Sejarah Indonesia

Sosok ini Dulu yang Buat AURI Sangat Garang, Namun Kini Jadi Peternak Ayam Karena G 30S PKI

Sebagai pilot tempur pesawat pengebom B-25 yang pernah bertempur melawan AUREV di kawasan Indonesia Timur

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ade Sulaeman
Sri Mulyono (tengah sambil mengacungkan tangan) saat di Halim PK tahun 1965 

Menurut konsep Sri Mulyono, AU akan bertindak sebagai payung udara bagi pasukan di darat dan di laut.

Oleh karena itu, AU harus menguasai medan pertempuran di udara. Jadi pesawat yang tepat adalah pesawat yang mampu terbang jauh dari Pulau Jawa menuju Biak, atau Sorong di papua.

Baca: Kegalauan Soeharto Saat Dipaksa Mundur dari Kursi Presiden oleh Orang-orang Terdekatnya

Baca: Kakek 72 Tahun Nikahi Perempuan 25 Tahun Mahar Rp 1,4 Miliar, Akhirnya Cerai,Alasan PIL

Baca: Rohim Simpan Sabu-sabu 8 Kg, Modusnya Unik, Tapi Polisi Tak Tertipu

Pesawat yang dipilih akhirnya adalah Tu-16 yang bisa membawa bom dan roket serta Tu-16KS yang bisa membawa peluru kendali.

Sedangkan untuk pesawat penyergap dipilih MiG-17 dan MiG-21.

Sebenarnya dipilih juga MiG-19 namun akhirnya dibarter dengan pesawat transpor Constelation milik Pakistan.

Pesawat ini berfungsi untuk menyergap pesawat-pesawat Belanda yang masuk wilayah Maluku, Ternate, dan Makasar.

Semua keperluan itu kemudian digabung dengan keperluan AD dan AL, sehingga total nilai mencapai 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 13 triliun untuk nilai sekarang (2018).

Jumlah utang yang sangat besar itu sedianya akan dibayar seusai perang.

Misi ini dianggap berhasil. Sebagai penghargaan, pangkat Sri Mulyono dinaikkan menjadi Letnan Kolonel pada April 1961.

Dia juga diangkat menjadi Direktur Operasi A/B MBAU.

Berkat kemampuan dan prestasinya dalam berdiplomasi, tugas-tugas diplomasi bagi Sri Mulyonno semakin menjadi bagian yang tak terhindarkan.

Seiring konflik rebutan Irian Barat antara Indonesia-Belanda yang makin memuncak, pada bulan April 1963 Sri Mulyono kembali ditugaskan mengikuti rombongan misi ABRI (TNI) yang dipimpin Letjen R. Hidayat ke Rusia.

Misi Sri Mulyono dan rombongan adalah untuk segera merealisasikan pengadaan sejumlah pesawat tempur paling mutakhir seperti MiG-15, MiG-17, MiG-19, MiG-21, Il-28, Tu-16, Tu-16/KS, helikopter Mi-4, Mi-6, serta pesawat angkut Antonov.

Misi itu sekali lagi berhasil sehingga pada masa itu kekuatan udara AURI menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

Tak hanya terlibat aktif dalam diplomasi untuk mendapatkan persenjataan dari Rusia, Sri Mulyono juga aktif dalam perjuangan diplomasi untuk membebaskan Irian Barat di sidang PBB, New York, AS.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved