Narsis atau Psikopat? Cari Tahu Bedanya Disini, Kita Sering Tak Sadar dengan Ciri-cirinya!
Menurutnya, orang-orang narsis mengangap dirinya spesial, istimewa, merasa berhak dan tidak punya kekurangan.
Apa yang membedakan antara narsis dan psikopat?
TRIBUNJAMBI.COM- Joe Navarro, mantan penyidik FBI dan ahli komunikasi nonverbal sering mendapat pertanyaan di sosial media.
Apa yang membedakan antara narsis dan psikopat?
Joe sendiri dalam artikelnya di Psychology Today, Sabtu (30/12/2017) mengakui ada banyak jawaban tergantung sudut pandang seseorang.
Baca: Pernah Coba Broni Wine di Hellosapa? Ini Bahan-bahan Campurannya
Baca: Live Streaming Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang via Indosiar dan Vidio.com, Kick Off 15.30 WIB
Baca: Kenapa TNI Tidak Mengerahkan Kopassus untuk Memberantas KKB Pimpinan Egiaus Koyoga di Nduga Papua?
Menurutnya, orang-orang narsis mengangap dirinya spesial, istimewa, merasa berhak dan tidak punya kekurangan.
Dengan kata lain, mereka selalu benar dan aturan tidak benar-benar teraplikasi untuknya.
Orang-orang narsis, tambahnya, tidak mampu mengakui kesalahan dirinya juga tidak mampu bertanggungjawab.

Misalnya, kalau ada karya bagus, dia percaya itu berkat dirinya.
Sebaliknya, kalau gagal, dia akan menyalahkan orang lain.
Baca: Prof Gunarto Paparkan Cara Oknum Anggota Dewan Balik Modal Nyaleg, DPRD Provinsi Rp 1 Miliar
Baca: Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru dari Berbagai Negara, Mulai Tidur di Kuburan hingga Pakaian Dalam
Joe Navarro mengutip buku Dangerous Pesonalities, disebutkan, orang narsis ketika menghadapi tantangan, mereka bereaksi dengan tidak marah, tetapi dengan keras atau gigih.
Mereka juga tidak mampu dalam memahami empati, karena mereka menganggap dirinya sempurna, seperti yang ditulis Dr. Stuart C. Yudofsky, pengarang “Fatal Flaws: Navigating Destructive Relationships With People With Disorders of Personality and Character".
Lalu bagaimana dengan psikopat?
Joe Navarro mengakui tidak mudah mendefinisikan apa itu psikopat, dan beberapa ahli psikopat, kriminologi, dan gangguan jiwa pun punya pernyataan berbeda.
Ia menghindari penggunaan istilah psikopat, malah memilih menggunakan istilah 'predator', karena menurutnya istilah ini lebih mudah untuk dipahami.
"Jika tujuannya untuk menjaga keamanan publik, jauh lebih baik memakai istilah yang dapat dimengerti orang lain," katanya.