Saat Kopassus Makin Garang dengan Teknologi Canggih, Saat Pembebasan Sandera di Papua

Misi besar dan berbahaya seperi operasi Trikora, Dwikora dan pembebasan sandera dari pembajakan pesawat Indonesia

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Wikipedia
Kopassus 'si Baret Merah' 

TRIBUNJAMBI.COM - Misi besar dan berbahaya seperi operasi Trikora, Dwikora dan pembebasan sandera dari pembajakan pesawat Indonesia.

Merupakan tiga dari misi besar yang sudah dikenal dunia atas aksi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Misi pasukan khusus TNI AD, lewat Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di berbagai tempat selalu menelurkan kisah yang sangat heroik.

Baca: Ketika Tentara Hizbullah Segan dengan Kopassus yang Selamatkan Tentara Spanyol dari Kejaran Mereka

Baca: Anggota Kopassus Nyamar Jadi Pedagang Durian di Daerah Lawan, Ditantang Kecoh Patroli TNI

Misalkan saja misi selama 130 hari, Kopassus berhasil menuntaskan operasi pembebasan sandera di Papua.

Hal ini juga didukung oleh drone yang saat itu juga membantu melihat pergerakan musuh.

Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)
Ilustrasi: Satuan Kopassus saat parade pasukan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) pada gladi bersih upacara Hari Ulang Tahun ke-72 TNI di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Selasa (3/10/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto) (kompas.com)

130 hari merupakan waktu yang panjang dalam sebuah drama penyanderaan di Mapenduma, Papua.

Dilansir TribunJambi.com dari Indomiliter.com Sebelas peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 mengalami tragedi yang tak terlupakan saat disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik pada 8 Januari 1996.

Lewat perjuangan dan lika liku upaya pembebasan, aksi militer yang dikenal sebagai Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma baru berakhir pada 9 Mei 1996.

Dengan kondisi geografis hutan dan pegunungan yang terjal, bukan perkara mudah bagi pasukan pemburu OPM.

Baca: Cuma Diketahui Komandannya, Kisah Kopassus ini Rela Dihujani Tembakan Teman Demi Selesaikan Misi

Baca: Layaknya Kopassus, 4 Kemampuan Yontaifib yang Bikin Teroris Dilumpuhkan hanya dalam Waktu 10 Menit

Karena menyangkut keselamatan sandera yang sebagian adalah warga negara asing, sontak dukungan peralatan mengalir kepada satuan elite Kopassus (Komando Pasukan Khusus) TNI AD yang pada akhirnya berhasil menuntaskan operasi tersebut.

Selain US Army yang meninjamkan peralatan penglihatan malam (Night Vision Goggle), negara tetangga Singapura yang saat itu sudah menjadi pionir dalam dunia drone, turut meminjamkan drone (UAV/Unmanned Aerial Vehicle) intai yang terbilang paling canggih di arsenal AU Singapura (RSAF) saat itu, yaitu Searcher, sosok drone fixed wing buatan Israel Aerospace Industries (IAI).

Seperti halnya peran drone Aerostar dari Skadron Udara 51 yang berperan aktif dalam misi intai di Operasi Tinombala, pun Searcher II dapat memberikan pantauan udara yang dapat mendukung pergerakan pasukan pemburu di darat.

Searcher II bersanding dengan UAV Heron
Searcher II bersanding dengan UAV Heron (TribunJambi.com)

Searcher II bersanding dengan UAV Heron, keduanya menjadi arsenal AU Singapura.

Oleh pihak pabrikannya, Searcher disebut sebagai multi mission tactical UAV yang mengedepankan peran surveillance, reconnaissance, target acquisition, artillery adjustment and damage assessment.

Searcher II dengan bobot (MTOW) 435 kg sanggup membawa payload hingga 120 kg.

Disokong satu unit mesin 4 stroke Limbach L 550, 35 kW (47 hp), Searcher II sanggup terbang dengan endurance 18 – 20 jam.

Kecepatan maksimum drone ini mencapai 200 km per jam dan dapat terbang sejauh 150 km (Line of Sight) pada ketinggian 6.100 meter.

Baca: 65 Jam Pesawat Woyla Dibajak Teroris, Kopassus Bebaskan Hanya Dalam Waktu 3 Menit

Baca: Berjalan 3 Menit, Aksi Kopassus Jadi Sorotan Dunia Saat Tumpas Teroris dari Penyanderaan

Yang special dari mesin Limbach L 550 adalah sifatnya yang low noise dan low audio detection.

Sementara payload yang dapat disokong Searcher mencakup sensor Electro Optical (TV & IR), Synthetic Aperture Radar (SAR), dan COMINT & ESM Integration Capability.

Pada dasarnya urusan payload dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.

Searcher II
Searcher II (TribunJambi.com)
Searcher I
Searcher I (TribunJambi.com)

India selah satu pengguna terbesar Searcher II, dengan pembelian 100 unit.

Sebelum seri Searcher II, IAI telah merilis Searcher I pada awal dekade 90-an. Singapura sendiri disebut-sebut telah mengoperasikan Searcher family sejak 1994.

Negara lain di kawasan Asia Tenggara pengguna Searcher adalah Thailand dan Malaysia.

Meski belum terlihat penampakannya, Indonesia pada tahun 2005 – 2006 pernah disebut mengukuisisi Searcher II.

Baca: Dibajak Teroris, Pesawat Indonesia Beserta Penumpangnya Diselamatkan Kopassus yang Disorot Dunia

Baca: Kopassus Terjun dan Kaget Saat Mendarat di Gunung yang Diisukan Dihuni Oleh Suku Pemakan Manusia

Dikutip dari Republika.co.id, Bank Leumi dari Inggris dan Bank Union dari Filipina akan menjadi penyandang dana untuk kredit ekspor (KE) pesawat tanpa awak Searcher Mk II produk Israel bagi kebutuhan TNI.

Pembelian ini menggunakan KE 2005 senilai 6 juta dolar AS. Harga satu unit pesawat UAV tersebut saat itu sekitar 6 juta dolar.

Searcher II Spanyol
Searcher II Spanyol (TribunJambi.com)

Searcher II Spanyol dalam laga di Afghanistan.

Kebutuhan akan Searcher II diajukan oleh Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI sekitar Februari 2006.

UAV ini akan digunakan BAIS untuk kegiatan pengawasan seperti di Selat Malaka.

Searcher Mk II digunakan oleh banyak negara.

Bahkan sejak peristiwa WTC 9/11, Amerika Serikat mengunakannya untuk memantau keamanan dalam negeri.

Dalam operasi tempur di Afghanistan, bahkan militer Spanyol sangat mengandalkan peran Searcher II untuk mendukung pergerakan pasukan di darat.

Baca: Indonesia Vs UEA - Live Streaming 16 Besar Sepakbola Asian Games 2018, Laga Panas Lilipaly

Baca: Pengemudi Mercy Hitam Tabrak Eko Hingga Tewas di Lokasi, Kasatreskrim Bilang Ada Unsur Sengaja

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved