Sejarah Indonesia
Pura-pura Mati, Prajurit Kopassus ini Bertahan Hidup di Tumpukan Mayat Kawan saat Dicari Belanda
Kisah heroik dari anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memang tak akan ada habisnya untuk dikenang.
Ketika formasi pesawat dalam perjalanan pulang, terlihat di laut sebuah kapal yang lampunya berkelap-kelip.
Setelah Dakota pada posisi sejajar dengan kapal, diketahui dengan jelas bahwa ternyata kapal dimaksud milik angkatan laut Belanda.
Lampu yang terlihat berkelap-kelip ternyata tembakan dari kapal ke Dakota.
Formasi Dakota langsung berbelok ke kanan dengan arah menjauh.
Baca: Peluru Bersarang di Kepalanya, Namun Anggota Kopassus ini Tetap Jalani Tugas Hingga. . .
Baca: Kemampuan Mengerikan Idjon Djanbi, Pria yang Sangat Dihormati Kopassus, Pernah Perangi Nazi
Setelah konsolidasi di pagi hari itu, rombongan PU II Pardjo yang diterjunkan di Fak-Fak ternyata selamat dan satu anggota dinyatakan hilang.
Beberapa hari kemudian datang Marinir Belanda sehingga terjadi kontak senjata.
Sesuai instruksi sebelumnya, bila kekuatan tidak seimbang segera masuk hutan.
Setelah keadaan tenang mereka menyusup kembali ke kampung tersebut dan ternyata sudah kosong.
Rumah-rumah penduduk dibakar oleh Belanda dan penduduknya mengungsi entah kemana.
Sementara pasukan yang diterjunkan di Fak-Fak, sekitar satu bulan bertahan di sekitar kampung Urere, kemudian mendapat perintah meninggalkan kampung.
Dalam kondisi sudah lemah karena kekurangan makanan, pasukan berhenti sejenak di kebun pala untuk istirahat.
Kemudian secara tiba-tiba diserang pasukan Belanda dari arah seberang sungai.
Baca: The Ghost of Everest Jalan Bareng Anggota Kopassus, Taklukkan Puncak Everest
Baca: Ban Pesawat Dikempis sampai Kejar Perompak ke Pantai, Aksi Nekat Kopassus, Kopaska dan Marinir
Dalam kontak senjata, lima anggota gugur yaitu KU I Adim Sunahyu, PU I Suwito, PU I Lestari, dua orang dari RPKAD yakni Sukani dan seorang lagi tak diketahui namanya.
Komandan Peleton Letda Agus Hernoto tertembak di kedua kakinya dan ditawan Belanda.
Sedangkan PU II Pardjo, kaki kanannya tertembak namun dengan sisa tenaganya berusah menyelinap.