HUT TNI ke 73
Mesin Kapalnya Mati, Pasukan Infiltran TNI AL Mampu Taklukkan Kapal Perang & Pesawat Tempur Belanda
Patroli kapal perang dan pesawat tempur AL Belanda menjadi semakin gencar seiring dengan kegiatan infiltrasi
Tapi dalam perjalanan, setelah melewati perairan perbatasan salah satu speed boat, Puntodewo mengalami kerusakan pada salah satu mesinnya.
Karena upaya perbaikan tidak memungkinkan lagi, speed boat Puntodewo yang juga ditumpangi Capa Djamran akhirnya tetap melanjutkan misi dengan hanya menggunakan sebuah mesin.
Akibatnya, speed boat Puntodewo mengalami pengurangan kecepatan dan sangat berpengaruh kepada jalannya misi infiltrasi secara keseluruhan.
Baca: Lelang Sekda di Tebo, Ternyata Peran Istri Mendampingi Aktivitas Calon Sekda Jadi Perhitungan
Dua speed boat lain yang telah melaju demi tetap menjalin kesatuan dan kekompakkan saat mendarat pun turut menurunkan kecepatan sesuai kecepatan speed boat Puntodewo.
Dari sisi strategi tempur keputusan untuk melambatkan laju kapal itu jelas akan berpengaruh pada mundurnya waktu pendaratan dan bisa berakibat fatal.
Karena terlalu dipaksakan menjelang 150 meter dari pantai pendaratan, mesin Puntodewo yang satu pun rusak akibat terlalu panas.
Maka segera diperintahkan agar dua speed boat lainnya mendaratkan dulu pasukannya dan kemudian baru menarik Puntodewo ke pantai.
Selama menunggu kapal penarik, keadaan tiba-tiba berubah tegang karena di darat terlihat kode lampu yang diperkirakan dari musuh.
Kondisi tak terduga itu membuat pasukan infltran yang berada di Puntodewo mulai panik dan curiga bahwa mogoknya speed boat disengaja.
Pasukan yang gelisah itu bahkan curiga jangan-jangan Capa Djamran adalah mata-mata Belanda.
Tiba-tiba Capa Djamran ditodong oleh dua anak buah Kompi Nussy, masing-masing berpangkat Sersan dan Kopral sambil menggertak bahwa Capa Djamran adalah mata-mata Belanda.
Baca: sscn.bkd.go.id - Update CPNS Tanjabbar, Terjadi Peningkatan Drastis Jumlah Pelamar di Portal SSCN
Capa Djamran terkejut karena senjata yang ditodongkan oleh dua pasukan yang sedang panik itu dalam kondisi magasin terisi penuh dan siap tembak.
Capa Djamran yang berpenampilan brewok dan tampak lebih tua dari usia sebenarnya lalu menggertak “Saya ini angkatan 45 dan sudah sering mengalami pertempuran di mana-mana!”.
Mendengar perkataan itu kemarahan anggota Kompi Nurssy reda dan mulai tenang.
Untungnya mereka belum mengenal betul Capa Djamran yang sesungguhnya masih muda tapi tampak tua karena berewokan sehingga para anggota Kompi Nussy yang sedang marah bisa dikelabuhi.