HUT TNI ke 73
Saat Sandiwara Berhasil Dibuat 5 Anggota Kopassus Nekat Demi Hadapi Ratusan Pemberontak di Pekanbaru
Di sebuah pesawat, C-47 Dakota yang membawa pasukan penyerbu, terdapat Letnan Satu Leordanus Benny Moerdani
TRIBUNJAMBI.COM - Sebelum bernama Kopassus, pasukan khusus ini merupakan Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).
Kisah pasukan khusus Indonesia dalam perjuangan di masa lampau menarik diketahui.
Satu di antaranya saat pemberontakan PRRI di Sumatera, pada 1958.
Militer Indonesia melakukan operasi gabungan yang dinamakan Operasi Tegas.
Pasukan gabungan yang dikirim ke sana, di antaranya RPKAD.
Saat itu, pesawat pemburu dan pesawat pembom dikirimkan untuk membombardir Lapangan Udara Simpang Tiga di Pekanbaru yang merupakan markas dari pemberontak.

Bombardir dari pesawat itu untuk membuka jalan bagi pesawat-pesawat yang mengangkut personel TNI yang akan diterjunkan melakukan serangan darat, untuk memukul pemberontak.
Di sebuah pesawat, C-47 Dakota yang membawa pasukan penyerbu, terdapat Letnan Satu Leordanus Benny Moerdani, Komandan Komp A RPKAD sebagai Danki.
Selain itu, juga ada Kopral Sihombing seorang penembak SMR, Letda Soeweno dan Letda Dading Kalbuadi, Letda CI Santoso.
Pasukan penyerbu diterjunkan. Tak butuh waktu lama untuk memukul mundur pasukan pemberontak.
Baca: Ketika Soeharto Utus Kopassus Menyamar Jadi Pengawal Presiden Filipina Agar Terhindar dari Kudeta
Baca: Saat Kopassus Harus Membantai Teman Sendiri Karena Pengkhianatan dan Pecah di Tahun 1958
Meski dilengkapi dengan senjata modern, ternyata pasukan pemberontak tak memilik semangat juang tinggi.
Mereka yang tak menyangka dapat serbuan dari pasukan TNI lari kocar-kacir menyelamatkan diri ke hutan. Lapangan udara Simpang Tiga dapat dikuasai TNI.
Usai menguasai Lapangan Udara, Letkol Udara Wiriadinata, Wakil Komandan Operasi Tegas, memerintahkan Benny dan pasukan Kopassus untuk menuju ke Kota Pekanbaru.
5 orang nekat
Meski tidak ada satupun prajurit RPKAD yang pernah bertugas di Pekanbaru, Benny menerima perintah tersebut.
Lima orang anggota pasukan Komando itu mengendarai mobil jip rampasan dari pemberontak menuju ke pusat kota.
Lima prajurit RPKAD ( Kopassus) yang nekat itu bergerak menyerbu Pekanbaru.
Entah kebetulan, di atas Benny Moerdani melayang-layang 2 pesawat P-51 Mustang.
Satu di antara lima orang yang melakukan penyerbuan, membuat "sandiwara" kontak palsu dengan pesawat yang sedang melayang-layang di udara.
Kebetulan di belakang mobil jip ada pesawat radio dengan antena yang menjulang tinggi, sehingga sepanjang perjalanan ke Pekanbaru mereka berbicara seolah-olah ada kontak antara RPKAD yang di jip dengan Mustang.
Padahal, sama sekali tidak ada, cuma sandiwara mereka saja.
Sandiwara tersebut ternyata manjur.

Ketika mobil jip Benny melewati 1 Detasemen Polisi berkekuatan 1 Kompi yang masih dikuasai pemberontak, mereka menurut saja ketika digertak agar meletakkan senjata.
Kejadian seperti itu berlangsung beberapa kali.
Dengan mudah dan tanpa perlawanan, Pekanbaru direbut dari tangan PRRI.
Bahkan, 5 personel RPKAD itu juga tak gentar menuju ke arah para pemberontak yang disebut-sebut menyiapkan serangan balasan.
Baca: Setahun Zumi Zola Bisa Dapat Rp 60 M Dari Dinas PUPR Provinsi Jambi Pengakuan Orang Kepercayaannya
Baca: Sendirian Dikepung Puluhan Orang Bersenjata Tombak, Panah Prajurit Kopassus Ini Bisa Selamat
Baca: Ingin Melangsingkan Tubuh, Coba Konsumsi 4 Jenis Ikan Ini
Benny meluncur dengan mobil jip yang kemudian dipersenjatai SMR Browning 30.
Di tepi sebuah dusun, di pinggir sungai, tiba-tiba Benny bertatapan muka dengan pemberontak.
Reflek Benny yang memegang kemudi menghentikan kenderaan.
Lima orang itu berhamburan mencari perlindungan.
Tanpa disangka, pasukan pemberontak yang juga kaget juga berhamburan berusaha mendorong rakit menyeberangi sungai.
Dari balik tanggul, Kopral Sihombing telah mengokang senapan 7,62 milimeternya, siap memberondongkan peluru.
Namun, Benny memerintahkan untuk tidak menembak, mengingat pasukan tersebut juga telah melarikan diri.
Dari balik perlindungannya, menggunakan Browning M30 yang mampu menghamburkan 600 butir peluru per menit, pasukan PRRI yang kocar kacir itu dapat saja dibantai dengan mudah.
Baca: Detik-detik Penyegelan, Belasan Warga Mendadak Menangis Histeris,
Baca: Lowongan CPNS 2018 di Polda Jambi, Syarat dan Waktu Pendaftaran sampai 4 Oktober 2018
Tapi, bagaimanapun, peperangan melawan saudara sendiri menimbulkan rasa tidak nyaman di hati masing-masing pihak.
Apalagi, menilik kenyataan, bahwa andaikan tadi pada saat pasukan Benny yang hanya terdiri dari lima orang itu benar-benar mendapatkan perlawanan oleh pasukan PRRI yang jumlahnya ratusan tersebut.
Serta adanya sejumlah bazooka yang dipanggul pemberontak, bisa dikatakan dalam sekali tembak dengan Bazooka, pasukan Benny akan gugur semua.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: