Di Papua Nugini, Santet & Roh Kuno Hingga Penyihir Masih Bertahan di Era Moderen Saat ini

Perburuan penyihir terus digalakkan hingga pada 2013 dinyatakan bahwa itu adalah tindak pelanggaran serius.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ancient Origins
Salah satu suku dari daerah pegunungan hutan tinggi melukis diri seperti roh mayat hidup untuk menak 

TRIBUNJAMBI.COM - Papua Nugini adalah salah satu tempat di mana perburuan penyihir masih terjadi.

Perburuan penyihir terus digalakkan hingga pada 2013 dinyatakan bahwa itu adalah tindak pelanggaran serius.

Namun apa yang menyebabkan praktik perburuan penyihir terkadang masih terjadi tidak lain karena suasana sihir dan makhluk-makhluk gaib masih kental di sana.

Dataran tinggi Papua Nugini sendiri merupakan kawasan yang berbahaya.

Beberapa bagian wilayah itu tidak dieksplorasi oleh orang Barat hingga akhir tahun 1930-an.

Masyarakat dataran rendah Papua Nugini telah melakukan kontak dengan dunia luar selama berabad-abad.

Pesona kelapa untuk mengusir roh jahat Ancient Origins
Pesona kelapa untuk mengusir roh jahat Ancient Origins (Ancient Origins)

Bahkan, banyak kawasan dataran tinggi Papua Nugini yang baru sekarang-sekarang ini tercerahkan oleh penjelasan ilmiah modern untuk penyakit.

Sebagian besar orang Papua Nugini kuno menganggap penyebab penyakit, kematian, atau kehilangan ternak adalah ulah sihir dari para penyihir.

Pandangan dunia spiritualis yang mendasar ini masih sangat mempengaruhi keyakinan penduduk di sana.

Efeknya, ketika terjadi sesuatu hal yang buruk, maka perburuan penyihir pun akan digalakkan.

Lebih jauh, perburuan penyihir ini tidak hanya menyisir daerah dataran tinggi, tetapi juga menyebar ke kota-kota.

Baca: Cerita Mengerikan Sopir Grab yang Penumpangnya Hilang Secara Misterius, Uangnya Berubah Jadi Daun

Baca: Satu Keluarga di Deli Serdang Dibunuh Tetangganya, Apa Motifnya?

Perburuan penyihir di Papua Nugini masih akrab di telinga
Perburuan penyihir di Papua Nugini masih akrab di telinga (Ancient Origins)

Pemerintah Papua Nugini secara resmi mengakui ini sebagai masalah serius.

Dalam kasus yang terkenal pada tahun 2013, seorang ibu berusia 20 tahun dibakar hidup-hidup.

Putrinya kemudian juga dituduh sebagai penyihir mematikan dan ikut disiksa, meskipun dia akhirnya diselamatkan.

Saat ini Papua Nugini sedang mengalami industrialisasi yang cepat.

Industrialisasi dan kapitalisme, misalnya, membawa masalah seperti pengangguran dan ketidakamanan keuangan karena fluktuasi ekonomi.

Lebih jauh lagi, perjalanan dan perdagangan global telah membawa lebih banyak penyakit dari generasi sebelumnya, seperti penyebaran HIV.

Baca: Sempat Ditunda, Sidang Tuntutan Kasus Embung Sungai Abang Dijadwalkan Rabu ini

Baca: VIDEO: Unggul Sementara Perolehan Medali, Marching Band Kota Jambi Bawakan Konsep Anime

Topeng tari roh laki-laki dari Desa Kabriman,, Papua Nugini
Topeng tari roh laki-laki dari Desa Kabriman,, Papua Nugini (Ancient Origins)

Masalah-masalah modern yang muncul seperti itu pun kemudian akan dikira berasal dari santet.

Wajar saja, ketika ada yang salah hal pertama yang manusia lakukan adalah mencari penjelasan yang masuk akal.

Sementara, hal-hal magis seperti itu lah yang paling akrab dalam konteks budaya mereka.

Keyakinan tentang sihir begitu tertanam kuat dalam budaya Papua Nugini.

Hal itu lantas membuat roh-roh kuno dan penyihir mematikan seakan-akan tetap 'dirawat' hingga bertahan pada zaman modern

Baca: Seorang Pemulung Teriak Minta Tolong, Kaget Temukan Mayat Dalam Drum

Baca: Bingung, Dituduh Pakai Aplikasi Tuyul Ibu Tua Ini Dipecat Gojek

Banyak masyarakat di Papua New Guinea, terutama masyarakat dataran tinggi, memang baru-baru ini saja terpapar untuk penjelasan alternatif tentang hal-hal yang salah di dunia, termasuk penyakit.

Juga benar bahwa masalah yang dihadapi banyak orang Papua Nugini belakangan ini disebabkan karena industrialisasi. (Intisari.grid.id/Muflika Nur Fuaddah)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved