Mahfud MD: Apakah Gempa di NTB Itu Ujian Atau Adzab? Menurut Qur’an Bencana Itu. . .
Bencana gempa di Lombok sudah seharusnya menjadi kesedihan untuk kita semua, Bangsa Indonesia.
Penulis: rida | Editor: rida
TRIBUNJAMBI.COM- Bencana gempa di Lombok sudah seharusnya menjadi kesedihan untuk kita semua, Bangsa Indonesia.
Sayangnya, ada saja yang mengaitkan hal tersebut dengan kondisi perpolitikan di Indonesia.
Di Linimasa sosial media sering kali hal ini muncul sehingga menjadi perhatian Mahfud MD.
Dalam akun twitternya, sosok yang gagal jadi Cawapres Jokowi ini mencoba memberikan pendapatnya.
"Apakah gempa di NTB itu ujian atau adzab? Menurut Qur’an bencana itu bisa karena ujian kepada yang beriman, bisa juga sebagai adzab bagi yang durhaka," katanya.
Meski demikian, ditegaskan Mahfud bahwa hal itu tidaklah penting.
"Tidak penting untuk tahu yang di NTB itu adzab atau ujian. Yang penting cara menghadapinya sama yakni Qurban: bertaqarrub kepada Allah agar berakhir baik," tegasnya.
Ketika ditanya apakah Mahfud menyindir, dengan tegas ia mengelaknya.
"Justru sebaliknya. Statement saya ini untuk membantah mereka yang mengaitkan gempa bumi di NTB dengan langkah-langkah politik TGB," ungkapnya.
"Di medsos kan banyak suara seperti itu. Menurut saya tak ada kaitan gempa bumi dengan langkah TGB. Tapi apapun, yang penting kita berqurban: bertaqartub kepada Allah agar selesai dengan baik," lanjutnya.
Gempa Susulan Masih Terus Terjadi
Gempa kembali mengguncang Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 19 Agustus 2018, sekira pukul 22.56 Wita.
Semula, BMKG mencatat gempa tersebut berkekuatan 7,0 SR. Namun, setelah dimutakhirkan, tercatat gempa tersebut berkekuatan 6,9 SR.
Dengan memperhatikan episenter gempabumi M 6,9 (update) di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran episenter yang mengikutinya ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbawa Barat, maka gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru.
"Gempa Lombok dengan kekuatan 7 SR dimutakhirkan 6,9 SR merupakan aktivitas gempa baru. Bukan gempa susulan dan gempa tadi berbeda dengan kekuatan gempa yang terjadi pada 5 Agustus yang lalu," jelas Kepala Pusat BMKG, Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (20/8/2018) dinihari.
Dwikorita menjelaskan gempa tersebut terjadi akibat adanya aktivitas sesar di dalam bumi. Gempa itu disebutkan dapat menimbulkan kerusakan.
"Hasil analisis BMKG, sumber gempa dipicu oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik atau patahan naik," ujar dia.
Hingga pukul 01.25 Wita hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 22 aktivitas gempa susulan (aftershock), diantaranya 3 gempabumi dirasakan.
Ia menyampaikan gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi dan masyarakat di Lombok dan sekitarnya agar tetap tenang dan waspada.