Kisah 'Si Hantu Gunung' yang Terpukau dengan Semangat Pantang Menyerah Kopassus di Ekspedisi Everest
Banyak cerita yang tidak ada habisnya untuk menceritakan kehebatan Pasukan elite TNI Kopassus.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak cerita yang tidak ada habisnya untuk menceritakan kehebatan Pasukan elite TNI Kopassus.
Mulai dari penumpasan pemberontakan G30S/PKI, berperang melawan pasukan elite Kerajaan Inggris SAS di hutan Kalimantan, pertempuran dengan Fretilin di Timor Timur sampai pembebasan penyanderaan pesawat Garuda di Woyla, Bangkok.
Satu diantara cerita patriotisme anggota pasukan yang awalnya bernama RPKAD ini yakni pendakian ke Gunung Everest puncak tertinggi yang disebut juga atap dunia pada tahun 1997.
Tim Nasional Ekspedisi Everest berjumlah 43 orang, terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, Rakata, dan Mapala UI.
Setelah ekspedisi besar, tersisa 16 orang yang kemudian dibagi menjadi dua tim.
Baca: Jadwal Lengkap Closing Ceremony Asian Games 2018, Ada Marching Band Hingga Super Junior
Baca: Beri Kemudahan Awal September Disdukcapil Tebo Rekam E-KTP di Minimarket
6 orang dari sebelah utara melalui Tibet.
10 orang dari sebelah selatan melalui Nepal.
Tim yang dipimpin Anatoli Nikolaevich Boukreev (Kazakhastan), yang dikenal dengan The Ghost of Everest serta Richard Pawlosky (Polandia) dipilih menjadi pelatih tim.
Vladimir Bashkirov dipercaya menjadi film maker, sedangkan Dr. Evgeni Vinogradski menjadi dokter tim.
Dalam bukunya yang berjudul The Climb, Anatoli Boukreev menceritakan kisah heroiknya pendakian tersebut.
Baca: Mustar Sedang Salat Saat Pencuri Beraksi Gasak Tas Jamaah, Sepekan Dua Kali Kehilangan
Berikut nukilan catatan Boukreev yang terkesima dengan semangat juang dan rasa patriotisme anggota baret merah ini.
Tiga orang anggota Kopassus yang berhasil menaklukkan Everest (1997) yakni Prajurit Satu (Pratu) Asmujiono, Sersan Misirin, dan Lettu Iwan Setiawan
Misirin berjalan maju, perlahan tanpa pertolongan.
Asmujiono bergerak mantap, tapi seperti orang yang sedang bermeditasi.
Baca: Peserta Bedah Buku Teriak Ganti Presiden, Prabowo: Orang Sabar Itu Disayang Allah
Iwan berjalan pelan pula, namun bisa dilihat kemampuan koordinasinya berkurang meski mentalnya masih kuat.