Ingin Mendaki Gunung di Akhir Tahun, Tapi Sedang Musim Hujan, Bisa Coba Tips Atasi Hipotermia Ini
Kondisi saat tubuh tak sanggup mengembalikan suhu panas karena suhunya terlalu cepat turun ini bisa berakibat fatal.
TRIBUNJAMBI.COM - Tahun 2018 tidak lama lagi akan berakhir. Dan, tahun baru 2019 pun akan menanti. Biasanya dipenutup tahun, banyak yang mengadakan kegiatan mendaki gunung.
Tentunya agenda mendaki tersebut sedari kini sudah mulai dipersiapkan. Namun, apabila musim hujan, satu penyakit yang bisa terjadi pada para pendaki adalah hiportemia. Penyakit yang satu ini masih jadi satu hal yang paling ditakuti para pendaki.
Kondisi saat tubuh tak sanggup mengembalikan suhu panas karena suhunya terlalu cepat turun ini bisa berakibat fatal. Lantas, bagaimana bila ada satu kawan kita yang mengalami kondisi ini?
Baca: Fakta Tentang Hipotermia yang Menyerang 2 Pendaki Gunung Kerinci, Korban Bisa Kehilangan Akal Sehat
Baca: 4.000 Tahun Lalu, Masyarakat Babilonia Kuno Rayakan Pergantian Tahun pada Bulan Maret
Kenali gejala-gejala hipotermia dan lekas melakukan pertolongan pertama. Hipotermia merupakan kondisi ketika suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius. Suhu dalam ini berbeda dengan suhu luar atau suhu kulit. Suhu tubuh normal adalah 36,5-37,5 derajat Celcius.
Saat kurang dari itu, respon tubuh untuk mengatur suhu akan aktif menyeimbangkan produksi panas dan kehilangan panas dalam tubuh.
Manurut Twitter @Mapala_UI, gejala awal hipotermia meliputi menggigil, ataksia (terganggunya koordinasi otot), lesu, kulit pucat, bibir membiru, takipnea (nafas cepat dan pendek), takikardia (detak jantuk cepat saat beristirahat), mengeluh dan menggerutu.
Pada tingkat yang lebih ekstrim, penderita justru tidak lagi menggigil, ia akan mengalami kekakuan otot, koma, henti nafas, edema paru, hingga meninggal.
Baca: VIDEO: Ini Dia Bocah 4 Tahun yang Rayakan Kemerdekaan ke-73 RI dengan Mendaki Gunung Kerinci
Baca: Pendaki Serbu (Dakibu) Elit Kopassus yang Mampu Mendaki Air Terjun & Laksanakan Misi SAR di Gunung
Berikut tips dan trik dari yang dirangkum TribunTravel.com dari @Mapala_UI untuk menangani hiportemia.
Dalam menangani hipotermia, prinsip dasarnya adalah menjaga panas tubuh penderita dan mengganti bahan bakar tubuh yang mereka bakar hingga menghasilkan panas.
1. Hal yang perlu diperhatikan adalah hangatkan penderita secara pelan-pelan, jangan terlalu cepat.
2. Kenaikan suhu tubuh yang terlalu cepat dapat membuat penderita mengalami iritmia, atau gangguan irama dan detak jantung
3. Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan dalam menangani teman seperjalanan yang mengalami hipotermia
4. Masukkan kedalam shelter (Tenda / Flysheet) untuk melindungi dari angin dan suhu dingin
5. Gunakan matras atau alas, hindarkan penderita dari bersentuhan langsung dengan tanah
6. Jika pendertia menggunakan pakaian basah, segera ganti dengan beberapa pakaian hangat yang kering