Sappers, Pasukan Mengerikan yang Selalu Telanjang saat Berperang

Seperti halnya Indonesia, yang bangga akan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kepunyaan TNI AD.

Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Garda Nasional
Pasukan Sappers Vietnam 

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap negara memiliki pasukan khusus dalam menjalani misi-misi penting dan besar.

Seperti halnya Indonesia, yang bangga akan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kepunyaan TNI AD.

Sama halnya dengan Indonesia, Vietnam pun miliki pasukan khusus yang terkenal dengan aksi telanjang saat berperang.

Baca: Cerita Dibalik Bayi Kembar Tiga yang Diberi Nama Avanza, Ini Harapan Orangtuanya. . .

Baca: Kesaksian Penulis Film G 30S PKI, Lihat Brutalnya PKI di Rumah Jenderal Ahmad Yani

Sejarah Vietnam menuliskan sukses Sappers dengan tinta emas. Sebagai pasukan elite Vietnam Utara, Sappers dinilai paling efektif mengatasi keunggulan teknologi dan persenjataan lawan.

Dalam tulisannya di HistoryNet, Arnold Blumberg mengatakan Sappers mampu menghancurkan ratusan pangkalan militer AS, membakar depot bahan bakar, meledakan gudang amunisi, lewat serangan mendadak.

Mereka menciptakan ketakutan di kalangan tentara AS, karena kemampuan mereka menyerang pertahanan terbaik.

Tidak ada yang tahu bagaimana mereka datang, yang pasti mereka telah berada pada jarak sangat dekat dengan lawan dan menebar kematian.

Lalu apa syarat dan siapa saja yang bisa menjadi anggota Sappers? Blumberg menulis, mereka harus memiliki keberanian dan kecerdikan, karena Sappers beroperasi di wilayah lawan yang kuat.

Pasukan Sappers Vietnam
Pasukan Sappers Vietnam (Garda Nasional)

Atribut penting lain bagi Sappers adalah kecerdasan dan ketrampilan berorganisasi, serta mampu beroperasi secara independen dalam pertempuran.

Namun, Sappers bukan kamikaze – pasukan bunuh diri ala Jepang. Sappers diajarkan untuk menyelesaikan misi dan kembali hidup-hidup.

Sappers tidak mengenal misi bunuh diri, karena setiap operasi pasti bisa diselesaikan dan perang dimenangkan.

“Sappers adalah simbol hidup dan jiwa nasional kita,” kata Kolonel Bach Ngok Lien, komandan senior Sappers, di Nhan Dan – surat kabar Partai Komunis Vietnam – Desember 1979.

Baca: Pj Bupati Merangin Sebut Petugas Akan Lakukan Ini, Bila Korban PETI Tak Bisa Dievakuasi

Sappers adalah esensi Vietnam, bangsa yang kreatif dan memiliki energi luar biasa.”

Menurut Kolonel Ngok Lien, Sappers adalah sekelompok kecil tentara yang dipersiapkan untuk melawan yang kuat, tanpa memakai seragam khusus. Inilah yang membedakan Sappers dari pasukan elite mana pun di dunia.

Taktik Sapper identik dengan perang gerilya klasik. Namun, menurut banyak petinggi militer Vietnam Utara, dalam perang gerilya unit kecil menyerang dan menghancurkan formasi musuh yang kecil dan terisolasi. Selama Perang Vietnam, Sappers selalu menyerang pangkalan berkekuatan besar.

Baca: Data 2.000 PNS Diblokir, KPK Verifikasi Data PNS Terkait Kasus Rasuah

Serangan Sappers tidak pernah dilakukan dari luar area lawan, tapi dari dalam. Orang Vietnam menyebut taktik ini ‘mekar teratai’, menembus pangkalan musuh yang kuat dan mendesak lawan sampai ke luar pertahanannya.

Tidak sekali pun selama Perang Vietnam Sappers menyerang musuh yang bergerak di area terbuka.

Sappers akan dengan sabar menunggu musuh berhenti di satu titik, atau kembali ke pangkalan, sebelum menyerang mereka.

Tidak jarang Sappers menghabiskan berhari-hari, atau berminggu-minggu, mengintai musuh sebelum memutuskan menyerang.

Pasukan Sappers Vietnam
Pasukan Sappers Vietnam (Garda Nasional)

Sappers dalam Vietnam War. Tidak punya seragam tempur.
Pengalaman pasukan Vietnam Utara menunjukan sangat sulit menarik diri dari pertempuran terbuka daripada keluar hidup-hidup dari perkotaan dan pangkalan musuh.

Sebelum Tet Offensive, serangan tentara komunis di malam Imlek tahun 1968, Sappers di Vietnam Selatan dikendalikan Viet Cong.

Setelah Offensive Tet, dan Viet Cong kehilangan banyak tentara, semua operasi Sappers di Vietnam Selatan diawasi Komando Tertinggi Vietnam Utara di Hanoi.

Hanoi merancang kembali program pelatihan. Pusat pelatihan Sappers di Vietnam Selatan dan Kamboja, setelah Offensive Tet, dijalankan Kelompok Sappers 429.

Baca: Tiga Hari Terjebaknya Penambang, Polisi Akan Periksa Pemilik Lahan Lubang Jarum

Baca: Pemkab Muarojambi akan Lakukan SOTK Pejabat Esselon III dan IV

Pusat pelatihan di Vietnam Utara dan Laos dijalankan Komando Tertinggi Vietnam Utara.

Bagian penting program ini adalah indoktrinasi politik. Lainnya adalah ketrampilan pengintaian dan observasi.

Sappers diajarkan menggunakan peta, kompas, menemukan posisi musuh, menjaga rutinitas, membakar depot bahan bakar, dan lainnya.

Latihan paling keras bagi Sappers adalah berjalan jinjit, berjalan seperti bebek alias dengan jongkok, merangkak beberapa kilometer, untuk menghindari deteksi lawan saat melintasi tanah yang keras, ladang rumput, tanah berpasir, lumpur, rawa, dan rintangan air.

Mereka juga diajarkan teknik melumpuhkan ranjau dan manuver kawat berduri. Ada kelas khusus merakit bom dan pertempuran jarak dekat.

Vietnam dan Viet Cong masing-masing punya tiga cabang Sapper; yang beroperasi di laut, perkotaan, dan tempat terbuka. Sappers angkatan laut menyerang rute pasokan air dan instalasi AS di pantai.

Di perkotaan, Sappers menyadap pembicaraan telepon lawan, menyebar propaganda, sabotase, dan mengumpulkan informasi intelejen.

Sappers yang bergerak di lahan terbuka punya dua misi; menyusup ke instalasi militer AS dan Vietnam Selatan; pos komando, posisi artileri, gudang amunisi, dan menghancurkannya. Serta, melatih rakyat bertempur untuk panetrasi ke perimeter lawan dan serangan kejutan.

Meski tidak terlalu sering, Sappers terlibat dalam serangan infanteri konvensional. Mereka biasanya terlibat dalam pelanggaran garis pertahanan dan menciptakan celah yang bisa dilalui infanteri biasa.
Sayangnya, keterlibatan Sappers dalam pertempuran konvensional menyebabkan pasukan elite ini terus berkurang.

Sapper yang beroperasi di lapangan dibentuk Viet Cong, terdiri dari skuad independen sampai battalion. Vietnam Utara, yang beroperasi di lapangan, punya balion dan resimen Sappers.

Batalion standard memiliki marskan peleton dengan 15 sampai 20 anggota, serta tiga kompi lapangan yang masing-masing beranggotakan 60 orang.

Beberapa unit Sappers diperjantai dengan senjata lebih besar dari unit infanteri Vietnam Utara. Senjata yang paling umum adalah AK-47 dan tas peledak TNT.

Baca: Terjadi Kekejaman dengan Korban 7 Jenderal pada G 30S PKI, Kemana Soeharto?

Baca: Ketika Benny Moerdani Kembali Bertemu 2 Anggota SAS yang Nyaris Membunuhnya di Misi Dwikora

Lainnya adalah granat berpeluncur B40/41, torpedo Bangalore, senapan mesin RPK buatan Uni Soviet, berbagai granat tangan, ranjau, piston, dan senapan mesin ringan.

Beberapa unit Sappers memiliki senjata lebih berat, senapan 100 mm dan 75 mm, mortar 60 dan 82 mm, dan penyembur api. Senapan inilah yang menjadikan operasi mereka di Mary Ann sukses.

Biasanya, Sappers menyusupkan anggotanya ke pangkalan AS. Sebelum serangan ke Mary Ann, beberapa komandan AS memperingatkan adanya satu atau dua orang tentara Vietnam Selatan di pangkalan itu bekerja untuk Vietnam Utara.

Faktanya, selama pertempuran di pangkalan itu Sappers tidak menyerang posisi tentara Vietnam Selatan. Justru tentara AS yang menembaki posisi sekutunya.

Bukan tidak mungkin 15 tentara Vietnam yang tewas di pangkalan itu adalah tentara Vietnam Selatan, bukan Sappers.

Setelah pengintaian berhari-hari, biasanya mencapai tujuh hari, komandan Sappers menentukan target dan merencanakan serangan.

Serangan Senyap

Setidaknya ada empat elemen yang dibentuk sebelum serangan; pengamanan, penyerangan, dukungan, dan regu penembak cadangan.

Dalam proses perencanaan, komandan memberi instruksi bagaimana mendekat ke pertahanan lawan, menyusup, menentukan rute pelarian, menetapkan posisi pasukan yang memberi tembakan dukungan, dan sasaran prioritas.

Komandan juga mengatur latihan menggunakan peta, mock up, dan diagram target. Latihan ini bisa berlangsung berhari-hari.

Pasukan Sappers Vietnam
Pasukan Sappers Vietnam (Garda Nasional)

Lebih penting lagi bagaimana menciptakan kejutan. Sukses serangan sangat tergantung kemampuan membuat serangan kejutan.

Selama Perang Vietnam, Sappers membuktikan paling unggul dalam serangan kejutan melawan kekuatan besar.

Sukses serangan kejutan sangat ditentukan kemampuan pasukan bergerak tanpa terlihat lawan. Itulah yang terjadi di Pangkalan Mary Ann.

Untuk serangan malam hari, Sappers membutuhkan enam sampai tujuh jam bergerak mendekat ke pangkalan musuh.

Gerakan mereka sangat lambat, karena mereka tidak ingin terlihat dan menjadi sasaran empuk tembakan artileri.

Saat paling krusial adalah ketika jarak pangkalan lawan tinggal 200 meter. Saat itulah setiap anggota Sappers memperlihatkan kemampuannya bergerak tanpa terlihat dengan mata telanjang.

Biasanya, Sappers memilih jalan yang paling sulit, yang lawan tidak pernah pikirkan.

Jika terdesak dan harus lari, Sappers memilih memotong kawat berduri, bukan meledakannya. Tindakan peledakan adalah bunuh diri, karena lawan tahu posisi mereka.

Atau mereka menggunakan tembakan pengalihan, agar lawan mengindentifikasi sebagai serangan rutin.

Setelah memasuki wilayah pertahanan lawan, Sappers bergerak cepat. Mereka melemparkan tas penuh TNT, granat, menembakan RPG, untuk menimbulkan korban jiwa sebanyak mungkin, menahan pasukan lawan di bunker agar tidak bisa melepas tembakan balasan. Di Pangkalan Mary Ann, serdadu AS yang selamat adalah mereka yang tidak bisa keluar bunker, dan balas menyerang.

Namun, Sappers tidak melulu berhasil. Juni 1969, saat Sappers meneyrang pangkalan mariner Charlie One di zona demiliterisasi, pasukan elite Vietnam Utara dipukul mundur oleh serangan artileri Vietnam Selatan sebelum mencapai kawat pertahanan. Usai pertempuran, serdadu Vietnam Selatan menemukan 67 serdadu Sappers tewas.

Di banyak operasi lain, Sappers menyelesaikan tugas dalam 30 menit. Jika tidak dapat mengatasi rintangan lawan, Sappers akan bergerak mundur dengan tembakan dukungan dan perlindungan pasukan cadangan, setelah itu mereka berkumpul di titik temu.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved