Deretan Peralatan Militer Canggih yang Dibeli China dari Rusia
Rusia telah menjual perlengkapan militer senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp 222 triliun) kepada China pada 2017, terutama berupa persenjataan.
Disebut sebagai salah satu sistem pertahanan udara terbaik saat ini, S-400 meliputi rudal dengan rentang 40 hingga 400 kilometer dan dapat mencapai target pada ketinggian 10 hingga 30 kilometer sehingga memiliki cakupan pertahanan berlapis yang lengkap.
Kemampuan radar S-400 yang canggih disebut-sebut mampu mendeteksi pesawat siluman dan melakukan serangan balasan dengan gangguan elektronik.
Satu sistem S-400 memiliki 384 rudal dan hingga 72 peluncur.
Sistem pertahanan itu disebut dapat melacak hingga 300 target pada saat yang bersamaan dan melakukan serangan dengan 36 tembakan misil sekaligus.
Misil yang ditembakkan dari S-400 mampu mengenai target yang melaju pada kecepatan maksimum 4.800 meter per detik, atau Mach 15.
Selain kepada China, Rusia juga telah menjual S-400 ke Turki dan memicu kekhawatiran NATO.
Baca: Foto ini Sejuk Dilihat Sebelum Jokowi & Prabowo Lakukan Penetapan Nomor Urut Pilpres 2019
3. Helikopter Kamov
China diketahui telah membeli tujuh unit helikopter multifungsi Kamov Ka-32A11VS pada 2016, ditambah dua unit lagi pada 2017 dari perusahaan induk helikopter Rusia.

Disebut multifungsi lantaran helikopter tersebut dianggap cocok untuk berbagai misi, termasuk pemadaman kebakaran, operasi pencarian dan penyelamatan, hingga patroli.
Helikopter Kamov Ka-32 juga mampu membawa kargo dalam jumlah sangat besar yang dapat ditempatkan di dalam maupun luar badan helikopter.
Penggunaan baling-baling satu sumbu atau koaksial, memungkinkan helikopter tersebut untuk melakukan pendaratan di wilayah pegunungan atau perkotaan yang padat.
Helikopter tersebut juga dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan khusus, seperti meriam air untuk memadamkan kebakaran dan dapat berfungsi dengan baik di tengah asap tebal atau debu.
4. Mesin Pesawat Jet AL-31F
China disebut telah memesan hingga 150 unit mesin jet AL-31F dari Rusia.
Hingga akhir tahun lalu jumlah yang telah dikirimkan mencapai 100 unit, menurut lembaga think-thank, SIPRI.
