Hari Kesaktian Pancasila

Kisah Cinta Tragis Kapten Pierre Tendean Korban G30S PKI, Berakhir di Sumur Maut Jelang Pernikahan

Kisah cinta Tragis Kapten Pierre Tendean Korban G30S PKI, Berakhir di sumur maut Lubang Buaya jelang Pernikahannya

Editor: bandot
Tribun Manado
Pierre Tendean dan Rukmini 

Sebelum gugur di tangan pemberontak, Pierre sejatinya telah merencanakan untuk menikah.

Tinggal menunggu waktu Pierre bakal bersanding di pelaminan dengan Rukmini Chaimin wanita cantik asal Medan.

Gadis cantik berambut ikal dan bermata besar itu telah membuat Pierre jatuh hati.

Keduanya bertemu karena perkenalan oleh kawan-kawan mereka.

Perkenalan terjadi saat Pierre menjadi Komandan Peleton Zeni di Kodam II Sumatera Utara.

Selain Cantik Pierre menurut pengakuan kakak Pierre, Adiknya itu sangat tertarik oleh kehalusan dan kelemahlembutan Rukmini.

Dari sejak menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre Tendean sebenarnya sudah jadi idola para wanita.

Seperti ditulis dari Dinas Sejarah TNI Pierre digelari Robert Wagner dari Panorama.

Banyak diantara gadis yang mau menjalin asmara dengannya.

Namun Pierre pria yang modal ganteng lalu senang gonta-ganti pacar ala playboy.

Pierre dan Rukmini harus menjalani Long Distance Relationship (LDR) saat Pierre ditugaskan mengikuti pendidikan intelijen di Bogor.

Kemudian bertugas di Malaysia pada Operasi Dwikora.

Meski terpisah oleh jarak, namun mereka tetap menjalin hubungan dengan saling berkirim surat.

Bahkan Pierre mengungkapkan keseriusannya kepada kakaknya yang dituliskan lewat sepucuk surat.

Isi surat Pierre untuk kakaknya “Mitz, aku wis ketemu jodoku. Wis yo Mitz, dongakake wae mugo -mugo kelakon” (Mitz, aku sudah bertemu jodohku. Sudah doakan saja mudah-mudahan tercapai).

Meski hubungan mereka sempat ditentang oleh keluarga karena perbedaan keyakinan namun keduanya punya tekad bulat untuk menikah.

Pada Juli 1965 saat Jenderal AH Nasution bertugas ke Medan, Pierre menyempatkan bertemu dengan orangtua Rukmini sekaligus melamar gadis pujaan hatinya itu.

Pada pertemuan tersebut disepakati pernikahan bakal dilangsungkan pada Bulan November 1965.

Namun rencana tinggalah rencana, Tuhan berkehendak lain, Pierre gugur sebagai pahlawan.

Bahkan pada petang hari tanggal 30 September 1965 Pierre masih sebuah paviliun yang akan dikontraknya, yang niatnya dijadikan tempat tinggal saat sudah berumah tangga dengan Rukmini nanti.

Keluarga Pierre dan Rukmini baru mengetahui kabar kematian Pierre pada tanggal 5 Oktober 1965 saat akan dimakamkan di TMP Kalibata.

Rukmini sangat terpukul dengan kabar tersebut.

Perempuan cantik ini baru benar-benar bisa melupakan Pierre 5 tahun kemudian ketika dia menikah dengan pria lain.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved