Kisah Tentara Bayaran di Medan Perang Yaman Dibeber, Mengejutkan Dikendalikan oleh Tokoh Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah kisah mencengangkan dirilis situs BuzzFeedNews.com, Rabu (17/10/2018). Kisah itu
Al Islah sendiri adalah organisasi di Yaman yang diklaim UEA cabang Ikhwanul Muslimin (Moslem Brotherhood) yang terlarang di Mesir, Saudi, dan Emirat.
Ada sekurangnya 23 sosok di Yaman, yang daftarnya diberikan intelijen UEA ke pasukan bayaran yang di-hire Dahlan bersama Abraham Golan dan Isaac Gilmore.
Mereka menggunakan bendera kontraktor keamanan Spear Operations Group yang berbasis di Delaware, AS. Spear ini mirip dengan kontraktor keamanan lain seperti Blackwater dan Dynn Corp yang legendaris.
Gilmore sendiri eks prajurit pasukan khusus AS yang kenyang pengalaman di medan tempur mematikan di Irak dan Afghanistan.
Sedang Abraham Golan berpengalaman di ladang tempur Balkan. Ia kebal dekat dengan tokoh fenomenal Serbia yang dikenal dengan julukan Motorola alias Arkan.
Dahlan sejak tersingkir dari Palestina setelah kematian Yasser Arafat, pindah dan bermukim di Uni Emirat Arab. Kehidupan baru di jazirah Arab itu benar-benar membalikkan perjalanan hidupnya
Dahlan bergelimang uang dari bisnis perang dan senjata di bawah perlindungan Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan.
Bersama Golan dan Gilmore, Dahlan mengorganisasi order pembunuhan sepenuhnya dari pemerintah dan militer UEA. "Ada banyak target program pembunuhan di Yaman," beber Golan, pria berjambang sangat lebat seperti dikutip BuzzFeedNews.
“Saya menjalankannya," lanjut Golan yang merancang operasi lapangan bersama Dahlan dan Gilmore. Mereka menampung puluhan individu yang memiliki ketrampilan tempur nomer satu.
Setiap bulan, perkongsian bisnis pembunuhan itu menerima bayaran 1,5 juta dolar AS.
Persenjataan dan logistik tempur disediakan pemerintah Abu Dhabi. Daftar tokoh yang harus dilenyapkan diberikan staf militer UEA.
Ditanya mengapa target program pemimpin politik, bukannya sasaran bersenjata. Golan menjawab dikotomi itu hanya berlaku di wacana intelektual belaka.
Ia menyebut, program yang dijalankannya mengadopsi model operasi pembunuhan ala Israel.
Golan tak menepis jika target-target operasinya sebagian diperintahkan langsung Putra Mahkota UEA, Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan.
UEA dan Saudi Arabia berkoalisi di Yaman, namun kadang berkompetisi memperebutkan pengaruh dan kekuasaan di lapangan.
BuzzFeedNews menyatakan bisa memastikan riwayat militer Gilmore di kalangan militer AS. Sedangkan terhadap Golan, belum bisa terverifikasi. Sementara Dahlan sudah jelas riwayatnya.
Media ini juga sudah berusaha meminta konfirmasi ke pemerintah UEA dan Mohammed Dahlan. Namun mereka tidak mendapatkan jawaban hingga laporan itu dirilis.(Tribunjogja.com/xna)