Hari Itu Peluru Tembus Pelipis Serda Asrofi, Sniper Musuh Incar Kepala Pasukan Elite TNI

Asrofi awalnya berlindung di balik tembok. Dia tertembak sedetik setelah melongokan kepalanya untuk melihat situasi.

Editor: Duanto AS
Kopassus. (AMMOchambers) 

Tubuh Asrofi terkulai melemah di pangkuan Asep yang dengan telaten merawat rekannya itu.

Suasana haru, di dalam hati masing-masing terucap doa pada Tuhan, agar prajurit terbaik itu bisa selamat dan kembali ke rumah menemui keluarganya.

Namun, hari itu takdir berkata lain, TNI kehilangan seorang prajuritnya di medan tugas Tanah Saparua.

Ilustrasi Kopassus
Ilustrasi Kopassus ()

Tepat di bawah Pohon Ketapang itu, Serda Asrofi gugur di pangkuan Kopral Asep Darma.

Yudi menolak memakamkan Serda Asrofi di desa Muslim atau Kristen.

Dia membawa pulang jenazah anak buahnya itu.

Kejadian itu menyadarkan warga dua desa, bahwa tak ada keberpihakan YonGab di Ambon. Bahkan, salah seorang prajuritnya harus gugur karena mendamaikan kelompok yang bertikai.

Kompi C terus berada di Saparua selama tiga minggu lamanya.

Mereka meneruskan tugas untuk merazia senjata api dan mendamaikan konflik SARA yang membuat Ambon menangis.

TRIBUNJAMBI DI INSTAGRAM:

Baca: Saat Kopassus Harus Membantai Teman Sendiri Karena Pengkhianatan dan Pecah di Tahun 1958

Baca: Ban Pesawat Dikempis sampai Kejar Perompak ke Pantai, Aksi Nekat Kopassus, Kopaska dan Marinir

Baca: Pangkoopsau Ditodong Senjata Pasukan Interfet, Paskhas Genggam Granat, Peristiwa Bandara Komoro

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved