Detik-detik Massa Beringas Rebut Orang dari Kantor Polisi Lalu Bakar, karena Kabar di WhatsApp

Jenazah gosong dibiarkan di tanah selama dua jam setelah dibakar, sementara jaksa dalam perjalanan...

Editor: Duanto AS
ENFOQUE
Penduduk mengacungkan telepon genggam untuk merekam saat Ricardo dan Alberto dibakar. 

Ayah Ricardo Flores, Jose Guadalupe, mengamati lahan keluarga di Acatlán/BRETT GUNDLOCK.

Menurut pemerintah, lima orang itu sekarang didakwa memicu terjadinya kejahatan dan empat orang lain didakwa melakukan pembunuhan.

Martinez, yang menyiarkan secara langsung adegan kekerasan tersebut, Castelan, yang meminta minyak tanah dan seorang pria yang disebut sebagai Manuel yang membunyikan lonceng. Mereka adalah tiga dari lima orang itu.

Dua orang yang diduga penghasut dan empat terduga pembunuh masih buron, kata polisi.

Kematian Ricardo dan Alberto Flores di kota kecil Meksiko bukanlah peristiwa sejenis satu-satunya. Rumor dan berita palsu di Facebook dan WhatsApp juga menyebabkan kekerasan mematikan di India, Myanmar dan Sri Lanka, selain negara-negara lain.

Di India, sama seperti Meksiko, teknologi membesarkan desas-desus tentang penculik anak di abad ke-21, membuat informasi lebih cepat dan lebih jauh penyebarannya dengan tingkat ketepatan yang lebih rendah.

WhatsApp yang dibeli Facebook senilai US$19 miliar atau Rp281 triliun pada tahun 2014, dikaitkan dengan serangkaian pembunuhan oleh kerumunan orang di India, yang sering kali dipicu berita palsu penculik anak.

Di negara bagian Assam pada bulan Juni, terjadi kejadian yang mirip dengan di Acatlán, dimana Abhijit Nath dan Nilotpal Das mati dipukuli 200 orang.

d

Alberto Flores adalah ayah dari tiga anak perempuan, termasuk Xiamara Kaori Flores/BRETT GUNDLOCK.

Baik WhatsApp maupun Facebook banyak digunakan untuk pemberitaan di Meksiko, menurut laporan Reuters Institute for the Study of Journalism tahun 2018.

Menurut laporan yang sama, 63% pengguna internet di Meksiko mengatakan mereka sangat khawatir atau benar-benar sangat khawatir terkait dengan penyebaran berita palsu.

"Platform digital dipakai sebagai kendaraan untuk menyalurkan yang terbaik dan terburuk dari kita, termasuk ketakutan dan prasangka," kata Manuel Guerrero, direktur School of Communication di Universidad Iberoamericana, Meksiko.

"Dan itu lebih terlihat jika pihak berwajib yang seharusnya dapat menjamin keamanan kita, tidak efektif bekerja," katanya.

d

Tidak banyak orang di Acatlán yang bersedia membicarakan kekerasan yang terjadi pada hari itu/BRETT GUNDLOCK.

Karena ketatnya enkripsi WhatsApp dari ujung ke ujung, asal-usul dari apapun yang dibagikan di app tersebut menjadi sulit dilacak. Perusahaan itu menolak desakan pemerintah India pada bulan Juli untuk membuka enkripsinya dan mengizinkan pemerintah melacak pesan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved