Gempa Bumi Sulawesi Tengah
Ratusan Prajurit Marinir Hari Ini Kembali Diberangkatkan Bantu Penanggulangan Bencana di Palu
Untuk membantu percepatan penanggulangan bencana tsunami dan gempa Donggala dan Palu, ratusan Marinir kembali dikirimkan ke lokasi bencana
TRIBUNJAMBI.COM - Untuk membantu percepatan penanggulangan bencana tsunami dan gempa Donggala dan Palu, ratusan Marinir kembali dikirimkan ke lokasi bencana di Palu, Sulawesi Tengah
Rilis Dinas Penerangan Korps Marinir (Kormar) yang diterima Tribunjambi.com, hari ini, Kamis (4/10/2018), sebanyak 300 prajurit dari Pasukan Marinir 2 Surabaya di bawah pimpinan Kolonel Marinir Arinto Beny Sarana diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Hercules C 130 A-1316 dan A-1337 milik TNI AU dari Lanudal Juanda, Sidoarjo.
Pemberangkatan pasukan ini terbagi dalam tiga sorti yaitu sorti pertama 100 prajurit, sorti kedua 98 prajurit dan sorti ketiga 102 prajurit.
Baca: Muncul Gelombang Air di Kolam Renang TNI AL Juanda, Ini Penjelasan BMKG
Baca: Percakapan Raisa Saat Video Call Dengan Sutopo Purwo Nugroho, Ini Kenangan Terindah Buatku

Sebelumnya, Rabu kemarin (3/10/2018), 91 prajurit dari Pasukan Marinir 1 Jakarta juga telah diberangkatkan untuk mendukung satuan-satuan TNI yang sudah ada Palu.
Baca: Terkenal Garang dan Tegas, Kisah Ahok Menangis, Ngaku Tak Malu Walau di Depan Banyak Orang
Mereka diterbangkan dengan pesawat Boing A - 7308 TNI-AU dari Lanud Halim Perdana Kusumah Jakarta.

Rombongan pemberangkatan dari Jakarta ini, bahkan dipimpin langsung oleh Kepala Staf Korps Marinir (Kas Kormar) Brigjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwanto yang selanjutnya akan mengemban tugas menjadi Wakil Panglima Komando Operasi (Wapangkoops) Penanggulangan Bencana di Palu dan Donggala.
Baca: Kalang Kabut Hadapi Marinir TNI AL, Royal Malaysia Regiment & Inggris Rugi Kehilanagn 3 Perwiranya

Kirim Pasukan Reaksi Cepat Sehari Setelah Bencana
Pascagempa di Donggala dan Tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, semua mata tertuju ke tragedi bencana alam besar di tahun 2018 ini.
Baca: HUT TNI ke 73, Perkenalkan Inilah Pasukan Elit Indonesia yang Misterius Dengan Kemampuan Mengerikan
Bahkan bantuan langsung mengalir ke daerah tersebut.
Satu diantaranya Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB).

Dengan menurunkan Marinir yang telah disiapkan dari dua Pasukan, yakni Marinir 1 Jakarta dan Pasukan Marinir 2 Surabaya.
Bantuan itu dikirimkan untuk membantu percepatan penanganan korban gempa Donggala dan Palu.
Pasukan pertama yang dikirimkan dalam kerangka Satuan Tugas (Satgas) PRCPB Marinir ini diberangkatkan hari ini, Sabtu (29/9/2018) pukul 10.00 WIB menggunakan pesawat Hercules dari Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta.
Pasukan sebanyak 51 personel di bawah pimpinan Letkol Mar Teguh Santoso ini membawa kelengkapan antara lain tenda Rumkitlap, tenda serba guna, fieldbed, genset, solar cell, tabung oxygen besar/kecil, tandu dan obat-obatan.

Pascagempa Donggala & Tsunami Palu, Pasukan Reaksi Cepat Marinir Dikirim Untuk Membantu
Berikutnya dari Surabaya, Pasukan Marinir 2 mengirim pasukan reaksi cepatnya sebanyak 100 personel yang diterbangkan dengan pesawat Hercules dari Bandara Lanudal Juanda Surabaya pukul 12.45 WIB.
Pasukan di bawah komando Letkol Laut (K) drg. Bachtiar Efendi ini membawa kelengkapan berupa Mobil Ambulance, sepeda motor, genset, tenda Malvinas, tenda peleton, tandu lapangan, meja instrumen, set dental, mesin foging, fielbed, swimfest, dapur lapangan, perlengkapan pertukangan dan logistik prajurit (beras, mie instan dan roti kabindo).

Pengiriman 151 pasukan reaksi cepat Marinir yang tergabung dalam Satgas PRC PB Marinir tersebut akan bergabung dengan 100 prajurit Marinir dari Yonmarhanlan VI Makassar yang pada Sabtu dinihari telah berada di sentra bencana gempa di Donggala dan Palu.

Mereka akan melaksanakan tugas mulia bergabung dengan pasukan TNI dan unsur terkait lainnya dalam proses penanganan dan evakuasi korban serta pemulihan pasca gempa.

Prajurit Marinir Terharu dan Menangis Melihat Kondisi Korban
Gempa bumi magnitudo 7,4 dan tsunami yang menyapu wilayah Palu dan Donggala menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Ratusan orang menjadi korban bencana alam yang mengguncang Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) tersebut.
Pemerintah langsung turun memberikan bantuan ke lokasi, saat ini pemerintah memprioritaskan untuk melakukan evakuasi terhadap para korban.

Satu diantara yang bergerak cepat ke lokasi yakni Korps Marinir (Kormar) TNI Angkatan Laut yang berangkat pada Sabtu, (29/9/2018).
Rilis Dinas Penerangan Korps Marinir TNI AL kepada Tribunjambi.com, setelah tiba di daerah yang terdampak gempa dan tsunami terparah di Donggala dan Palu, ratusan Marinir bergerak cepat membagi tugas menyesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Sebagian Marinir langsung mendirikan tenda rumah sakit lapangan dan menyiapkan peralatan dan tenaga medis untuk menangani korban luka akibat gempa dan tsunami.
Sebagian lagi langsung bergabung dengan TNI dan unsur terkait lainnya untuk tugas pencarian dan evakuasi korban.
Di hari pertama pencarian, Minggu (30/9/2018), puluhan korban tsunami dan korban yang tertimpa reruntuhan berhasil diangkat dan dievakuasi para Marinir dan unsur terkait lainnya.
Di kawasan pantai, anggota Marinir pun berhasil memgevakuasi sejumlah mayat petani garam.
Demikian pula di tempat terpisah prajurit Marinir dipimpin Serka Mar R.Sudaryanto melaksanakan evakuasi korban yang tertimpa reruntuhan bangunan di Universitas Tadulako.
Dari proses evakuasi korban, para Marinir mengaku sangat berduka, prihatin dan trenyuh melihat kondisi korban.
“Saya sempat menangis ketika mengevakuasi korban anak kecil usia sekitar 4-5 tahun. Saya dan rekan-rekan sempat tidak bisa berkata-kata. Dalam hati kami cuma bisa menangis” kata seorang Marinir yang tetap memimpin rekan-rekannya, tidak kenal menyerah mencari dan mengevakuasi korban.
Hari ini, Senin (1/10/2018), tim evakuasi Marinir tetap menjalankan tugasnya, bergabung dengan komponen bangsa lainnya, mencari korban di balik reruntuhan bangunan yang tersebar di Donggala dan Palu.
Sedangkan tim medis Marinir pun melaksanakan tugasnya merawat dan menangani korban luka.