HUT TNI ke 73
Mesin Kapalnya Mati, Pasukan Infiltran TNI AL Mampu Taklukkan Kapal Perang & Pesawat Tempur Belanda
Patroli kapal perang dan pesawat tempur AL Belanda menjadi semakin gencar seiring dengan kegiatan infiltrasi
Capa Djamran yang sudah berpengalaman mengoperasikan speed boat khawatir akan terjadi perubahan arah speed boat secara tak terkendali karena dipukul ombak yang diakibatkan pergerakan MTB.
Selain itu MTB berukuran lebih besar itu juga punya kompas dan radar sehingga bisa berfungsi sebagai penunjuk arah.
Formasi keberangkatan yang kemudian tersusun adalah paling depan RI Badai, berurut ke belakang RI Angin Puyuh dan RI Angin Ribut. Di belakang kanan RI Angin Gending dan di belakang kiri RI Prahara.
Sementarai RI Angin Gending dan RI Prahara agak ke belakang speed boat Bima dan Nakula.
Misi tempur yang berlangsung hampir tengah malam itu membuat seluruh pasukan KKO terdiam dan yang terdengar hanyalah deburan ombak dan mesin kapal.
Baca: Pengalaman Pimpin Pasukan Kok Prabowo Bisa Dikelabui Ratna Sarumpaet? Ini Penjelasan Dahnil Anzar
Semua lampu kapal dimatikan sehingga suasana malam di lautan betul-betul gelap gulita.
Tapi operator kapal di kabin kapal dan komandan kapal terus memantau situasi lewat radar serta bersiaga untuk menghadapi segala kemungkinan.
Sekitar pukul 23.00 WIT konvoi kapal pendarat dikejutkan oleh salah satu MTB yang melepaskan rentetan tembakan antiserangan udara.
Rupanya radar salah satu MTB berhasil menangkap kehadiran pesawat tempur Neptune AL Belanda yang sedang terbang mendekat.
Tembakan yang dilepaskan dari MTB segera membuat konvoi dilanda panik khususnya speed boat yang tidak memiliki senjata untuk melawan pesawat tempur dan kapal perang.
Seperti biasa tugas Neptune adalah menembakkan peluru suar untuk menerangi posisi kapal-kapal sasaran.
Hampir dalam waktu bersamaan kapal perang Belanda yang berada di posisi paling depan menembakkan meriam dan roketnya.
Karena antara speed boat dan MTB tidak ada hubungan radio dan mengakibatkan tak ada kontak, maka ketiga speed boat berusaha keras menyelamatkan diri dengan caranya masing-masing.
Baca: Ngaku Sering Dipalak, Ondok Kesal dan Bacok Tetangganya Berkali-kali
Dalam situasi chaos dan terus ditembaki kapal-kapal perang Belanda, MTB dengan cepat menghilang sedangkan kedua speed boat yang semula di barisan belakang tetap mempertahankan formasi.
Komandan peleton speed boat, Capa Djamran kemudian mengambil alih pimpinan kapal dan memerintahkan kedua speed boat menerobos kapal perang Belanda menuju sasaran pendaratan.
Perintah itu juga dilaksanakan oleh speed boat Anila yang semula berada di konvoi terdepan.
Setelah melakukan berbagai manuver menghindar, Anila yang dipimpin Danru Sersan Wagito, teknisi Kopral Cornelis Bubu, juru mudi Prada Mustapa dan navigator Prada Sadirin berhasil menerobos kepungan.
Meskipun diburu Neptune, Anila terus melaju menuju daratan tapi ketika berada beberapa ratus meter dari pantai Anila kandas di batu karang.
Dalam posisi diam Anila jelas menjadi sasaran empuk Neptune yang saat itu sedang melaksanakan manuver untuk menembakkan roket.
Untuk menghindari petaka, Sersan Wagito segera memerintahkan semua anggota terjun ke laut dan terjun menuju daratan.
Baca: Kemarau dan Titik Api Masih Terpantau, Status Kebakaran Hutan dan Lahan di Tebo Diperpanjang
Beberapa saat kemudian roket Neptune mengenai Anila dan membuatnya hancur berkeping-keping.
Berkat dorongan ombak yang besar dua regu Kompi Nussy dan lima awak speed boat berhasil mendarat selamat 8 mil dari kampung We sekitar pukul 23.45 WIT. Demi keamanan dan mengumpulkan tenaga seluruh pasukan untuk sementara diam istirahat hingga dini hari.
Pag hanrinya mereka baru mencari kampung terdekat dan dengan bantuan penduduk yang pro Indonesia mereka dapat bertemu induk pasukan Kompi Nussy.
Karena sudah kehilangan kapal, kalima awak kapal Anila kemudian turut bergabung sebagai pasukan gerilya.
Selama melancarkan perang gerilya di Pulau Missol, pernah terjadi kontak tembak sengit dengan pasukan marinir Belanda. Sebanyak 16 orang marinir Belanda tewas termasuk seorang komandan kompinya Lettu Terzee Wostman.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: