Gambaran Mencekam Jakarta 20 Tahun Silam Saat Akan Berakhirnya Kekuasaan Soeharto Sebagai Presiden

Gerakan reformasi yang menuntut Presiden Soeharto mundur semakin besar pada bulan Mei 1998, tepat 20 tahun silam.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Wikimedia/Creative Commons
Soeharto saat pembacakan surat pengunduran diri di Istana Merdeka, Jakarta, 21 Mei 1998. 

Pada 19 Mei 1998 misalnya, Soeharto bertemu dengan tokoh seperti Abdurrahman Wahid, Nurcholis Madjid, Emha Ainun Nadjib, serta Malik Fadjar.

Akan tetapi, usai pertemuan Soeharto mengusulkan dibentuknya Komite Reformasi untuk melaksanakan pemerintahan transisi sebelum pergantian kepemimpinan.

Baca: 538 Warga SAD di Empat Kecamatan di Sarolangun Sudah Kantongi Kartu BPJS

Baca: Lempar Baju Basah ke Penonton, Ini Sosok Perempuan Beruntung yang Dapat Kaos Jonatan Christie

Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI di Istana Merdeka, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden. Disaksikan Mensesneg Saadillah Mursyid (paling kanan) dan para tokoh, antara lain Yusril Ihza Mahendra, Amidhan, Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Malik Fadjar, Sutrisno Muchdam, Ali Yafie, Maruf Amin, Abdurrahman Wahid, Cholil Baidowi, Adlani, Abdurrahman Nawi, dan Ahmad Bagdja.
Presiden Soeharto memberikan keterangan pers seusai pertemuan dengan para ulama, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan ABRI di Istana Merdeka, 19 Mei 1998, dua hari sebelum mengundurkan diri menjadi presiden. Disaksikan Mensesneg Saadillah Mursyid (paling kanan) dan para tokoh, antara lain Yusril Ihza Mahendra, Amidhan, Nurcholish Madjid, Emha Ainun Najib, Malik Fadjar, Sutrisno Muchdam, Ali Yafie, Maruf Amin, Abdurrahman Wahid, Cholil Baidowi, Adlani, Abdurrahman Nawi, dan Ahmad Bagdja. (KOMPAS / JB SURATNO)

Menurut Nurcholish, ide itu datang dari Soeharto. Tidak ada tokoh yang menyampaikan usul pembentukan Komite Reformasi kepada Bapak Pembangunan itu.

Masyarakat, mahasiswa, dan tokoh penggerak reformasi pun gemas.

Soeharto dianggap mengulur waktu dalam mempertahankan kekuasaan.

Momentum Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1998 lalu direncanakan untuk menjadi puncak demonstrasi massa dalam menjatuhkan Soeharto alias people power.

Salah satu tokoh yang aktif menuntut Soeharto mundur adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais.

Baca: Indonesia Pastikan Satu Medali Emas, Marcus/Kevin ke Final

Baca: Sedang Berlangsung Link Streaming Voli Putri Indonesia vs Thailand

Dilansir dari Kompas terbitan 19 Mei 1998, saat bertemu Komisi II DPR, Amien Rais mengungkapkan bahwa masyarakat Yogyakarta di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono X akan melakukan long march dan mendesak digelarnya Sidang Istimewa MPR untuk mencopot Soeharto.

Sultan Hamengku Buwono X, di depan hampir sejuta warga Yogyakarta dan sekitarnya pada 20 Mei 1998, membacakan maklumat yang isinya mengajak masyarakat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia mendukung Gerakan Reformasi. Pembacaan maklumat Sultan HB X itu dilakukan di depan Pagelaran Keraton, Yogyakarta. Hadir pula Paku Alam VIII.
Sultan Hamengku Buwono X, di depan hampir sejuta warga Yogyakarta dan sekitarnya pada 20 Mei 1998, membacakan maklumat yang isinya mengajak masyarakat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia mendukung Gerakan Reformasi. Pembacaan maklumat Sultan HB X itu dilakukan di depan Pagelaran Keraton, Yogyakarta. Hadir pula Paku Alam VIII. (HARIADI SAPTONO (HRD))

Aksi ini dinilai akan menjadi rangkaian aksi people power dalam menjatuhkan Soeharto.

Ucapan Amien Rais memang bukan isapan jempol.

Sebab, di Yogyakarta pada 20 Mei 1998, Sultan Hamengku Buwono X membacakan maklumat di depan Pagelaran Keraton Yogyakarta.

Di hadapan massa yang membeludak, Sultan mengajak masyarakat Yogyakarta mendukung gerakan reformasi dan menuntut pergantian kepemimpinan nasional.

Jakarta mencekam Berbeda dengan di Yogyakarta, suasana di Ibu Kota terasa mencekam pada 20 Mei 1998.

Baca: Habisi Pemberontak Secara Senyap, Pasukan Elit TNI Gunakan Senjata Maut Suku Dayak

Baca: Ditangkap di Jakarta, Hendra Akan Sampai di Jambi Nanti Malam

Dikutip dari buku Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian (2013) yang ditulis wartawan senior Salim Said, ini bermula saat Amien Rais mengajak masyarakat memadati lapangan Monumen Nasional untuk menuntut mundurnya Soeharto.

Namun, permintaan Amien Rais itu mendapat penentangan dari ABRI.

Suasana Jakarta ketika pada 20 Mei 1998, menjelang jatuhnya Presiden Soeharto
Suasana Jakarta ketika pada 20 Mei 1998, menjelang jatuhnya Presiden Soeharto (JOHNNY TG (JPE))
Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved