Kisah Bung Hatta yang Mengiris Hati, Mesin Jahit, Istri Bersahaja dan Rahasia Negara
Dengan sedih, Rachmi mendatangi Hatta. "... tahu pemerintah akan melakukan senering. Mengapa Bapak tidak memberitahu Ibu?" tuturnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Manusia cerdas dan berakal budi. Dia bernama Mohammad Hatta, founding father sekaligus Wakil Presiden Pertama Indonesia.
Dia berusaha tak sekalipun mengambil milik negara yang bukan miliknya. Itu dilakukan Bung Hatta hingga akhir hayat.
Gemala Rabi'ah Hatta, putri kedua Bung Hatta, bercerita kepada Intisari bahwa dirinya pernah mendapat teguran dari ayahnya saat berkuliah di Sidney (Australia), pada 1974-1976.
Kala itu, Gemala kerap surat menyurat dengan sang ayah.
Bung Hatta sering memberikan semangat, hiburan, bahkan materi untuk tugas makalah anaknya.
Baca: BREAKING NEWS: Belum 2 Minggu, Lubang Jarum PETI di Merangin Kembali Telan Korban
Baca: Soekarno saat Kondisi Kesehatan Merosot Drastis, Ternyata Tak Dapat Perawatan Memadai
Baca: Mendengar Nama Letkol Untung Disebut, Soeharto Sontak Terkejut bukan Kepalang
Baca: Nasib Letkol Untung Usai G 30S Gagal, Tidak Sengaja Ketemu 2 Anggota Armed
Pada penutup surat bertanggal 26 Maret 1975, Gemala mendapat teguran kecil itu.
"....kalau menulis surat kepada ayah dan lain-lainnya janganlah memakai kertas Konsulat Jenderal RI. Surat-surat Gemala kan surat prive bukan surat dinas" tulis Bung Hatta dalam surat untuk Gemala.
"Alamak, sebuah teguran yang memalukan," kenang Gemala.
1971
Kisah lain betapa kerasnya Bung Hatta untuk tidak memakai uang negara atau uang yang bukan haknya terjadi, pada 1971.
Saat itu, Bung Hatta didampingi istrinya, Rachmi Hatta, dan putri bungsunya, Halida Nuriah Hatta berobat ke Belanda.

Karena menyandang status mantan wapres, maka semua biaya pengobatan Bung Hatta ditanggung negara.
Usai berobat dan pulang ke Jakarta, Bung Hatta meminta sekretaris pribadinya, Iding Wangsa Wijaya, untuk merinci semua pengeluaran selama berobat di Belanda.
Pengeluaran itu kemudian dibandingkan dengan uang yang diterima dari Sekretariat Negara.
Setelah dihitung, ternyata ada uang tersisa.