'Kesaktian' Kopassus yang Mampu Buat Tentara Elit Sekelas SAS Takluk di Hutan Kalimantan

Kesaktian Kopassus yang Mampu Buat Tentara Elit Sekelas SAS Takluk di Hutan Kalimantan

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Kesaktian Kopassus yang Mampu Buat Tentara Elit Sekelas SAS Takluk di Hutan Kalimantan

Ya, pasukan elit TNI, Kopassus atau Komando Pasukan Khusus, merupakan sosok pasukan elit TNI yang sudah dikenal dunia.

Sejak didirikan 16 April 1952, tak terhitung banyaknya misi Kopassus yang jarang diketahui.

Satu di antaranya, adalah misi Kopassus di Kalimantan pada 1964, sebagaimana dikutip TribunJambi.com dari Intisari :

Antara tahun 1961-1966 meletus konfrontasi Indonesia dan Malaysia yang kemudian memicu konflik bersenjata di perbatasan baik berupa penyusupan pasukan gerilya maupun pasukan reguler.

Tindakan militer untuk menggempur Malaysia pun dikumandangkan oleh Presiden Sukarno di depan rapat raksasa di Jakarta pada 3 Mei 1964.

Presiden Sukarno lalu mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora).

Poin pertama Dwikora adalah pertinggi ketahanan revolusi Indonesia.

Baca: Masih Berlangsung! Timnas U-23 Indonesia Unggul Atas Laos U-23, ini Link Live Streaming Pertandingan

Baca: Syarif Fasha Angkat Bicara Soal Pelaksana Harian Sekwan, harus siap nongkrong 24 jam

Kedua bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia.

Komando tempur Dwikora dipercayakan kepada Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani yang menjabat sebagai Panglima Komando Siaga (KOGA).

Sementara tugas yang dibebankan kepada KOGA adalah mempersiapkan operasi militer terhadap Malaysia.

Sebagai Panglima KOGA, Omar Dhani bertanggung jawab langsung kepada Panglima Tertinggi ABRI/KOTI, Presiden Soekarno.

Tapi sebelum KOGA dibentuk aksi penyusupan yang dilancarkan oleh sukarelawan Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Operasi penyusupan yang digelar Indonesia ke wilayah perbatasan Malaysia sesungguhnya merupakan operasi yang berbahaya.

Kopassus (Tribun Batam)
Kopassus (Tribun Batam) 

Pasalnya, musuh yang dihadapi merupakan pasukan reguler terlatih dan berpengalaman di berbagai medan perang.

Militer Malaysia yang didukung Inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Selandia baru serta Australia tidak bisa dihadapi oleh pasukan gerilya yang menyamar dan menggunakan persenjataan terbatas.

Gerilyawan Indonesia yang terdiri dari para sukarelawan bahkan harus menghadapi pasukan Gurkha dan SAS Inggris yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran hutan.

Selain itu, garis perbatasan Malaysia-Indonesia yang panjangnya sekitar 1000 km juga tidak mungkin hanya diamankan oleh pasukan gerilya.

Kondisi itu mungkin tidak terpikirkan oleh Presiden Sukarno yang sedang bersemangat, setelah sukses merebut Irian Barat lewat Trikora.

Baca: Ketika Benny Moerdani Siapkan 17 Peti Mati, Namun Kopassus Malah Buat Dunia Tercengang

Baca: Kapolda Jambi Beri Bantuan Personel yang Tertimpa Musibah, saat Upacara di Lapangan Hitam

Risau

Bagi Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Achmad Yani, kondisi medan tempur di perbatasan itu sangat merisaukannya.

Meski, TNI AD sudah mengirim Batalyon II RPKAD (nama satuan Kopassus saat itu) untuk mengamankan perbatasan.

Seperti dilansir dari buku Benny Moerdani : Tragedi Seorang Loyalis, Letjen Ahmad Yani kemudian memanggil personel andalan RPKAD yang sukses memimpin perang gerilya di Irian Barat, Mayor Benny Moerdani.

Tugas yang dibebankan kepada Benny adalah segera berangkat ke Kalimantan Utara dan mengorganisasi cara menangkal aksi penyusupan pasukan Inggris.

Benny Moerdani
Benny Moerdani (Kolase Tribun Jabar)

Karena tugas Benny merupakan misi rahasia, Benny berangkat tidak menggunakan identitas prajurit Kopassus.

Benny, yang berangkat langsung dari Cijantung, juga hanya membawa tim kecil.

Tujuan operasi penyusupan tim kecil Benny adalah mengamati rute-rute penyerbuan yang nantinya bisa dipakai oleh induk pasukannya.

Kawasan yang pertama kali menjadi daerah operasi Benny dan timnya di Kalimantan Utara adalah sebuah dusun kecil yang berlokasi di seberang perbatasan Serawak-Kalimantan Barat.

Setelah sesuai dengan sasaran yang diserbu oleh RPKAD dan satuan lainnya pasukan kecil Benny terus melaksanakan tugas secara berpindah-pindah.

Baca: Seramnya Gabungan Antara Denjaka, Kopaska dan Kopassus Saat Tangani Bajak Laut Somalia

Baca: Ketika Pasukan Elite Inggris SAS, Terpukau Lihat Latihan Keras Kopassus dan Bikin Bergidik

Selama melaksanakan misi pengintaian dan penyusupan di perbatasan, Benny meskipun pada saat itu ABRI (nama TNI ketika itu) sudah secara terang-terangan membantu gerilyawan TNKU, harus melaksanakan taktik penyamaran.

Sesuai kebijakan yang diambil pimpinan TNI masa itu, Benny memperoleh identitas baru sebagai seorang sukarelawan dan memakai seragam TNKU.

Nama yang tertulis di kartu anggota TNKU tetap Moerdani, tapi dia dijadikan warga masyarakat Kalimantan Selatan, kelahiran Muarateweh, kota kecil yang berada di tepi Sungai Mahakam.

Bersama personel TNKU yang dipimpinnya, Benny kemudian mulai melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Inggris.

Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD alias Kopassus yang sudah berpengalaman tempur itu pun langsung menunjukkan kehebatan mereka.

Kopassus
Kopassus (Indo Polhukam)

Tak peduli musuh yang dihadapi merupakan pasukan khusus SAS, pasukan elit yang begitu dibanggakan Inggris.

Dalam suatu serangan penyergapan di pedalaman Kaltim yang berhutan lebat, pasukan gerilya TNKU berhasil menawan satu orang musuh, menembak mati satu orang lagi, sementara dua musuh berhasil melarikan diri.

Peristiwa tertawannya satu anggota pasukan SAS itu segera disampaikan kepada Letjen Ahmad Yani.

Karena merupakan peristiwa sangat penting, anggota SAS yang tertawan dan terluka cukup serius itu segera diperintahkan oleh Ahmad Yani untuk dikirim ke Jakarta guna kepentingan propaganda.

Baca: Kisah Soekarno Murka, Kopassus Turun dan Mengarahkan Militernya Untuk Siap Ganyang Malaysia

Baca: Jauhkan dari Ancaman Teroris, Seramnya Kopassus & Denjaka Dipengamanan Acara Asian Games 2018

Bukti adanya pasukan SAS yang tertawan jelas akan membuat pemerintah Inggris mengambil sikap terhadap kebijakan militernya di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Tapi karena kurangnya alat transportasi dan sarana kesehatan, anggota SAS yang tertawan ternyata sudah meninggal sebelum dikirim ke Jakarta.

Mayat anggota SAS itu akhirnya terpaksa dikuburkan di tengah hutan Kalimantan, dan hanya dog tag (tanda pengenal di kalung) dan persenjataannya yang dikirim ke Jakarta sebagai barang bukti. (*)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved