Pertempuran 10 November di Surabaya, yang Khawatir Malah Penggede Jakarta

Lalu secara demonstratif mereka berdiri di atas atap dan mengelilingi hotel dengan sikap menantang.

Editor: Duanto AS
Insiden perobekan bendera di Hotel Yamato, Surabaya. (East Java provincial government archive gallery/wikipedia) 

Di sinilah Roes ikut aktif berperan. la kemudian juga diangkat sebagai sekretaris Komite Nasional Indonesia (KNI), yang dibentuk atas instruksi dari Jakarta.

Kemudian, 3 September 1945, diproklamirkan terbentuknya pemerintah RI daerah Surabaya, lepas dari pemerintahan Jepang. Bersamaan dengan itu, dibentuk pula BKR (Badan Keamanan Rakyat), yang belakangan menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

Komandannya pada waktu itu drg. Moestopo (kini Rektor Universitas Dr. Moestopo, Jakarta.

Untuk melucuti senjata Jepang, BKR dan pemuda-pemuda Surabaya menyerbu gudang senjata terbesar milik Jepang di Gedung Don Bosco, Sawahan. Hasilnya tidak terhitung banyaknya, sampai-sampai Bung Tomo (yang terkenal dengan pidatonya yang berapi-api lewat Radio Pemberontakan) sempat mengirim senjata sebanyak empat gerbong ke Jakarta.

Di tengah-tengah merebut senjata dari Jepang, orang-orang interniran Belanda dikeluarkan dari kamp tahanan, sebab tidak ada lagi alasan untuk menahan mereka.

"Namun, mereka kemudian mau merebut kembali kekuasaan mereka dulu," ujar Roes. "Karena itu lalu bentrok dengan kita. Puncaknya adalah "insiden bendera" di Hotel Oranje itu."

Sementara itu bentrokan dengan Jepang terus berlangsung. "Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya, mesti dikeroyok dulu," kata Roes.

Jepang diperintahkan Sekutu untuk tidak menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah republik yang baru, sebab menurut mereka pemerintah itu tidak sah.

Pertempuran yang paling hebat terjadi 1-3 Oktober 1945. BKR dan pemuda-pemuda lainnya menyerbu dan berhasil merebut gedung markas Kempetai: polisi militer dan intel Jepang yang terkenal sadis pada waktu itu.

Korban banyak yang jatuh dalam pertempuran ini. Gedung Kempetai berhasil dibakar. Bekas di mana gedung ini berdiri kini dibangun Tugu Pahlawan, di seberang kantor gubernur.

"Sesudah itu sebetulnya kita sudah menguasai kota, tapi kemudian datang Inggris." Inggris sebagai anggota Sekutu datang untuk mengangkut tawanan perang, tapi itu teorinya.

Prakteknya, mereka itu lalu menduduki kantor telepon, kantor pos, jawatan kereta api, radio dan sebagainya. Di belakang tentang Inggris inilah membonceng Belanda, walaupun dalam jumlah yang kecil.

Bung Karno sempat ditembaki

Mendaratnya tentara Inggris dari Brigade ke-49 dengan enam ribu prajurit dipimpin oleh Brigjen Mallaby, mengundang reaksi Gubernur Jawa Timur, Suryo. Ia lalu mengutus empat orang, salah satunya adalah Roes, untuk meminta agar Inggris menghentikan pendaratan pasukannya itu.

Pihak Inggris mengacuhkan permintaan ini, bahkan menyebarkan pamflet-pamflet yang berisikan ancaman: siapa saja yang tidak mau menyerahkan senjata akan menanggung risiko ditembak.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved