Pertempuran 10 November di Surabaya, yang Khawatir Malah Penggede Jakarta
Lalu secara demonstratif mereka berdiri di atas atap dan mengelilingi hotel dengan sikap menantang.
Lebih keterlaluan lagi, mereka mulai merampasi senjata dan kendaraan yang ada di tangan rakyat. Jelas ini sangat melukai hati pemerintah dan rakyat.
"Itulah sebabnya pada tanggal 28 Oktober 1945 kita lawan Inggris itu. Persenjataan mereka yang hebat, kita lawan dengan senjata apa adanya!"
Menghadapi perlawanan rakyat itu akhirnya Inggris kelabakan. Mereka mengontak Soekarno di Jakarta untuk datang menentramkan emosi dan amarah rakyat. Menurut pihak Inggris, tidak ada seorang pemimpin di Surabaya yang mampu berbuat demikian.
Bung Karno bersedia datang dan keesokan harinya, bersama Bung Hatta, ia diterbangkan dengan pesawat terbang AU Inggris (RAF).
Kedatangan rombongan Bung Karno tidak diketahui oleh pemuda dan rakyat yang mengepung Lapangan Terbang Morokrembangan.
Karena itu sempat ditembaki dengan gencar. Di tengah- tengah hujan peluru itu Bung Karno dengan tabah dan berani keluar dari pesawat dengan membawa bendera merah-putih.
Bung Karno lalu berunding dengan Mallaby. Sayang hasil perundingan ini tidak menyinggung soal pamflet. Untuk itu perundingan dilanjutkan keesokan harinya dengan ikut hadirnya Jenderal Hawthorn dari pihak Inggris, yang khusus datang dari Jakarta. Hawthorn ini atasan Mallaby.
Perundingan diadakan di kantor gubernur dan berlangsung dalam suasana tegang. Apalagi situasi di luar gedung menambah tegangnya perundingan. Suara dentuman meriam dari kapal perang Inggris di muka pelabuhan masih terus terdengar.
Ditambah lagi bisingnya suara tank-tank, yang berhasil dikuasai TKR, menderu-deru mengelilingi gedung. Lebih-lebih kalau tank-tank itu saban kali harus maju-mundur. Maklum, pengemudinya belum berpengalaman!
Lucunya, justru para pemimpin Indonesia yang paling terpengaruh dengan suara-suara tank itu. Karena tidak tahan, mereka lalu meminta supaya tank-tank itu dihentikan saja. Roes yang waktu itu berada dekat pintu, sambil tersenyum keluar meneruskan permintaan itu.
"Gimana sih, yang gemetar bukannya orang Inggris itu, tapi justru penggede-penggede dari Jakarta itu. Berhenti saja dulu, nanti boleh diteruskan lagi," kata Roes.
Mallaby tewas
Hasil yang penting dari perundingan ini adalah diakuinya TKR oleh Sekutu dan dibentuknya badan penghubung (Kontak Biro) antara tentara Sekutu dan para penguasa Surabaya.
Anggota-anggota Kontak Biro terdiri atas pihak Indonesia dan beberapa perwira Sekutu. Roes termasuk salah seorang dari sembilan orang anggota dari pihak Indonesia.
Selesai berunding, siang itu juga rombongan Bung Karno dan Hawthorn langsung kembali ke Jakarta. Kontak Biro pun segera mengadakan rapat untuk mencari cara bagaimana mengefektifkan perjanjian gencatan senjata yang telah diputuskan sebelumnya.