Gempa dan Tsunami Sulteng

Empat Atlet Paralayang Indonesia Ditemukan Tewas di Reruntuhan Hotel, 3 Masih Dicari

Dua dari tujuh atlet nasional paralayang Indonesia yang terjebak di reruntuhan Hotel Roa Roa, Palu, telah dievakuasi Tim SAR.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kepala Badan Sar Nasional (Basarnas) M. Syaugi meninjau langsung kondisi Hotel Roa-roa di Jl. Patimura, Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang ambruk total akibat di guncang gempa 7,7 SR, Minggu (30/9/2018). (NURHADI) 

"Saat itu saya sudah pindah dari hotel ke guest house. Gempa pertama dan kedua memang masih kecil, jadi kita abaikan. Yang ketiga pada sore hari, terjadi saat saya masih berada di kamar. Gempanya sangat besar, kami seperti diguncang-guncang, naik turun. Langsung saya merangkak keluar dan kembali ke kamar setelah gempa mereda untuk menyelamatkan laptop dan kamera."

Setelah berhasil keluar hotel, Tagor bersama para atlet dan rombongan pengurus pergi menggunakan mobil pengangkut parasut ke daerah yang lebih tinggi.

"Waktu itu belum tahu kalau ada tsunami, tetapi prinsipnya menjauhi wilayah pantai. Jadi semalaman kita tidur di udara terbuka," ungkapnya.

Baca: Penyerangan Mapolsek Maro Sebo: Anwar Sadat Dilimpahkan ke PN Muarojambi

4. Dua jenazah atlet ditemukan di bawah reruntuhan Hotel Roa Roa

Tim SAR menemukan salah satu korban meninggal dunia dari reruntuhan Hotel Roa Roa Palu akibat gempa, Minggu (30/9/2018).(Dok Humas Kantor SAR Palu)
Tim SAR menemukan salah satu korban meninggal dunia dari reruntuhan Hotel Roa Roa Palu akibat gempa, Minggu (30/9/2018).(Dok Humas Kantor SAR Palu) 

Tim evakuasi Basarnas (Badan SAR Nasional) menemukan jenazah dua atlet paralayang Sulawesi Utara, Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, yang tertimbun dalam reruntuhan Hotel Roa Roa pascagempa dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018).

"Siang tadi ditemukan dua jenazah di Hotel Roa Roa yang dipastikan keduanya adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, atlet paralayang Sulut," kata Wahyu Yudha, Ketua Paralayang Indonesia, kepada Antara di Bogor.

Wahyu menjelaskan, evakuasi dua jenazah tersebut dilakukan sekitar pukul 16.36 WITA (waktu Indonesia tengah) oleh tim evakuasi Basarnas.

"Keluarga mengenali cincin yang bertuliskan nama Stevy, maka dipastikan kedua jenazah adalah atlet paralayang Sulut," kata Yudha.

Baca: Pramugari Garuda Selamat dari Tsunami Palu, saat Telepon Kakak Cuma Bilang Lecet, Ternyata

5. Lima atlet belum diketahui nasibnya

Tim gabungan Basarnas mengevakuasi korban reruntuhan Hotel Roa Roa akibat gempa di Palu, Sulteng. (KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI)
Tim gabungan Basarnas mengevakuasi korban reruntuhan Hotel Roa Roa akibat gempa di Palu, Sulteng. (KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI) 

(Personel Basarnas mengevakuasi korban reruntuhan hotel Roa Roa Palu setelah diguncang gempa.)

Anggota Basaranas masih berjuang mencari keberdaan lima atlet paralayang yang diduga masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan Hotel Roa Roa.

Kelima atlet yang belum diketahui nasibnya adalah atlet asal Korea, Dong Jin, lalu empat lainnya merupakan atlet Indonesia, yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, dan Franky Kowas. Seperti diketahui, tujuh atlet paralayang sedang berada di dalam hotel ketika gempa terjadi.

Minimnya alat berat menjadi kendala evakuasi para korban di hotel tersebut.

4 Atlet Paralayang Indonesia Dinyatakan Meninggal saat Ditemukan di Reruntuhan Hotel

Kabar meninggalnya atlit paralayang Indonesia pasca gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, Kementrian Pemuda dan Olahraga merilis empat nama korban dari para atlit.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved