Mahfud MD Berbalik Soroti Kejanggalan Luka di Wajah Ratna Sarumpaet Usai Diskusi Dengan Dokter Bedah
Sempat kutuk pelaku dugaan penganiayaan kepada Ratna Sarumpaet Mahfud MD berbalik soroti luka di wajah Ratna
TRIBUNJAMBI.COM - Sempat kutuk pelaku dugaan penganiayaan kepada Ratna Sarumpaet Mahfud MD berbalik soroti luka di wajah Ratna
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md sempat mengutuk pelaku yang diduga menganiaya aktivis Ratna Sarumpaet.
Mahfud mengomentari cuitan Rachel Maryam (@cumarachel) yang mengabarkan bahwa Ratna Sarumpaet telah dianiaya sejumlah orang.
Mahfud berharap bahwa kejadian ini tak benar adanya, namun jika benar terjadi maka ia mengutuk keras hal ini.
Ia pun meminta pihak kepolisian untuk mencari, menangkap, serta mengadili pelakunya.
Lebih lanjut, Mahfud MD yakin bahwa dengan profesionalitas pihak kepolisian, maka pelaku akan cepat ditangkap.
Baca: Kejadian 21 September Tetapi Baru Viral di Medsos, Ini Alasan Ratna Sarumpaet Tak Lapor Polisi
"Mudah2an ini tdk benar. Kalau penganiayaan thd @RatnaSpaet ini benar terjadi, sungguh biadab.
Atas nama dan alasan apa pun, penganiayaan spt ini sungguh terkutuk. Polisi hrs mencari, menangkap, dan nengadili pelakunya.
Dgn profesionalitasnya polisi akan bs menemukan pelakunya," tulis Mahfud MD.
Namun kini, Mahfud MD justru menyoroti sebuah kejanggalan.
Awalnya Mahfud MD mengatakan jika kasus penganiayaan ini hanya permainan politik semata, maka 'si pemain' yang harus dikutuk.
"Itu kita kutuk, kalau benar terjadi. Tapi kalau hanya mainan politik ya pemainnya yang kita kutuk," tulis Mahfud MD.
Mahfud MD mengaku baru bertemu dengan seorang dokter yang ahli di bidang bedah.
Menurut Mahfud dokter tersebut melihat ada kejanggalan pada luka di wajah Ratna Sarumpaet.
Baca: Hanum Rais Sebut Ratna Sarumpaet Cut Nyak Dien Masa Kini Usai Dianiaya hingga Babak Belur
Pasalnya luka di bagian kanan dan kiri Ratna Sarumpaet serupa.
Mahfud MD lantas meminta masyarakat untuk bersabar menunggu perkembangan kasus tersebut.
"Saya baru ketemu seorang dokter ahli bedah. Katanya, luka di kanan kiri kelopak mata agak aneh krn sama. Kita tunggu saja perkembangannya," tulis Mahhfud MD.
Hal tersebut disampaikan Mahfud MDmelalui akun media sosial, Twitternya pada Rabu (3/9/2018).
Pantauan TribunJakarta.com cuitan tersebut sudah disukai lebih dari dua ribu pengguna Twitter.
Nama Ratna Sarumpaet Tak Ada di Manifes 23 Rumah Sakit
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Agung Budi Maryoto memberikan laporan kepada Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait informasi dugaan penganiayaan terhadap salah satu juru kampanye Prabowo Sandiaga Uno, Ratna Sarumpaet.
Hasilnya, Kapolda tidak menemukan adanya laporan polisi terkait penganiayaan atas nama yang bersangkutan.
"Hasil pengecekan di Polrestabes Bandung dan 28 Polsek Jajaran dari tanggal 21 September sampai dengan 2 Oktober 2018, tidak ada Laporan Polisi penganiayaan atas nama korban Ratna Sarumpaet," ujar Agung.
Selain itu, Agung menegaskan pihaknya juga sudah mengecek sekira 23 rumah sakit di Bandung, terkait hal tersebut.
Namun, hasilnya disebut nihil atau tidak ada nama Ratna Sarumpaet sebagai pasien yang terdaftar.
Baca: Taggar RaisaMeetSutopo Jadi Trending, Tanggapan Raisa dan Komentar Sutopo yang Kocak
"Adapun rumah sakit yang sudah dilakukan pengecekan hasilnya nihil," kata dia.
Rumah sakit yang telah dilakukan pengecekan oleh pihak Polda Jabar antara lain :
1. Rs Hasan sadikin
2. Rs. Muhammadiyah
3. Rsud Ujung berung
4. Rs. Hermina Arcamanik
5. Rs. Hermina Pasteur
6. Rs. Halmahera
7. Rs. Sariningsih
8. Rs. Dr. Salamun
9. Rs. Adven
10.Rs. Boromeus
11. Rs. Santosa gardujati
12. Rs. Kebon jati
13. Rs. Rajawali
14. Rs. Santoyusup
15. Rs. Al islam
16. Rs. Santosa jl kopo
17. Rs. Melinda 1
18. Rs. Ibu & Anak antap
19. Rs. Limijati
20. Poliklinik BMS
21. Rs. Rotinsulu.
22. Puskesmas Nihil.
23. Rs. Melinda 2
Agung juga mengatakan tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifes penumpang pesawat di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat pada tanggal 21 September 2018 atau pada saat kejadian ibunda dari artis Atiqah Hasiholan tersebut dianiaya.
Baca: Ramalan Zodiak Rabu 3 Oktober 2018 - Gemini Waspada Masalah Pribadi, Leo Rentan Bad Mood
Baca: Update Terbaru CPNS 2018 - Pendaftaran CPNS di sscn.bkn.go.id Diperpanjang hingga 15 Oktober 2018
"Kami telah melaksanakan lidik dan koordinasi dengan pihak Bandara Husein Sastranegara Bandung," ujar Agung.
Jenderal bintang dua ini melakukan pengecekan terhadap sejumlah pihak, diantaranya Dan Sat Pom AU Mayor Pom Made Oka (Pengecekan Pos Induk, Pos 1, Pos 2, Pos 3 dan Pos 4), Koordinator AVSEC Agus Hidayat (Angkasa Pura), Urip Rahardjo (Office In Charge), seluruh sopir taksi dan sopir rental bandara, tukang parkir dan porter bandara.
Serta melakukan pengecekan terhadap semua manifest kedatangan penerbangan Garuda, Citilink, Nam Air, Xpres Air dan Air Asia.
Dari hasil pengecekan tersebut, ternyata diketahui bahwa nama yang bersangkutan tidak terdaftar dalam manifest kedatangan maupun keberangkatan.
"Dengan hasil tidak ada nama Ratna Sarumpaet dalam manifest keberangkatan dan kedatangan," pungkasnya.
Prabowo Gekar Konferensi Pers
Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto langsung bereaksi begitu mendengar kabar dugaan penganiayaan terhadap juru kampanyenya, Ratna Sarumpaet.
Begitu mendengar kabar tersebut dari Fadli Zon pada Senin malam, Prabowo langsung menemui Ratna Sarumpaet didampingi Amien Rais dan Fadli Zon keseokan harinya.
Prabowo mendengar langsung dari Ratna mengenai kronologis penganiayaan tersebut. Usai pertemuan, Prabowo langsung menggelar konferensi pers menyatakan sikapnya terkait penganiayaan tersebut di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (2/10/2018).
Didampingi sejumlah petinggi partai Gerindra yakni Fuad Bawazier dan Djoko Santoso, dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Prabowo Mengaku kaget begitu melihat foto dan mendengar kabar penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Kampanye damai menyongsong kita sangat kaget dan prihatin sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan penganiayaan suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kita, yaitu Ratna sarumpaet," katanya.
Dalam pertemuannya dengan Ratna Sarumpaet, Prabowo mengaku melihat betul ada ketakutan dan trauma di wajah perempuan berusia 70 tahun tersebut. Bahkan, trauma yang didapat membuat Ratna enggan melaporkannya kepada Polisi.
Luka yang diderita Ratna Sarumpaet menunjukan adanya tindakan di luar kepatutan dan pelanggaran HAM.
"Bahkan menurut saya tindakan pengecut," katanya.
Sambil menggelangkan Kepala, Prabowo mengatakan tidak habis pikir ada orang yang tega menganiaya perempuan yang usianya sudah sepuh.
Apalagi, perempuan yang dianiaya adalah orang yang selama ini selalu vokal menyuarakan keadilan dan demokrasi.
"Kok dilakukan terhadap ibu-ibu, usia sudah 70, seorang perempuan 70 yang berjuang untuk orang miskin, keadilan, demokrasi, dan sikap ini adalah ancaman serius terhadap demokrasi, dan ini ironi sangat ironi, saya diberi hari ini adalah hari kekerasan internasional tapi saya harus sampaikan ini ke publik," katanya.
Oleh karena, itu menurut Prabowo, pihaknya akan menyikapi secara serius kejadian yang menimpa Ratna tersebut.
Bersama pimpinan parpol koalisi, ia berencana menemui Kapolri untuk meminta penjelasan mengenai penganiayaan tersebut.
Apalagi, menurut Prabowo kasus kekerasan bukan kali ini saja terjadi.
Sebelumnya ada kasus penyiraman air keras terhadap Penyidik KPK Novel Baswedan dan juga intimidasi terhadap pegiat gerakan #2019GantiPresiden Neno Warisman.
"Bersama tokoh Badan Pemenangan Nasional (BPN) saya berencana dalam waktu dekat untuk minta waktu hadap Kapolri dan pejabat lain untuk bicarakan masalah ini," pungkasnya.