Kecelakaan Lion Air JT 610

5 Fakta Baru Hasil Penyelidikan Kecelakaan Lion JT 610, Pertemuan Tertutup dengan Keluarga Korban

Satu bulan pasca-kecelakaan pesawat Lion Air JT 610, Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) menggelar pertemuan

Editor: Fifi Suryani
capture kompas tv

4. KNKT temukan fakta Lion Air JT 610 alami kerusakan

lion
Ilustrasi pesawat Lion Air. (KOMPAS.com/ANDRI DONNAL PUTERA)

Baca: Dinilai Bakal Ada Konflik, 2019 Ekonomi Indonesia Diprediksi Bakal Melambat

Baca: Perdebatan Harga Pasar Bikin Pertarungan Pilpres Lebih Rasional, Beri Peluang Petahana

Baca: VIDEO: Minim Biaya, Jenazah Bayi Ini Terpaksa Ditebus Pakai BPKB di Rumah Sakit Kabupaten Cirebon

Baca: Ma’ruf Amin Klarifikasi soal Buta dan Tuli saat Menerima Penyandang Disabilitas

Pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018, ternyata mengalami enam masalah dalam tiga hari.

"Dari data perawatan pesawat, sejak tanggal 26 Oktober, tercatat ada enam masalah atau enam gangguan yang tercatat di pesawat ini," kata Ketua Subkomite Investigasi KNKT Nurcahyo Utomo saat merilis temuan awal jatuhnya pesawat, di Kantor KNKT, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).

Nurcahyo mengatakan, enam masalah yang terjadi itu berkaitan dengan masalah indikator kecepatan dan ketinggian pesawat. Masalah itu masih terus terjadi sampai penerbangan terakhir sebelum pesawat jatuh, yakni pada rute Denpasar-Jakarta pada 28 Oktober.

Hingga akhirnya, pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu jatuh di perairan Karawang saat menempuh rute Jakarta-Pangkal Pinang.

"Ini yang tercatat dalam buku perawatan pesawat," kata Nurcahyo.

Nurcahyo mengatakan, temuan fakta tersebut merupakan laporan awal, yakni laporan yang didapat setelah 30 hari seusai kejadian kecelakaan. Laporan ini bukan merupakan kesimpulan tentang kecelakaan. "Jadi ini adalah mengenai fakta, di dalamnya tidak ada analisis dan kesimpulan, karena faktanya belum semuanya terkumpul," kata dia.

5. KNKT sewa kapal untuk cari CVR

knkt
Pasukan Intai Amfibi, Denjaka, tim investigator dari KNKT Indonesia, Singapuran, serta tim ahli Boeing memeriksa lokasi yang diduga terdapat Cocpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT 610, di perairan Tanjung Karawang, Sabtu (3/11/2018).(KOMPAS.com/DAVID PURBA)

KNKT akan menyewa kapal untuk pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR ). Hal ini diungkapkan oleh Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo, di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa ( 27/11 ) siang.

KNKT berharap, agar pencarian bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. "Kami berharap akan segera mendapatkan kapal, sehingga bisa melakukan pencarian CVR tersebut dalam minggu ini. Kami ( KNKT ) akan berusaha maksimal, sehingga bisa mendapatkan hal-hal atau informasi yang kita butuhkan untuk investigasi sebanyak banyaknya," kata Nur Cahyo.

Kapal yang akan disewa KNKT itu diharapkan memiliki crane dan dapat berhenti di satu titik tanpa menggunakan jangkar.

"Selain crane, kami juga membutuhkan kapal yang bisa berhenti di satu titik tanpa menggunakan jangkar. Karena lokasi jatuhnya pesawat berdekatan dengan pipa bahan bakar milik Pertamina. Sehingga kalau kita menurunkan jangkar, dikhawatirkan bisa mengganggu atau merusak pipa tersebut," kata Nur Cahyo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta Baru Pasca-kecelakaan Lion Air JT 610, KNKT Gelar Pertemuan Tertutup hingga Sewa Kapal untuk Cari CVR"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved