Reaksi Pro-Kontra Luar Negeri Terkait G 30S PKI, Tulisan Mendikbud 1967 Nugroho Notosusanto

Pro kontra G 30S PKI di luar negeri. Ada yang menyebut itu didalangi PKI ada yang menyebut itu merupakan intrik internal.

Editor: Duanto AS
Seorang anak berada di depan patung para jenderal korban G 30S PKI. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Karangan kedua yang patut dikemukakan adalah karangan Dr John O. Sutter, seorang Senior Research Associate dari pada Asia Foundation, yang di Indonesia dikenal karena bukunya Indonesianisasi: Politics in a Changing Economy, 1940 -1955, ( 4 jilid, 1959).

Sutter menulis artikel yang berjudul “Two Faces of Konfrontasi: Crush Malaysia and The Gestapu” dalam majalah Asian Survey, Oktober 1965.

Seperti telah dapat dicerminkan oleh judulnya, artikel ini terdiri atas dua bagian, yang pertama mengenai Konfrontasi dan yang kedua mengenai Gestapu. Yang perlu disinggung hanyalah yang mengenai Gestapu.

Artikel ini sayang sekali mengandung kekeliruan-kekeliruan fakta mengenai kisah peristiwa “G-30-S” namun garis besar tafsirannya benar.

Juga Sutter melihat peristiwa “G-30-S” sebagai kulminasi daripada kampanye PKI untuk menggelincirkan situasi Tanah air ke pihaknya.

Ulasan-ulasan jurnalistik yang tidak negatif

Suatu karangan yang lebih panjang daripada hanya artikel saja, adalah karja John Hughes yang berjudul Uphea Val in Indonesia, suatu buku yang akan terbit pada akhir tahun 1967 ini.

Karya Hughes telah memenangkan Pulitzer Prize dan memang menunjukkan keahlian seorang wartawan yang tidak sama sekali asing daripada suasana Indonesia.

Meskipun demikian, ada terdapat kekeliruan fakta yang dapat dimaafkan, karena pengarang, bukanlah seorang sarjana yang expert tentang Indonesia.

Sayang sekali karya ini terlalu menitikberatkan diri pada korban-korban yang jatuh dalam masa epilog yang deskripsinya tidak selalu tepat.

Karangan-karangan jurnalistik lain yang tidak terlalu ngawur adalah karangan Clarence W. Hall, Indoensia’s Night of Terror, Dawn of Hope, dalam Reader’s Digest, November 1966, dan karangan Horace Sutton, Indonesia’s Night of Terror, dalam Saturday Review, 4 Pebruari 1967.

Karangan-karangan ini sesungguhnya merupakan karangan-karangan menurut selera umum di Amerika Serikat sebagaimana yang telah kita ketahui.

Suatu buku jurnalistik yang fakta-faktanya banyak yang ngawur karena pengarangnya rupa-rupanya tidak kenal Indonesia, meskipun pada bukunya diperkenalkan sebagai “an acknowledged expert on Indonesia", adalah karangan Tarzie Vittachi The Fall of Sukarno (1967).

Deskripsinya mengenai peristiwa “G-30-S” mengandung begitu banyak hal yang tidak masuk akal sehingga membaca buku ini kita sering akan ketawa kasihan.

Ulasan-ulasan ahli yang lain

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved