HUT TNI ke 73
Cuma dengan Pesawat Mustang Tua, Pilot Tempur TNI AU Heroik ini Bisa Selesaikan Pertempuran
Meskipun merupakan pasukan pemberontak, dari sisi kekuatan, pasukan Permesta memiliki persenjataan dan pasukan yang cukup.
Akibat hantaman peluru senapan mesin P-51, B-26 tampak terguncang dan kemudian terbakar. Pope beserta juru radio yang semula personel AURI, Hary Rantung tampak berhasil bail out menggunakan parasut.
Baca: Ketika Tentara Belanda ini Jadi Penerjun Payung Pertama Indonesia Saat Pesawatnya Ditembak Jepang
Baca: 5 Pemilik Zodiak Ini Mudah Banget Berbohong, Jangan Cepat Percaya Ya!
Atas keberhasilannya menembak jatuh B-26 AUREV, Kapten Udara Dewanto pun menjadi ace pertama bagi Indonesia
Posisi jatuhnya pesawat B-26 tersebut pada koordinat 03.40 LS dan 127.51 BT.
Dalam penilaian untuk menentukan confirmed kill, Kapten Dewanto yakin bahwa peluru 12.7 mm P-51 tepat b mengenai sasaran. Tanda hantaman peluru senapan mesin itu dikuatkan dengan adanya asap yang mengepul keluar dari badan pesawat.
Sementara dua awak pesawat B-26 yang kelihatan berhasil meloncat menggunakan parasut unuk sementara terapung-apung di udara sambil mencari lokasi pendaratan di pinggiran pantai yang banyak ditumbuhi pohon kelapa.
Sewaktu berusaha mendarat payung Allen Pope yang berhasil bail out kemudian menyangkut di pohon kelapa di Pulau Tiga. Pope pun berusaha turun dari pohon kelapa yang cukup tinggi itu.
Tapi karena kurang mahir memanjat, ketika hendak turun dari pohon kelapa, Pope jatuh terhempas ke batu karang sehingga kakinya patah serta badannya luka-luka.
Sedangkan operator Radio Harry Rantung juga jatuh ke laut dan kemudian dapat berenang ke tepi. Tetapi kedua awak pesawat B-26 yang nahas itu akhirnya dapat ditangkap oleh patroli pasukan ALRI.
Baca: Update Pendaftaran CPNS 2018 di Tanjabtim: Baru 63 Orang yang Masukkan Lamaran
Baca: Belum Capai Target Hingga 95 Persen, Pemkab Batanghari Perpanjang Program Imunisasi MR
Sementara itu, saat dalam perjalanan terbang pulang menuju Lanud Liang usai menembak jatuh B-26 yang diterbangkan Pope, Dewanto tiba-tiba berpapasan dengan B-26 lainnya yang baru saja melaksanakan bombardemen di Ambon.
Mirip dengan para pilot Kamikaze yang bertempur dalam PD II, Dewanto langsung mengarahkan P-51 secara berhadap-hadapan,head to head, menuju B-26 yang juga dipiloti orang asing itu.
Duel udara secara berhadap-hadapan pun berlangsung sengit . Dengan berani Dewanto menghujani tembakan kearah B-26 yang diterbangkan pilot kulit putih bernama Cony tersebut menggunakan senapan mesin sampai peluru habis.
B-26 AUREV juga balas menembak menggunakan senapan mesinnya. Akibat dog fight sengit itu kedua pesawat sama-sama mengalami kerusakan tapi tidak jatuh.
Namun kemudian B-26 memilih kabur mengingat P-51 bukan merupakan tandingannya dalam dogfight. Dewanto sendiri memutuskan terus return to base (RTB) mengingat amunisinya juga sudah habis.
Sejak tertangkapnya Allen Pope yang membikin malu Pemerintah AS, kekuatan AUREV seperti telah lumpuh dan keunggulan udara di wilayah Indonesia Timur dikuasai AURI.
Pesawat-pesawat AUREV kemungkinan memang masih bisa menyerang dan diterbangkan oleh segelintir pilot yang membelot dari AURI.
Baca: Diduga Minimarket Modern di Rengas Condong Kangkangi Perda Terkait Izin Operasi Usaha
Baca: Kronologi Tragedi Babak Kedua, Timnas U-16 Indonesia Kebobolan 3 Gol Striker Australia