Ini Penjelasan BKSDA Soal Kemunculan Ular Piton di Pemukiman Warga

Sebelumnnya pada pertengahan Oktober lalu warga Mersam juga behasil mengamankan ular piton dilokasi kebun karet warga.

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/abdullah usman
Ular piton yang ditangkap warga di Batanghari 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Abdullah Usman

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Penangkapan ular piton oleh warga yang tidak jauh dari pemukiman, Senin sekira pukul 13.00 WIB, merupakan kali kedua terjadi di Batanghari.

Sebelumnnya pada pertengahan Oktober lalu warga Mersam juga behasil mengamankan ular piton dilokasi kebun karet warga.

Fenomena tersebut, membuat kekhawatiran warga, terutama bagi para petani karet yang kesehariannya mereka berada diperkebunan.

Baca: Suwarno Tangkap Sendiri Ular Piton Panjang 6 Meter, Dengan Menggunakan Karung

Menanggapi hal tersebut Perwakilan BKSDA Cabang Muara Bulian Sartono, saat dikonfirmasi Tribunjambi.com mengatakan, terkait temuan ular piton tersebut dirinya belum menerima laporan. Namun biasanya bila ada penemuan ular jenis piton (sawa) tersebut sudah selesai diwarga.

"Karena ular tersebut bukan termasuk hewan yang dilindungi, jadi biasanya diserahkan ke warga untuk dijual atau dikuliti. Selama ini kita juga tidak pernah menerima ular piton tangkapan dari warga," jelasnya.

Baca: Dikira Dicakar Kucing Peliharaannya, Siapa Sangka Wanita ini Digigit Ular Piton Sepanjang 3 Meter

Dikatakan Sartono, berbeda dengan binatang buas lainnya seperti buaya. Di Batanghari sendiri sudah beberapa kasus penagkapan buaya yang dilaporkan ke BKSDA, karena buaya sudah masuk dalam satwa yang dilindungi.

Menurutnya, maraknya kemunculan hewan buas seperti ular piton dari hutan, masih terbilang proses alami. Dimana saat ini curah hujan cukup tinggi, kemungkinan kawasan hutan yang didiami ular tersebut tergenang banjir dan mangsa yang sedikit.

Baca: Kepala Basarnas Menangis di Hadapan Keluarga Korban Lion Air JT 610, Sebut Tak Akan Menyerah

Sehingga memaksa ular tersebut berpindah lokasi yang kebetulan berada diperkebunan dekat pemukiman warga.

"Kalo kita hanya bisa menghimbau bagi warga ubntuk tetap waspada, karena tidak jarang ular tersebut ada yang berukuran besar dan mampu memangsa manusia. Ukuran sedang saja sudah bisa memangsa anak babi," paparnya, kepada Tribunjambi.com.

Baca: Dari 105 Kantong Jenazah yang Diterima Tim DIV, Tak Satu Korban Lion Air Pun Ditemukan Giginya

Ditambah, untuk jenis hewan merayap ular sendiri memang sedikit sulit untuk menandainya. Melihat ulat tersebut tidak meninggalkan jejak ketika berpindah dan ketika diam juga sulit untuk diketahui keberadaannya.

"Terkadang kita tidak tahu posisi ular tersebut tidur atau siap menyerang, intinya kita yang beraktifitas dihutan dan kebun harus berhati hati dan waspada ," bebernya. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved