Kisah dari Atiqah Hasiholan yang Rela Menjadi PSK Demi Perjuangkan Kemanusiaan
Topiknya seputar profesinya juga mengenai peran sang ibu, Ratna Sarumpaet, dalam hidupnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Atiqah Hasiholan turut menjadi pembicaraan dalam serangkaian 'drama' berita palsu yang melibatkan ibunya Ratna Sarumpaet.
Pada 2013, Intisari berkesempatan melakukan sesi wawancara khusus istri dari Rio Dewanto ini.
Topiknya seputar profesinya juga mengenai peran sang ibu, Ratna Sarumpaet, dalam hidupnya.
Baca: Atiqah Hasiholan Blak-blakan Ceritakan Soal Sang Ibu, Ratna Sarumpaet
Baca: Netes FC Rebut Juara Pertama Trofeo ICI Futsal Jambi Usai Kalahkan Wong Solo
Wawancara tersebut dituangkan dalam artikel berjudul "Atiqah Hasiholan, Jadi PSK Demi Kemanusiaan" yang ditulis oleh JB Satrio Nugroho di majalah Intisari edisi Desember 2013.
---
Didikan sang ibu dan keseriusan menjalani profesi membuatnya jadi aktris gemilang. Tidak takut dicap negatif, asal tahu yang dilakukannya benar. Hasratnya ingin mengharumkan nama bangsa.
Sore itu, Atiqah Hasiholan terlihat cantik. Dengan kemeja tanpa lengan dan bawahan pencil skirt berwana gelap, tidak terlihat kalau dia tengah berbadan dua. "Iya, aku udah 'isi' dua bulan," kata Atiqah sumringah.
Kehamilan ini merupakan berkah atas dirinya dan sang suami, Rio Dewanto, yang menikah akhir Agustus 2013. Atiqah mengakui kehamilannya memberi tantangan baru.
"Aku selalu kagum dengan wanita yang berhasil baik di pekerjaan dan keluarganya. Aku sedang mempersiapkan diri ke arah sana," kata Atiqah mantap.
Baca: Jadi Bahan Tertawaan Warga Amerika, Video Tisu Toilet Menempel di Sepatu Donald Trump Jadi Viral
Baca: Demi Sang Anak yang Menderita Penyakit Kronis, Ayahnya Beli Pulau Senilai Rp2 Miliar
Di dunia seni peran, Atiqah bisa dibilang gemilang. Berbagai judul film yang dibintanginya berhasil menyedot perhatian. Setiap karakter yang dimainkan perempuan berusia 31 tahun ini dilakoninya dengan sangat mendalam.
Lihat saja, misalnya, peran seorang ibu dari Suku Bajo dalam film Mirror Never Lies (2012) dimainkannya dengan sangat luwes dan ciamik.
Jadi PSK oke saja
Atiqah menuturkan, dirinya selalu melakukan riset untuk peran yang akan dimainkannya, seperti menjadi ibu dari Suku Bajo.
"Suku Bajo itu besar, tapi data tentang suku ini sulit sekali!" kata Atiqah. Sampai suatu ketika dia berhasil menemukan buku tentang Suku Bajo, dia mempelajarinya secara mendalam.
Dia juga mengunjungi ke Suku Bajo sebelum mulai syuting film yang disutradarai Kamila Andini ini untuk mempelajari bagaimana keseharian di Wakatobi, tempat suku ini berada.
Baca: Demi Sang Anak yang Menderita Penyakit Kronis, Ayahnya Beli Pulau Senilai Rp2 Miliar
Baca: Fakta Sebenarnya Perjuangan Keluarga Israel, Bocah yang Viral Ngobrol dengan Jokowi
"Saya mempelajari semuanya, termasuk bahasa, cara ngomong, gaya hidup, termasuk cara berjalan!" kisah Atiqah.
Beberapa kali Atiqah menerima peran sebagai seorang pekerja seks komersial (PSK), seperti dalam film Jamila dan Sang Presiden (2009) dan Darah Garuda (Merah Putih II) (-2010). Peran itu juga dibawakan Atiqah dengan sangat meyakinkan dan mendalam.
Berperan sebagai Jamila, film produksi 2009 yang diproduksi oleh sang bunda, Ratna Sarumpaet, ini menelaah tentang isu perdagangan anak.
Sedangkan film Darah Garuda merupakan film perjuangan Indonesia arahan sutradara Yadi Sugandi dan Connor Allyn.
Beberapa kali menerima peran PSK, Atiqah mengaku tidak takut dicap negatif. Menurut dia, yang penting adalah tujuan film itu dibuat, dan tema apa yang mau diangkat.
"Kalau film tentang PSK yang full esek-esek gitu, ya, saya juga enggak mau," kata Atiqah tegas.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: