Tiga Tokoh Militer yang Pernah 'Mempermalukan' Soeharto, Satu di Antaranya Berakhir Menyedihkan

Bahkan, sampai urusan mobil Holden Priemer tua lungsuran dari Hankam yang dipakai sehari-hari, ikut ditarik dari kediamannya.

Editor: Duanto AS
Alex E Kawilarang (kiri), Soeharto (kanan). (kolase tribunnews) 

Akhirnya, Soeharto pun disekolah di Seskoad di Bandung.

Akhir hayat Jenderal Nasution menyedihkan

Nasib Jenderal AH Nasution dan Jenderal Ahmad Yani berbeda saat terjadi peristiwa penculikan jenderal Angkatan Darat, 30 September 1965.

Ahmad Yani tewas, sementara AH Nasution berhasil melarikan diri.

Namun Jenderal Nasution harus kehilangan putrinya, Ade Irma Suryani.

Nasution masih hidup hingga 2000.

Selepas menjadi Ketua MPRS dan melantik Soeharto sebagai presiden ke-2 RI, kariernya meredup.

Di Orde Baru, Nasution nyaris tak kebagian peran mengurus negara. Yang terjadi malah ia dicekal orde baru.

Nasution juga tidak boleh muncul dalam acara kenegaraan, dimana ada Presiden Soeharto.

Bahkan, sampai urusan mobil Holden Priemer tua lungsuran dari Hankam yang dipakai Nasution sehari-hari, ikut ditarik dari kediamannya.

Sebuah cerita di penghujung hayatnya malah membuat banyak orang bersedih.

Kabarnya, dia tak mewariskan kekayaan materi pada keluarganya, kecuali kekayaan pengalaman perjuangan dan idealisme.

Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani (kiri)
Museum Sasmitaloka Pahlawan Revolusi Jenderal TNI A Yani (kiri) (kolase/wikipedia/TRIBUNNEWS.COM / Fransiskus Adhiyuda)

Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, tetap tampak kusam, tak pernah direnovasi.

Berstatus jenderal, tapi mengalami kesulitan air bersih sehari-hari di rumahnya. Kabarnya, ada yang memutus aliran air PAM ke rumahnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, Nasution terpaksa membuat sumur di belakang rumah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved