Ultimatum Sekutu yang Ditolak, Picu Pertempuran Dahsyat 10 November di Surabaya

Kemenangan pihak Sekutu pada Perang Dunia II berdampak negatif bagi Indonesia.

Editor: Teguh Suprayitno
Dok. Kompas
Pemberontakan di surabaya sebagai reaksi ultimatum brigjen Malaby dari tentara Inggris pada tgl. 10 November 1945 

Persenjataan infantri Inggris berupa senapan mesin, mortir, satu eskadron tank Stuart, 21 tank Sherman dan Bren Carrier.

Artileri Sekutu juga dilengkapi meriam 25 pound dan Howitser 3,7. Kemudian, juga ada meriam kapal Cruiser Sussex dan 4 Destroyer. RAF menyediakan 12 Musqoito dan Thunderbolt dengan bom-bom seberat 500 pounds.

Kerugian

Pertempuran yang ganas itu berlangsung lebih dari tiga minggu. Kerugian jiwa di pihak Indonesia terbilang banyak dan mencapai ribuan jiwa. Penduduk yang tak ikut peperangan harus mengungsi meninggalkan Kota Surabaya yang ketika itu hancur.

Pihak Inggris pun kehilangan 2 jenderal dan lebih dari 414 perwiranya tewas.

Untuk mengenang peristiwa ini, 10 November diangkat sebagai Hari Pahlawan. Sebab, pertempuran itu dianggap sebagai sumber inspirasi kepahlawanan bangsa dalam perjuangan pasca-kemerdekaan.

Pertempuran ini merupakan perjuangan seluruh lapisan masyarakat tanpa memikirkan kepentingan diri sendiri.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved