Peringatan Hari Pahlawan

Hari Pahlawan: Kisah Cinta Sayuti Melik Pengetik Naskah Proklamasi dengan Pengibar Bendera Pusaka

Menyongsong Hari Pahlawan ini kita akan mengenang kisah cinta Sayuti Melik, sosok pengetik naskah Proklamasi.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
dok
Pengibaran bendera pusaka saat proklamasi 17 Agustus 1945. 

Yang dibahas pun bukan hal yang main-main, seputar teori, strategi, dan siasat perjuangan.

Lalu suatu ketika tanpa disangka-sangka, Sayuti Melik mengatakan hal yang bisa membuat jantung setiap wanita berdegup lebih kencang, termasuk Trimurti.

"Kalau begitu, saudara dapat bekerja sama dengan saya.

"Sebaiknya saudara menjadi istri saya saja," kata Sayuti Melik kepada Trimurti.

Terkejut dengan kata-kata Sayuti Melik ini, Trimurti kemudian meminta waktu untuk berpikir terlebih dahulu.

Keduanya pertama kali bertemu pada 1937.

Baca: KPU Provinsi Jambi Bentuk Adhoc untuk Tambah PPK di Kabupaten Kota

Baca: Heningkan Cipta Serentak 60 Detik, Kendaraan Akan di Hentikan di Muarojambi

Kala itu Trimurti bekerja sebagai pembantu tetap di harian Sinar Selatan, sementara Sayuti Melik juga bekerja di sana sebagai penulis.

Sayuti Melik dan Trimurti memiliki perbedaan pendapat soal politik.

Bukan hanya itu, Trimurti juga masih bertanya-tanya apakah ia mencintai Sayuti Melik, dan begitu juga sebaliknya.

Akhirnya Trimurti pun memutuskan menerima pinangan Sayuti Melik, menikahlah mereka pada 19 Juli 1938.

Meskipun begitu, kehidupan pernikahan mereka tak selalu dilalui bersama-sama.

Baik Sayuti Melik maupun Trimurti sering dijebloskan ke penjara.

Historia menyebut, "Mereka berganti-ganti mengurus rumah tangga mereka dan anak bagi mereka."

Menjalani pernikahan tak membuat Trimurti dan Sayuti Melik lupa akan misi kemerdekaan.

Mereka tetap berjuang dengan cara masing-masing, tapi tetap berusaha melindungi satu sama lain.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved