Kopi Pagi

Kenapa Jokowi Nomor Satu, Prabowo Nomor Dua? Inikah Makna Nomor dan Aura Pemimpin?

Nomor urut pilpres, kuat manakah pengaruhnya antara 1 dengan 2? Siapa beruntung; Jokowi atau Prabowo?

Penulis: Dodi Sarjana | Editor: Dodi Sarjana
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto (kanan) saling berpelukan disela menyaksikan Pencak Silat Asian Games 2018 di di Padepokan Pencak Silat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Rabu (29/8). ANTARA FOTO/Kumparan/INASGOC/Aditia Noviansyah/pras/18. - ANTARA FOTO/Kumparan/INASGOC/Aditia Noviansyah/pras/18 

Bagaimanapun nomor urut 1 dan 2 untuk pilpres mendatang sudah diputus siapa pemiliknya.

Masing-masing pasangan pemilik nomor tersebut suka-tidak suka, mau-tidak mau, harus menyakininya sebagai nomor keberuntungan masing-masing.

Baca: Manchester United vs Juventus, Prediksi Line Up, dan Strategi Meraih Poin Penuh

Baca: Ramalan Zodiak 23 Oktober 2018, Cancer Bakal Terserang Gosip, Taurus Stabil

Yang pasti, dalam kiprah kampanye nanti, mereka justru dituntut untuk membuat nomor urut tersebut menjadi lebih ber-aura.

Mereka harus bisa menyakinkan masyarakat bahwa nomor yang mereka punyailah yang cocok untuk dicoblos nantinya.

Seribu satu cara mungkin sudah direncanakan tim sukses pilpres 2019 guna memikat calon pemilih. Daftar "janji kampanye" mungkin telah diketik rapi.

Tinggal disuarakan. Atraksi unik hingga "nakal" pasti telah dipersiapkan. Intinya, para pemilih akan dirayu. Rayuan siapa yang paling manjur? Terlalu dini menjawabnya sekarang.

Ribuan bahkan puluhan juta simpatisan akan dihadirkan tim sukses guna membangun psikologis masyarakat akan kuat dan hebatnya calon pemimpin yang diusung.

Membentuk psikologi massa pemilih akan kekuatan dan kehebatan calom pemimpin di satu sisi mungkin efektif. Tapi di sisi lain, kampanye yang tak terkontrol dan buruk bisa mempengaruhi dan menciptakan persepsi buruk masyarakat terhadap calon tersebut.

Perlu kita ingat, kampanye pada dasarnya adalah bagaimana memenangkan hati masyarakat dengan memberi contoh yang baik. Karenanya tim sukses dan calon pemimpin ditantang untuk kembali membangun optimisme masyarakat bahwa calon pemimpin yang bersangkutan dapat dipercaya. Kampanye bisa dijadikan langkah awal.

Bukan hanya ajang sesumbar.

Sementara nomor urut, tetaplah nomor.

Dia akan memberikan makna baik jika pembawanya juga berkelakuan baik. Lalu kenapa Jokowi mendapat nomor urut 1 dan Prabowo mendapat nomor 2? Itu hanya “cara” atau “alat” untuk memudahkan masyarakat memilih. Karena tak mungkin bisa dipilih jika nomornya sama. (RHR Dodi Sarjana) ****

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved