Tak Lupa Pakai Gincu Merah, Kamilia Purba 'Menantang Maut' di Tong Setan

Gincu merah di bibir dan riasan make up menghias paras ayu Kamilia Purba. Sesaat kemudian, dia sudah berputar-putar dengan cepat...

Editor: Duanto AS
The Guardian/Dedi Sinuhaji/EPA via intisari.grid.id
Karmila Purba saat beratraksi dalam tong setan beberapa tahun lalu . 

Ia berkeliling dalam putaran spiral, dari bawah hingga ke atas, dengan posisi menyamping, seakan melawan hukum gravitasi.

Bahkan sesekali ia menambah atraksi dengan mengendarai motor sembari mengangkat kedua kaki di sisi yang sama.

Atraksi ekstrim tersebut ia lakukan tanpa pelindung kepala dan alat pengamanan apapun.

"Kalau jatuh pasti pernah, apalagi ketika saat berlatih. Rasa takut tentu wajar. Tapi saya coba kendalikan ketakutan saya. Tujuannya buat hibur orang, ketika mereka senang sayapun merasakan demikian," kata Kamilia.

Penonton hanya cukup membayar Rp 10 ribu rupiah untuk menyaksikan atraksi Kamilia menunggangi sepeda motornya.

Kamilia pun bersyukur, dari pekerjaanya tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

"Paling senang tentu saat mendapat saweran, itu buat bonus atau sekadar uang jajan. Tapi sedihnya ketika pengunjung yang main-main dengan saweran. Ada yang gak pikir kita mati-matian padahal dia cuma kasih Rp 2 ribu, ya tentu siapa sih yang nggak sedih," pungkasnya.

Wahana adu nyali dan kecermatan

Wahana untuk tong setan ini berupa arena tabung dengan ketinggian 10 meter, yang bagian atasnya semakin melebar berdiameter 8-9 meter dengan kemiringannya hampir 90 derajat.

Banyak julukan untuk atraksi menantang maut ini, mulai dari tong stand, tong edan, hingga roda-roda gila.

Di dalamnya para joki memacu motornya dalam kecematan tinggi, berputar-putar mengelilingi tong.

Mereka bahkan mengendarai motornya dalam posisi horizontal, tak jarang hingga menyentuh bibir tong seakan-akan ingin menyambar para penonton.

Kamilia Purba saat berkendara di Tong Setan.
Kamilia Purba saat berkendara di Tong Setan. (Tribun Medan)

Para penonton pun seperti tidak mau kalah, mereka mengulurkan tangan untuk menyawer para joki.

Atraksi yang seperti tidak mungkin terjadi tersebut sebenarnya dapat dijelaskan dengan gaya fisika.

Gaya gravitasi, gaya gesek lintasan, dan gaya normal berpadu sekaligus sehingga membuat motor tidak terjatuh.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved