinya.
Baca Juga:
Apa yang akan Terjadi Bila Operasi Militer Dilakukan di Papua? Ini Analisis Peneliti Senior LIPI
Sedang Nongkrong, Adik Kandung Vicky Prasetyo Diserang Orang Bersenjata, Kaki & Tangan Luka Bacokan
4 Langkah Hidup Bahagia Bersama Sahabat hingga Zodiak yang Bisa Dijadikan Teman Paling Setia
Sementara di Distrik Mbua, kelompok KKB melakukan penyerangan terhadap pos TNI di sana.
Satu anggota TNI meninggal dunia dan 1 anggota luka-luka.
“Beberapa hari ini kami fokus evakuasi terhadap korban yang selamat dan yang meninggal dunia, hingga tadi kami kembalikan jenazahnya ke kampung halaman mereka masing-masing. Rencananya besok Kapolda dan Pangdam dari Timika akan bertolak kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya bersama tim,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Jumat (7/12/2018) malam.
Kamal menjelaskan, beberapa hari ini semua pihak fokus terhadap proses evakuasi terhadap para korban yang ditemukan di lokasi kejadian.

“Mulai besok kami akan fokus mencari sisa korban lainnya. Namun, kami juga akan melalukan pengejaran terhadap para kelompok KKB, untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan mereka,” katanya.
Kapolda dan Pangdam, lanjut Kamal, mulai besok akan kembali ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya untuk memimpin secara langsung pengejaran terhadap para pelaku.
Bahkan, kedua pimpinan aparat penegak hukum itu akan bertolak ke lokasi kejadian.
“Rencananya Kapolda dan Pangdam akan bertolak ke Nduga, untuk memimpin secara langsung pengejaran terhadap para pelaku pelaku. Di sini TNI hanya memback up aparat kepolisian, yang melalukan penegakan hukum,” ujarnya.
Sampai sejauh ini, ungkap Kamal, personel Polri dan TNI masih menguasai wilayah Nduga khususnya Puncak Kabo dan Distrik Mbua, lokasi para karyawan PT Istaka Karya dibunuh.
Baca Juga:
VIDEO Kaki Cepat Cristiano Ronaldo Tipu Bek Inter Milan Senilai Rp 1 Triliun hingga Melongo
Undangan Pelantikan Kagama Jambi di Swiss-Belhotel pada Sabtu, 8 Desember 2018
Ibu Lindswell Kwok Merasa Dijebak, Paparkan Fakta Mengejutkan Jelang Pernikahan
“Personel kami sampai sejauh ini terus berupaya mengejar mereka. Hanya karena kondisi medan lebih dikuasai oleh para kelompok ini, membuat kami mendapat kendala untuk menangkap mereka,” pungkasnya.
Wapres Minta TNI/Polri Gelar Operasi Militer Skala Besar Tumpas KKB, 3 Pasukan Elit ini Disertakan?
Tragedi berdarah yang menewaskan 19 orang di Nduga, Papua cukup menarik banyak perhatian.
Bahkan, sang Pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut, sempat menantang Pemerintah Indonesia dan TNI serta Polri untuk berperang.
Melalui unggahan di akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya, Pemimpin dari KKB tersebut membuat surat terbuka.
Singkat cerita dalam surat terbuka tersebut, KKB siap melakukan perang darat dengan TNI dan Polri.

Tidak hanya itu, satu permintaannya ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pihak TNI dilarang menggunakan Helikopter dan bom untuk berperang.
Nampak tidak siap dengan pertempuran skala besar, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menanggapi sebaliknya.
Indonesia melalui TNI & Polri harus bertindak dengan skala besar.
Menanggapi tragedi itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pun buka suara terkait tewasnya 19 orang pekerja proyek Trans Papua di Nduga.
Baca Juga:
Wilda Situngkir Menang di Miss Supranational 2018 Polandia, Ini 10 Foto Cantiknya
Prof Gunarto Paparkan Cara Oknum Anggota Dewan Balik Modal Nyaleg, DPRD Provinsi Rp 1 Miliar
Erwin Aksa Muncul Sebagai Kandidat Wagub DKI Jakarta, Inikah Solusi Kebuntuan Gerindra-PKS?
Para pekerja menjadi korban pembunuhan keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berafilisisasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Jusuf Kalla berujar jika TNI dan Polri bakal lakukan operasi militer skala besar di Papua.

Operasi tersebut harus digelar karena ada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini dilakukan oleh kelompok bersenjata.
"Kasus ini ya polisi dan TNI harus operasi besar-besaran, karena ini jelas masalahnya mereka (kelompok bersenjata) yang menembak, mereka yang melanggar HAM tentunya," ujar Jusuf Kalla usai pembuka Kongres Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Padang, Sumatera Barat, Kamis (6/12) seperti dikutip dari TribunJambi.com.
Jusuf Kalla juga mengatakan jika selama ini pemerintah sudah melakukan upaya persuasif agar pihak separatis mau kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Namun upaya persuasif pemerintah, TNI dan Polri itu malah dianggap sebagai pelanggaran HAM.
Namun sekarang terbukti siapa pelanggar HAM sebenarnya.
Baca Juga:
Narsis atau Psikopat? Cari Tahu Bedanya Disini, Kita Sering Tak Sadar dengan Ciri-cirinya!
Pernah Coba Broni Wine di Hellosapa? Ini Bahan-bahan Campurannya
Head to Head & Prediksi Susunan Pemain Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang
"Ya sering pola seperti ini ingin lebih soft supaya jangan dituduh kita (pemerintah) yang melanggar HAM, padahal ini yang melanggar HAM itu siapa? mereka kan yang melanggar HAM," ungkap Jusuf Kalla.
Sebelumnya telah terjadi pembunuhan sadis yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya terhadap 19 orang pekerja Trans Papua pada Minggu (2/12) di Nduga.
Dugaan penyebab pembunuhan ketika seorang pekerja trans papua mengambil foto upacara peringatan HUT OPM.
Berang, KKB lantas membantai para pekerja tersebut.
Berikut video pernyataan Jusuf Kalla:
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON JUGA VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
BACA BERITA KAMI TERPOPULER DI TRIBUN JAMBI:

Cuma Diminta Menumpas KKB Saja, Pasukan Raider Kostrad Malah Pernah Hancurkan Pasukan Elit Inggris
Tips Berbadan Atletis dari Jenderal TNI Andika Perkasa, Pamer Otot Bareng Petinggi TNI
Wapres Minta TNI/Polri Gelar Operasi Militer Skala Besar Tumpas KKB, 5 Pasukan Elit ini Disertakan?