Sejarah Indonesia
Ketika Pasukan Belanda Kelimpungan Hadapi Operasi Penerjunan Paskhas dan Kopassus di Irian Barat
Kopassus TNI AD dan Paskhas TNI AU pernah bahu membahu bekerjasama di medan pertempuran.
Pagi itu sekitar pukul 10 waktu setempat, 25 April, flight C-47 Dakota yang terbang dari Kupang mendarat di Lanud Pattimura.
Pesawat ini berangkat dari Lanud Halim sehari sebelumnya.

Tak lama kemudian digelar briefing dipimpin Panglima Mandala Mayjen Soeharto didampingi Komodor Leo Wattimena.
Briefing yang berlangsung di Gedung Teknik Umum (gedung diesel) Lanud Pattimura itu dihadiri oleh pilot Dakota yang akan mendapat tugas menerjunkan pasukan PGT dan RPKAD di Fak-Fak dan Kaimana.
Baca: Jaksa Ajukan Kasasi Kasus Inses di Batanghari, Aktivis Perempuan Bereaksi
Baca: Bila 21 Tanda ini Sudah Nampak, Kiamat Disebut Sudah Dekat! Kenali Tanda-tanda itu
Sejumlah warga berusia lanjut di sekitar Lanud Pattimura yang pernah Angkasa temui, masih mengingat momen ini, saat Soeharto memberikan taklimatnya.
Dalam briefing siang itu dijelaskan bahwa tugas penerbang adalah menerjunkan pasukan ke daerah yang sudah ditentukan.
Beberapa penerbang terlihat kaget, namun cepat menyesuaikan diri.
Pasukan yang akan diterjunkan di Kaimana diminta langsung menuju ke pesawat untuk diterbangkan ke Langgur dan istirahat sampai waktu yang ditentukan.
Sebelum lepas landas dari Pattimura, Soeharto dan Leo memberikan ucapan selamat kepada pasukan yang dipimpin Lettu Inf Heru Sisnodo dari RPKAD.
Operasi dibagi atas dua penerbangan yang lepas landas dari Lanud Amahai, dengan pentahapan Operasi Banteng I (Banteng Putih) menerjunkan pasukan di Fak-Fak, dan Operasi Banteng II (Banteng Merah) di Kaimana.
Penerjunan di Fak-Fak dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.
Bersama mereka juga diikutkan anggota dari Zeni Angkatan Darat, yang akan bertugas merusak fasilitas radar Belanda di Kaimana.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: